Cara Pencatatan Data Teknik Pengumpulan Data

cxxvi

d. Pengamatan atau Observasi Berperan Participant Observation

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menggali data dari sumber yang berupa tempat, aktivitas, benda atau rekaman gambar. Observasi terhadap berlangsungnya proses pembelajaran sastra di sekolah dilakukan dengan teknik berperan pasif dengan cara formal maupun nonformal. Menurut Moleong 1990: 125-126, melalui teknik observasi berperan pasif dapat dilihat dan dapat dites kebenaran terjadinya suatu peristiwa atau aktivitas. Sebab teknik observasi memungkinkan peneliti untuk mengamati dan mencatat perilaku dan peristiwa sebagaimana adanya, sehingga dapat mengecek bias. Melalui teknik tersebut, peneliti juga mampu memahami situasi yang rumit dan perilaku manusia yang kompleks. Demi menjaga reliabilitas penelitian, observasi dilakukan berulang-ulang, baik secara formal maupun informal. Dalam observasi, peneliti mendatangi lokasi penelitian, namun sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif, meskipun peneliti hadir dalam konteksnya Sutopo, 2002: 66. Tujuan observasi berperan pasif dalam penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data mengenai pelaksanaan proses pembelajaran sastra yang apresiatif di sekolah, yang melibatkan aktivitas siswa dan guru di dalamnya.

2. Cara Pencatatan Data

Setiap selesai penggalian data di lapangan, data yang diperoleh segera dideskripsikan dalam bentuk catatan lapangan fieldnote. Menurut Bogdan Biklen 1982: 4, catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, cxxvii dialami, dan dipikirkan peneliti dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan fieldnote berisi kumpulan data mentah yang selanjutnya direduksi dan dianalisis. Secara lengkap, catatan lapangan fieldnote disusun berdasarkan bentuk kegiatannya, yang memuat tiga bagian, yaitu: 1 identitas; 2 deskripsi data, dan 2 refleksi. Deskripsi dalam catatan lapangan disusun dengan pendekatan fenomenologis, yaitu cara berpikir yang memungkinkan seseorang untuk membuat pengertian akan berbagai hal yang dialaminya. Deskripsi tersebut merupakan usaha dengan keterbukaan pikiran untuk merumuskan objek yang diteliti, melalui penelusuran pada objek untuk menemukan dan menafsir berbagai hubungan di antaranya tanpa memisahkan dari struktur utama dalam konteksnya Sutopo, 2002: 4. Deskripsi dibuat berdasarkan pengamatan yang bersifat global, yang bukan sekedar pengamatan verbal mengenai apa yang terlihat dan terdengar, tetapi merupakan tanggapan perasaan dan renungan peneliti, terhadap peristiwa yang terjadi pada saat observasi, dengan tafsir dalam berbagai makna kontekstualnya. Adapun refleksi adalah catatan yang berisi pemikiran peneliti yang bersifat subjektif, dan tekanannya pada spekulasi, perasaan, kesan, prasangka peneliti, dan masalah yang muncul dalam pemikiran. Refleksi peneliti inilah yang dapat memandu langkah penelitian pada kegiatan yang lebih kemudian, karena dalam refleksi disusun suatu rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan penelitian. Refleksi atau tanggapan pengamat berisi tentang: 1 refleksi metode, yaitu arahan tentang metode yang akan dilakukan kemudian; 2 klarifikasi, yaitu penjelasan pada cxxviii sesuatu yang meragukan dalam penelitian Moleong, 1990: 156-159; dan 3 refleksi teori, yaitu usaha untuk meluruskan kembali apabila ada gagasan peneliti yang mempengaruhi tanggapan, atau asumsi yang diajukan Sutopo, 2002: 76. Termasuk dalam refleksi teori adalah refleksi etis dan konflik, yaitu refleksi tentang perlu tidaknya perlindungan informant akibat informasi yang diberikan, dan konflik yang dihadapi dalam penelitian serta kemungkinan bentuk penyajian laporan yang dipandang tepat dan aman.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data