Hubungan Tingkat Kebisingan Sekolah Dasar dengan Tingkat Konsentrasi Belajar

semakin rendah tingkat kebisingan ruang kelas, maka akan semakin tinggi konsentrasi belajar siswa Halil dkk, 2015.Lingkungan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan aktivitasnya. Lingkungan yang tidak nyaman dapat mengakibatkan menurunnya efektivitas suatu kegiatan, baik prosesnya, maupun hasilnya. Begitu juga dengan proses pendidikan, lingkungan sangat mempengaruhi kualitas dari pendidikan. Lingkungan yang tidak nyaman juga akan menganggu proses belajar mengajar salah satunya adalah menurunkan tingkat konsentrasi belajar siswa Wafioh, 2013. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan kelas pada pagi yang memenuhi syarat nilai ambang batas NAB yaitu 55 dB mempunyai sebagian besar siswa dengan konsentrasi belajar yang baik atau nilai interference score 13 Sedangkan tingkat kebisingan kelas pada siang hari yang tidak memenuhi syarat nilai ambang batas NAB yaitu 55 dB sebagian besar mempunyai tingkat konsentrasi belajar yang buruk atau nilai interference score 13.

5.2 Analisa Bivariat

5.2.1 Hubungan Tingkat Kebisingan Sekolah Dasar dengan Tingkat Konsentrasi Belajar

Hasil penelitian berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa hasil uji korelasi Perason pada tingkat kebisingan dan konsentrasi belajar responden di pagi hari didapat nilai p nya adalah 0,019 dimana nilai p0,05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara tingkat kebisingan jalan raya di sekolah dasar dengan tingkat konsentrasi belajar pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2015. Sebelumnya data berdistribusi normal sehingga memakai Universitas Sumatera Utara Uji Parametrik yaitu korelasi Perason untuk pagi hari dan untuk siang hari data tidak berdistribusi normal sehingga memakai Uji Nonparametrik yaitu Spearman. Dan nilai r nya adalah 0,691 dimana menunjukkan bahwa korelasinya positif dan kekuatannya kuat yang berarti semakin rendah tingkat kebisingan jalan raya di sekolah dasar maka akan semakin baik tingkat konsentrasi belajar siswa. Hasil penelitian pada siang hari juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat kebisingan jalan raya di sekolah dasar dengan tingkat konsentrasi belajar pada siswa sekolah dasar pada siang hari di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016 yaitu dimanai nilai p nya adalah 0,047 atau nilai p 0,05. Dan nilainya r nya positif bahwa korelasi positif dengan kekuatan yang kuat yang berarti menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kebisingan jalan raya di sekolah dasar maka akan semakin buruk tingkat konsentrasi belajar siswa pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Medan Marelan. Menurut Maknun 2008, bahwa ada dua syarat agar murid dapat mendengarkan pelajaran dengan baik. Pertama, lingkungan yang tidak bising dan yang kedua adalah waktu dengung yang rendah. Waktu dengung adalah ukuran yang menunjukkan seberapa cepat suara akan menghilang. Berdasarkan pendapat Hidayati 2007, apabila kebisingan terpapar pada seseorang yang sedang belajar, maka kebisingan yang sangat rendah sekalipun dianggap mengganggu, sumber kebisingan yang berdampak pada seseorang yang belajar bukan hanya bersumber dari dalam ruangan saja akan tetapi juga sekeliling dan luar ruangan belajar tersebut. Belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal saja akan tetapi juga faktor eksternal, yaitu kondisi lingkungan sekitar Universitas Sumatera Utara belajarnya yaitu dalam belajar dibutuhkna ruangan yang nyaman dan tenang untuk berkonsentrasi penuh selain membutuhkan konsentrasi yang tinggi sehingga apabila ruangan belajar atau kelas dengan tingkat kebisingan di atas nilai ambang batas maka hal ini dapat menganggu proses belajar mengajar. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 718 Tahun 1987 Tentang Kebisingan menyebutkan bahwa baku tingkat kebisingan untuk sekolah atau sejenisnya adalah sebesar 55 dB dan tidak boleh melebihi 55 dB karena pada proses belajar dibutuhkan konsentrasi yang baik pada siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru agar dapat dipahami apa yang telah dipelajari untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Hal ini juga diungkapkan dalam beberapa penelitian diantaranya adalah bahwa semakin tinggi tingkat bising di ruang kelas, maka semakin rendah konsentrasi belajar siswa pada kelas tersebut dan sebaliknya semakin rendah tingkat kebisingan ruang kelas, maka akan semakin tinggi konsentrasi belajar siswa Halil dkk, 2015. Tingkat kebisingan yang melebihi nilai ambang batas pada tempat pendidikan dapat mempengaruhi kesehatan manusia baik secara fisiologis maupun psikologis yaitu pada kondisi tingkat kebisngan 55-65 dB dapat menyebabkan gangguan kenyamanan yaitu siswa tidak dapat dengan mudah belajar dengan konsentrasi yang baik , gangguan komunikasi dimana komunikasi antara guru dan siswa terganngu sehingga guru harus mengeluarkan suara yang lebih kuat dan menimbulka rasa kesal yaitu dimana guru lebih sering cepat marah ketika siswa tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar pada pagi hari adalah konsentrasi baik dimana nilai interference score yang didapat 13 dan tingkat kebisingan pada pagi hari rata-rata diatas NAB dan tidak memenuhi syarat yaitu 55 dB. Namun hal ini didukung oleh faktor lain yaitu rata-rata responden mempunyai kebiasaan sarapan pagi sebelum sekolah dan keadaan tubuh yang masih segar dan semnagat untuk menerima pelajaran di pagi hari. Sedangkan pada siag hari, konsentrasi belajar didapat nilai interference score nya 13 yang artinya bahwa konsentrasi belajar tersebut buruk dan rata-rata tingkat kebisingan di tiga sekolah tersebut sudah tidak memenuhi syarat yaitu 55 dB. Dan didukung oleh beberapa faktor lagi dimana kondisi responden yang sudah mulai lelah, jenuh, dan suasana kelas yang mulai tidak nyaman, dan waktu sudah menunjukkan untuk makan siang. Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu adanya kegiatan pada saat jam istirahat di siang hari yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mendengarkan musik yang membuat semangat siswa muncul kembali. Dan hal ini juga dilakukan pada salah satu sekolah yang menjadi penelitian yaitu SDN.067248 Medan, dimana pada saat jam istirahat diidupkan musik yang bertemakan pendidikan dengan irama yang kencang untuk merefleksikan kerja otak dan menimbulkan kembali semangat belajar pada siswa. Universitas Sumatera Utara 100

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Karakteristik responden menunjukkan yaitu berdasarkan jenis kelamin bahwa lebih banyak responden yang berjenis kelamin perempuan daripada laki-laki yaitu 56,2. Berdasarkan kebiasaan sarapan pagi yaitu sebagian besar responden mempunyai kebiasaan sarapan pagi sebelum pergi ke sekolah yaitu 71,9. Berdasarkan peringkat kelas didapat lebih banyak responden yang mempunyai rangking 10 yaitu 39,6. Dan terdapat 63,5 yang berasal dari kelas VI dan 36,5 yang berasal dari kelas V. 2. Tingkat kebisingan pada pagi hari 08.00-10.00 WIB dari ketiga sekolah dasar negeri di Kecamatan Medan Marelan terdapat lima kelas yang tingkat kebisingannya tidak memenuhi syarat yaitu 55 dB adalah kelas VI-A pada SDN. 067248, kelas VI-A dan V-A SDN. 064006 dan kelas VI- B dan V-A di SDN. 064007. 3. Tingkat kebisingan pada siang hari 11.00-12.00 WIB delapan kelas yang mempunyai tingkat kebisinga tidak memenuhi syarat yaitu 55 dB adalah kelas VI-A dan V-A pada SDN. 067248, kelas VI-A, VI-B dan V-A pada SDN. 064006 dan kelas VI-B, V-A dan V-B pada SDN. 067248. 4. Konsentrasi belajar siswa pada pagi hari terdapat tiga kelas yang mempunyai nilai interference score 13 atau konsentrasi buruk yaitu kelas VI-A pada SDN.067248 dan kelas VI-B dan V-A pada SDN.064007 sedangkan pada siang hari terdapat delapan kelas yang mempunyai nilai Universitas Sumatera Utara