cxxi berkaitan dengan permasalahan penelitian Sutopo, 2002: 52. Adapun yang
dimaksudkan tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah sekolah, tempat berlangsungnya proses pembelajaran sastra yang diteliti.
D. Teknik Sampling Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling,
dalam hal ini yang disampling adalah sumber datanya, yaitu kegiatan pembelajaran sastra yang diselenggarakan di lokasi penelitian, dan guru dan siswa yang
terlibat dalam kegitan pembelajaran tersebut dalam posisinya sebagai informant. Sampling
dilakukan bukan untuk keperluan generalisasi statistik atau mewakili populasinya, tetapi untuk mewakili informasinya. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini termasuk dalam sampling bertujuan purposive sampling. Menurut Moleong 1990: 165, purposive sampling dilakukan dengan tujuan untuk menjaring data
sebanyak mungkin dari berbagai macam sumber, dan tidak memusatkan pada perbedaan yang akan dikembangkan dalam generalisasi, tetapi pada kekhususan yang ada dalam
konteks yang unik, dan menggali informasi yang menjadi dasar dari rancangan dan dari teori yang muncul.
Purposive sampling disebut juga internal sampling, karena sampel diambil
bukan untuk kepentingan generalisasi, tetapi untuk memilih informant sesuai kebutuhan dan kemantapan dalam memperoleh data Patton dalam Sutopo, 2002: 56. Purposive
sampling ini sesuai dengan karakter sampling penelitian kualitatif yang mengarah pada
generalisasi teori. Menurut Moleong 1990: 165-6, ciri-ciri dari teknik Purposive sampling
adalah: 1 sampel tidak dapat ditentukan terlebih dahulu; 2 tujuan
cxxii pengambilan sampel untuk mendapatkan variasi data sebanyak-banyaknya; 3 sampel
dipilih atas dasar fokus penelitiannya; dan 4 jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi yang diperlukan.
Dalam pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling ini, sampel diambil berdasarakan kebutuhan untuk mewakili informasinya, karena itu apabila tidak
ada lagi informasi penting yang dapat dijaring, penarikan sampel penelitian diakhiri. Kuncinya adalah, bila sudah ditemukan pengulangan-pengulangan informasi yang
diperoleh dalam pengumpulan data di lapangan, maka penarikan sampel diakhiri atau dihentikan.
Data tentang pembelajaran sastra diperoleh melalui sumber data pelaksanaan pembelajaran sastra di sekolah yang terjadi secara rutin di setiap harinya. Namun tidak
semua pelaksanaan pembelajaran sastra yang diselenggarakan sehari-hari di sekolah yang diteliti diamati.
Pelaksanaan pembelajaran sastra yang dipilih sebagai sumber data penelitian yang diobservasi diusahakan mewakili genre sastra yang ada, yaitu puisi, prosa, dan drama.
Karena itu, pelaksanaan pembelajaran sastra yang diamati meliputi pembelajaran puisi, pembelajaran prosa, dan pembelajaran drama. Hal itu dimaksudkan agar peneliti
berkesempatan untuk mengumpulkan informasi dan data yang sebanyak-banyaknya, sehingga dapat diperoleh data yang lebih bervariasi, beragam, lengkap dan menyeluruh, .
Selain pelaksanaan pembelajaran sastra di sekolah, guru dan siswa sebagai narasumber informant penelitian yang terlibat dalam proses pembelajaran sastra di
sekolah yang diteliti juga disampling. Dalam hal ini, dipilih narasumber informant yang dianggap paling mengetahui informasi dan permasalahan dalam penelitian secara
cxxiii mendalam. Di samping itu juga dipertimbangkan mengenai dapat tidaknya narasumber
tersebut untuk dipercaya sebagai sumber data yang mantap. Sebab kelengkapan dan kedalaman informasi yang diperoleh dalam penelitian tidak ditentukan oleh jumlah
sumber datanya. Informant yang sedikit jumlahnya, mungkin saja dapat menjelaskan informasi yang lebih benar dan lebih lengkap daripada informant yang lebih banyak,
namun kurang memahami permasalahan yang sebenarnya Sutopo, 2002: 55.
E. Teknik Pengumpulan Data