Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan jalan raya di sekolah dasar di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016 pada pagi hari dan siang
hari rata-rata tingkat kebisingan yang dihasilkan yaitu berada di atas NAB dan tidak memenuhi syarat sebagai tingkat kebisingan untuk pendidikan yaitu 55 dB
dan terjadi peningkatan pada siang hari. Hal ini karena dipengaruhi banyak faktor diantaranya jarak kelas ke jalan raya, sekat atau pembatas dinding kelas dengan
kelas lainnya masih ada yang belum permanen sehingga suara dari kelas sebelah kedengaran ke kelas lainnya, suara percakapan antar siswa, dan suara yang berasal
dari luar ruangan kelas.
5.1.2 Gambaran Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan di tiga sekolah dasar negeri yang berada di Kecamatan Medan Marelan dimana pada kelas yang jaraknya dekat
dengan jalan raya bahwa hasil pengukuran tingkat konsentrasi belajar siswa pada pagi hari yaitu ada tiga kelas dari sebelas kelas yang terdapat di ketiga selolah
dasar negeri yang mempunyai nilai interference score 13 atau konsentrasi buruk yaitu kelas VI-A pada SDN.067248 dan kelas VI-B dan V-A pada SDN.064007
sedangkan pada siang hari terdapat delapan kelas yang mempunyai nilai interference score 13 atau konsentrasi buruk yaitu pada kelas VI-A dan V-A di
SDN.067248, kelas VI-A dan VI-B di SDN. 064006 dan kelas VI-B, V-A serta V- B pada SDN. 064007. Dan untuk rata-rata konsentrasi pada masing-masing siswa
yaitu sebagian besar responden lebih konsentrasi belajar pada pagi hari dibandingkan pada siang hari dimana lebih banyak jumlah responden yang
mempunyai skor baik 13 pada pagi hari dibandingkan pada siang hari. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
juga didukung dengan rata-rata nilai interference score atau tingkat konsentrasi belajar yaitu terjadi peningkatan nilai interference score atau tingkat konsentrasi
menjadi buruk pada siang hari yaitu 15,01 dibandingkan pagi hari yaitu 12,79 konsentrasi baik.
Keadaan lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap konsentrasi belajar siswa tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kondisi siswa yang masih fresh dan bugar
belum ada terlalu lama terpapar kebisingan pada pagi hari dibadingkan siang hari dimana siswa mulai menunjukkan rasa bosan atau kejenuhan pada saat belajar
serta waktu yang sudah menunjukkan jam makan siang. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat konsentrasi belajar siswa dengan kebiasaan sarapan menunjukkan
bahwa pada pagi hari sebagian besar siswa mempunyai konsentrasi baik nilai interference score
13 pada siswa yang sarapan pagi yaitu 73,4 dibandingkan dengan siang hari yang mengalami penurunan dimana siswa yang mempunyai
nilai interference score 13 konsentrasi baik yaitu 69,6.
Hal ini juga sesuai dengan Istianah 2008 yang dikutip dari Almatsier 2005 bahwa sarapan banyak sekali mengandung manfaat, diantaranya adalah
untuk memelihara ketahanan tubuh, agar dapat bekerja atau belajar dengan baik, membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan dalam penyerapan
pelajaran, serta membantu mencukupi zat gizi. Disamping itu pengukuran tes konsentrasi dilakukan di pagi hari saat jam pelajaran baru dimulai dengan keadaan
seperti ini sehingga terjadinya konsentrasi yang baik pada siswa tersebut dibandingkan denga siang hari dimana tes dilakukan les pelajaran terakhir.
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan aktivitasnya. Lingkungan yang tidak nyaman dapat mengakibatkan menurunnya
efektivitas suatu kegiatan, baik prosesnya, maupun hasilnya. Begitu juga dengan proses pendidikan, lingkungan sangat mempengaruhi kualitas dari pendidikan.
Lingkungan yang tidak nyaman juga akan menganggu proses belajar mengajar salah satunya adalah menurunkan tingkat konsentrasi belajar siswa Wafioh,
2013. Seorang anak dapat berkonsentrasi ataupun tidak, tergantung pada faktor
internal dan eksternal. Faktor internal dapat berupa ketidaksiapan anak menerima pelajaran, adanya cacat fisik maupun fisologis dan masalah lain yang timbul dari
diri anak itu sendiri. Sedangkan faktor ekternal dapat berupa kebisingan, pencahayaan, temperatur ruangan, ataupun masalah lain yang timbul dari
lingkungan sekitar anak itu Susanto, 2006. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat konsentrasi belajar siswa pada
responden pada sekolah dasar di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016 pada pagi hari yaitu sebagian besar siswa mempunyai nilai interference score
13 konsentrasi baik namun pada siang hari terjadi peningkatan nilai interference
score dimana jumlah siswa yang mempunyai nilai interference score 13
konsentrasi baik mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan kondisi siswa pada pagi yang masih fresh, belum terlalu lama terpapar bising dan yang lebih penting
yaitu responden lebih banyak yang sarapan pagi sehingga masih mempunyai banyak energi untuk berpikir dalam menerima pelajaran di pagi hari dibandingkan
dengan siang hari dimana siswa merasa jenuh dan kelalahan karena waktu yang
Universitas Sumatera Utara
sudah menunjukkan jam makan siang dan juga belajar karena tingkat kebisingan pada siang hari yang juga diatas NAB dan tidak memenuhi syarat yaitu 55 dB .
5.1.4 Gambaran Tingkat Kebisingan di dalam kelas Dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa