Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Sastra

cxcv bentuk kliping, agar tampak perkembangannya. Semua siswa aktif menilai perkembangan dirinya dan teman-teman sekelasnya. Teknik penilaian portofolio itu, baru dilaksankan di SMA Negeri 1 saja. Sekolah yang lain belum melaksanakan karena beberapa alasan, antara lain: sekolah belum memiliki sarana dan prasarana penunjangnya; guru belum memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkannya; dan dipandang terlalu merepotkan, melelahkan, serta menyita waktu guru.

2. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Sastra

Dalam penelitian ini, peran guru dalam pembelajaran sastra dilihat dari keterlibatannya dalam berbagai kegiatan pembelajaran sastra, dan kegiatan penunjang lainnya. Kegitan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1 pengembangan lingkungan agar sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk belajar; 2 pengadaan fasilitas dan pemanfaatannya sebagai sumber belajar; 3 penyelenggaraan sanggar sastra di sekolah untuk menunjang pembelajaran; 4 pemanfaatan majalah sekolah sebagai pemacu minat siswa untuk gemar membaca menulis karya; 5 pembinaan siswa agar berprestasi dan menghasilkan suatu karya; 6 pengadaan penghargaan sebagai bentuk apresiasi pada siswa yang berprestasi dalam kegiatan bersastra; 7 pembinaan komunikasi dengan orang tua wali siswa demi terpantaunya kemajuan belajar siswanya; 8 penyelenggaraan pameran sekolah untuk menampilkan koleksi karya cipta siswa; 9 penyelenggaraan kerja sama dengan lembaga lain di luar sekolah demi peningkatan kualitas pembelajaran; 10 peran serta secara aktif dalam pelatihan dan penataran demi peningkatan kompetensi cxcvi profesionalismenya; 11 pembinaan hubungan dengan komunitas profesi yang gayut dengan sastra di luar sekolah; dan 12 penyelenggaraan kegiatan sastra di sekolah. Dilihat dari beberapa aspek yang telah disebutkan itu, peran para guru di SMA Surakarta yang paling menonjol adalah guru Ww yang merupakan guru favorit di SMA Negeri 1. Guru tersebut sering dijuluki oleh rekan sejawatnya sebagai guru ” edan” , karena semangatnya yang luar biasa, berbeda dengan guru lain pada umumnya. Perbedaan yang menonjol adalah pada keteguhan, kegigihan, dan keuletannya dalam memperjuangkan idealismenya untuk mencapai pembelajaran sastra yang bermutu. Tidak mengherankan apabila guru SMA Negeri 1 itu, selalu berusaha untuk memenuhi fasilitas pembelajaran sastra yang diperlukan. Hal pertama yang dilakukan adalah memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah secara optimal. Apabila fasilitas tersebut belum tersedia, guru itu mengusahakannya dengan memohon bantuan kepada Kepala Sekolah, atau bantuan dari sponsor di luar sekolah, baik dari orang tua wali siswa, alumnus yang telah sukses, maupun dari pihak-pihak lain yang terkait dan tidak mengikat, dengan cara- cara yang dibenarkan oleh sekolah. Guru sastra favorit di SMA Negeri 1 itu menyatakan bahwa dirinya sepenuh hati mencintai profesinya sebagai guru sastra dan pantang menyerah dalam memajukan pembelajaran sastra di sekolahnya. Dengan tekad dan kesungguhan hati, dirinya merasa tidak pernah menghadapi kesulitan yang berarti dalam mengajarkan sastra, dan membina kegiatan bersastra di sekolahnya. Sebagai usaha penunjang kelancaran pembelajaran sastra, guru itu aktif menjalin kerja sama dengan para sastrawan, seniman, budayawan, dan pakar seni dari instansi lain yang gayut dengan sastra. Misalnya, dramawan Rendra, cxcvii novelis Arswendo, penyair Taufik Ismael, dan dosen sastra dari perguruan tinggi. Selain itu, guru tersebut juga aktif menggalang dukungan dari rekan sejawatnya. Sesuai dengan peran guru sastra di SMA Negeri 1, peran guru sastra di sekolah lain yang diteliti, juga relatif sama. Sedikit perbedaannya, terlihat dari latar belakang karakter guru, yang menunjukkan semangat, kesungguhan, dan totalitasnya dalam menjalankan profesinya sebagai pengajar sastra. Selain itu juga perbedaan potensi akademik siswa, latar belakang sosial ekonomi orang tua siswa kaitannya dengan kemampuannya dalam memberikan fasilitas belajar kepada siswa, serta minat siswa terhadap sastra. Berdasarkan kualitas pelaksanaan proses pembelajaran sastra yang apresiatif di SMA Negeri 1 Surakarta itu, dapat dipandang bahwa guru sastra di sekolah tersebut memiliki tekat, semangat, kesungguhan dan keteguhan hati yang lebih besar bila dibandingkan dengan guru di SMA lain yang diteliti. Selain itu, situasi sekolah dan lingkungannya juga cukup kondusif untuk penyelenggaraan pembelajaran sastra yang efektif, dan ditunjang pula oleh kemampuan akademik serta minat siswa di sekolah tersebut yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa di SMA Surakarta pada umumnya. 2. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Sastra Tujuan yang menjadi fokus pembelajaran sastra di SMA Surakarta adalah pencapaian kompetensi siswa dalam bersastra, yang meliputi kompetensi apresiasi, ekspresi, dan kreasi. Untuk mencapai ketiga kompetensi tersebut, kegiatan para siswa dalam pembelajaran sastra antara lain adalah menyelesaikan tugas-tugas dari guru untuk membaca karya sastra, mengapresiasinya dengan menganalisis untuk memahami pesan- cxcviii pesan yang terkandung di dalam karya sastra yang dibacanya. Selain itu juga berlatih untuk menciptakan karya sastra, apapun dan bagaimanapun bentuk dan kualitas hasilnya. Pada bagian ini, aktivitas siswa dilihat dari kegiatannya selama mengikuti proses pembelajaran sastra, baik teori maupun praktik. Proses pembelajarannya dilihat dari pembelajaran puisi, pembelajaran prosa dan pembelajaran drama. Adapun kegiatan siswanya, dibedakan menjadi dua, yaitu kegiatan reseptif dan kegiatan produktif. Aktivitas siswa di SMA Surakarta dalam proses pembelajaran sastra, terlihat dalam tabel 17 berikut ini. Tabel 17: Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Sastra No Aktivitas Siswa di Sekolah SMA N 1 SMA N 8 SMA Al- Islam 1 SMA Murni 1 Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sastra di sekolah Aktif Cukup aktif Aktif Kurang aktif Kegiatan siswa dalam pembelajaran puisi Kegiatan reseptif Mendengarkan ceramah tentang puisi dan apresiasinya Mendengarkan ceramah tentang puisi dan apresiasinya Mendengarkan ceramah tentang puisi dan apresiasinya Mendengarkan ceramah tentang puisi dan apresiasinya Kegiatan produktif Menciptakan puisi dengan tema bebas Menciptakan puisi dengan tema bebas Menciptakan puisi dengan tema bebas - Membaca puisi dengan vokal yang jelas di depan kelas Membaca puisi dengan vokal yang jelas di depan kelas Membaca puisi dengan vokal yang jelas di depan kelas Membaca puisi dengan vokal yang jelas di depan kelas Membaca puisi dengan mimik dan ekspresi yang tepat di depan kelas. Membaca puisi dengan mimik dan ekspresi yang tepat di depan kelas. Membaca puisi dengan mimik dan ekspresi yang tepat di depan kelas. Membaca puisi dengan mimik dan ekspresi yang tepat di depan kelas. 2 Menjelaskan maksud puisi yang diciptakan dan dibacanya Menjelaskan maksud puisi yang diciptakan dan dibacanya Menjelaskan maksud puisi yang diciptakan dan dibacanya - cxcix Mengapresiasi puisi karya penyair-penyair terkenal Mengapresiasi puisi karya penyair-penyair terkenal - Membuat kliping puisi dari media massa - - - Kegiatan siswa dalam pembelajaran fiksi novel Kegiatan reseptif Membaca novel yang digemari Membaca novel yang digemari Membaca novel yang digemari Membaca novel yang digemari Mencari amanat dan hikmah dari cerita dalam novel yang dibaca Mencari amanat dan hikmah dari cerita dalam novel yang dibaca Mencari amanat dan hikmah dari cerita dalam novel yang dibaca Mencari amanat dan hikmah dari cerita dalam novel yang dibaca Memberikan penilaian terhadap novel yang dibaca Memberikan penilaian terhadap novel yang dibaca Memberikan penilaian terhadap novel yang dibaca Memberikan penilaian terhadap novel yang dibaca Menunjukkan keindahan, kelebihan dan kekurangan novel yang dibaca Menunjukkan keindahan, kelebihan dan kekurangan dari novel yang dibaca Menunjukkan keindahan, kelebihan dan kekurangan dari novel yang dibaca Menunjukkan keindahan, kelebihan dan kekurangan dari novel yang dibaca Kegiatan produktif Membuat sinopsis cerita novel Membuat sinopsis cerita novel Membuat sinopsis cerita novel Membuat sinopsis cerita novel Membaca Sinopsis cerita novel di depan kelas Membaca Sinopsis cerita novel di depan kelas Membaca Sinopsis cerita novel di depan kelas - Membuat resensi novel yang dibaca - Membuat resensi novel yang dibaca - Mengirimkan resensi yang dibuat ke majalah sekolah, atau ke majalah sastra Horison. Mengirimkan resensi yang dibuat ke majalah sekolah, atau ke majalah sastra Horison. Mengirimkan resensi yang dibuat ke majalah sekolah, atau ke majalah sastra Horison. - 3 Mengumpulkan dan mengkliping karya siswa dalam mengerjakan tugas - - - Kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran fiksi cerpen Kegiatan reseptif Membaca cerpen yang dipilih Membaca cerpen yang dipilih Membaca cerpen yang dipiliha Membaca cerpen dalam buku teks 4 Mendengarkan teman lain membaca cerpen Mendengarkan teman lain membaca cerpen Mendengarkan teman lain membaca cerpen Mendengarkan teman lain membaca cerpen cc di depan kelas di depan kelas di depan kelas di depan kelas Menganalisis unsur-unsur pembangun cerpen Menganalisis unsur-unsur pembangun cerpen Menganalisis unsur-unsur pembangun cerpen Menganalisis unsur-unsur pembangun cerpen Mencari nilai- nilai luhur dalam cerpen Mencari nilai- nilai luhur dalam cerpen Mencari nilai- nilai luhur dalam cerpen Mencari nilai- nilai luhur dalam cerpen Mencari amanat dan hikmah dari cerita Mencari amanat dan hikmah dari cerita Mencari amanat dan hikmah dari cerita Mencari amanat dan hikmah dari cerita Menunjukkan keindahan, kelebihan dan kekurangan dari cerpen yang dibaca Menunjukkan keindahan, kelebihan dan kekurangan dari cerpen yang dibaca Menunjukkan keindahan, kelebihan dan kekurangan dari cerpen yang dibaca Menunjukkan keindahan, kelebihan dan kekurangan dari cerpen yang dibaca Memberikan penilaian terhadap cerpen yang dibaca - Memberikan penilaian terhadap cerpen yang dibaca - Kegiatan produktif Menceritakan kembali cerpen yang dibaca Menceritakan kembali cerpen yang dibaca Menceritakan kembali cerpen yang dibaca Menceritakan kembali cerpen yang dibaca Memberikan komentar terhadap cerpen yang dibaca Memberikan komentar terhadap cerpen yang dibaca Memberikan komentar terhadap cerpen yang dibaca - Memberikan tanggapan terhadap komentar teman - Memberikan tanggapan terhadap komentar teman - Mendiskusikan tentang gaya pengungkapan penulis dalam cerpen - Mendiskusikan tentang gaya pengungkapan penulis dalam cerpen - Membuat kliping cerpen - - - Kegiatan siswa dalam pembelajaran drama Kegiatan reseptif Menonton pentas teater di sekolah - - - Menonton film bioskop - - - Menonton sinetron tayangan televisi Menonton sinetron tayangan televisi Menonton sinetron tayangan televisi Menonton sinetron tayangan televisi Membaca naskah lokon drama Membaca naskah lokon drama Membaca naskah lokon drama Membaca naskah lokon drama 5 Kegiatan produktif Membentuk tim untuk kelompok Membentuk tim untuk kelompok Membentuk tim untuk kelompok Membentuk tim untuk kelompok cci drama drama drama drama Membuat naskah drama satu babak bersama timnya Membuat naskah drama satu babak bersama timnya Membuat naskah drama satu babak bersama timnya Membuat naskah drama satu babak bersama timnya Latihan memerankan karakter tokoh sesuai drama yang dibuat timnya Latihan memerankan karakter tokoh sesuai drama yang dibuat timnya Latihan memerankan karakter tokoh sesuai drama yang dibuat timnya Latihan memerankan karakter tokoh sesuai drama yang dibuat timnya Persiapan pementasan drama bersama kelompoknya Persiapan pementasan drama bersama kelompoknya Persiapan pementasan drama bersama kelompoknya Persiapan pementasan drama bersama kelompoknya Pementasan drama di aula sekolah Pementasan drama di kelas perwakilan Pementasan drama di kelas perwakilan Pementasan drama di kelas perwakilan Memberikan komentar terhadap penampilan drama kelompok lain Memberikan komentar terhadap penampilan drama kelompok lain Memberikan komentar terhadap penampilan drama kelompok lain Memberikan komentar terhadap penampilan drama kelompok lain Menanggapi komentar dari kelompok lain - Menanggapi komentar dari kelompok lain - Membuat resensi drama yang dipentaskan ditonton. Membuat resensi drama yang ditonton dalam tayangan TV. Membuat resensi drama yang ditonton dalam film, dan sinetron Membuat resensi drama yang ditonton dalam tayangan TV Latihan teater - - - Membuat kliping naskah drama karya siswa seluruh kelas - - - Sumber: CL: N0. P OBS SMA N1 GR 026-036; CL: N0. P OBS SMA N8 GR 027-036; CL: N0. P OBS SMA Al-Islam1 GR 021-024; CL: N0. P OBS SMA Murni GR 021-024. Pada umummya, dalam pembelajaran puisi, siswa terlibat dalam serangkaian tugas yang dimulai dengan membaca puisi secara intensif dalam hati, dilanjutkan dengan membaca bersuara di depan kelas, dengan ekspresi, intonasi, jeda, tempo, nada, dan irama yang tepat. Kegitan selanjutnya adalah diskusi kelompok. Sebagai puncak dari kegiatan pembelajaran puisi, siswa diberi tugas untuk menciptakan puisi secara individu. Dalam hal ini yang dipentingkan adalah latihan dalam mengekspresikan diri untuk melahirkan sebuah karya. ccii Dalam pembelajaran prosa, aktivitas siswa bersama-sama dengan kelompoknya adalah memilih materi teks sastra yang akan dibaca dan dipelajarinya. Untuk keperluan itu, siswa diperkenankan mengajukan beberapa judul novel yang diminati untuk dibaca, kemudian guru melakukan seleksi dan merekomendasikan novel pilihan siswa yang boleh dibaca dan diapresiasi. Aktivitas siswa dalam pembelajaran prosa dimualai dengan membaca karya sastra dan mengapresiasinya melalui diskusi kelompok. Sebagai puncak kegiatan siswa adalah menulis hasil apresiasi, untuk melatih kompetensi kreasi atau produktif. Dalam kegitan apresiasi salah satu aktivitas siswa adalah membuat resensi. Resensi yang dibuat siswa kenudian diseleksi oleh guru untuk dikimkan ke majalah sekolah atau media massa lainnya. Langkah guru dalam melatih siswa untuk menulis itu dimaksudkan sebagai latihan agar siswa memiliki keterampilan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara kritis. Dalam pembelajaran drama, aktivitas siswa dimulai dengan berlatih dalam menyusun naskah lakon sekaligus mementaskannya. Pada kegiatan pementasan itu, siswa berlatih dalam berperan sebagai sutradara maupun sebagai pemain, dan sekaligus sebagai penonton atau apresiator. Setelah pementasan selesai, dilakukan diskusi untuk mengevaluasi hasil kerja siswa bersama kelompoknya masing-masing. Dalam diskusi tersebut guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kritik, saran, dan komentar terhadap penampilan kelompok lainnya, agar masing-masing mampu memahami kekurangan sekaligus kelebihannya, dan dapat memperbaiki pada waktu yang lebih kemudian. Selain itu agar siswa mampu mengungkapkan pendapatnya secara kritis, dalam suasana yang demokratis. cciii Fenomena khusus yang terjadi di SMA Negeri 8, adalah penyelenggaraan pembelajaran sastra pada jam pertama yang diwarnai dengan ketidakdisiplinan siswa untuk hadir tepat waktu. Menurut guru di sekolah itu, sebenarnya Kepala Sekolah telah mengambil kebijakan untuk mengubah jam pertama pelajaran mundur lima belas menit dari waktu yang diberlakukan sebelumnya. Kebijakan itu dimaksudkan agar tidak lagi ada siswa yang terlambat datang. Pada kenyataannya, para siswa di sekolah itu masih tetap saja banyak yang datang terlambat. Menghadapi kenyataan tentang banyaknya siswa yang datang terlambat ke sekolah pada jam pertama pelajaran, para guru tampak kecewa, tetapi tidak mampu berbuat untuk mengatasi masalah tersebut. Para guru tetap sabar dalam menerima siswa yang terlambat datang, dan tidak memberikan reaksi yang keras terhadap pelanggaran tata tertib sekolah itu. Para guru memakluminya, karena memang lokasi sekolah yang berada di pinggiran kota itu, telah menyulitkan para siswa untuk menjangkau melalui kendaraan umum. Sementara para siswa di sekolah tersebut sebagian besar datang dari keluarga kurang mampu. Akibatnya keterlambatan siswa hadir di sekolah menjadi sulit dihindarkan, dan akhirnya membudaya. Pelanggaran peraturan tata tertib sekolah tampaknya bukanlah masalah besar yang dirisaukan oleh para siswa di sekolah tersebut. Buktinya, berbagai antisipasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah maupun guru, baik guru piket harian maupun guru yang mengajar pada jam pertama pelajaran tidak pernah membuat para siswa yang biasa terlambat menjadi jera.

D. Product