Pengendalian Kebisingan Kebisingan .1 Definisi Kebisingan

3. Perubahan pola perilaku, seperti peningkatan agresivitas, penurunan perilaku menolong masalah dengan hubungan personal, dan gangguan komunikasi. 4. Perubahan fisiologi pada tubuh, seperti hipertensi, penyakit jantung iskemik, gangguan peredaran darahjantung, gangguan pencernaan, gangguan tidur, perubahan dalam sistem imun, sakit kepala. Dalam dunia pendidikan, kebisingan juga memberikan dampak diantaranya yaitu pembangunan sekolah yang berada di pinggir atau dekat dengan jalan raya juga dapat memberikan dampak terhadap proses belajar-mengajar di sekolah. Dimana tingkat kebisingan pada sekolah berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan bahwa tidak boleh melebihi dari 55 dB karena hal tersebut dapat mempengaruhi proses belajar. Salah satu hal yang menjadi dampak tersebut tingkat konsentrasi belajar siswa dimana pada proses belajar dibutuhkan konsentrasi yang baik pada siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru agar dapat dipahami apa yang telah dipelajari untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

2.1.7 Pengendalian Kebisingan

Menurut Mulia 2005, pengendalian kebisingan pada sumbernya dapat melalui pemberlakuan peraturan yang melarang sumber bising misalnya mesin pabrik mengeluarkan bunyi dengan tingkat kebisingan yang tinggi. Penempatan penghalang barrier pada jalan transmisi dapat dilakukan dengan membuat penghalag barrier pada jalan transmisi diantara sumber bising dengan masyarakat yang terpapar. Sebagai contoh, penanaman pohon bambu disekitar Universitas Sumatera Utara kawasan industri dapat mereduksi bising yang diterima masyarakat. Ataupun proteksi kebisingan pada masyarakat yang terpapar dapat dilakukan dengan penggunaan sumbat telinga pada masyarakat yang berada dekat kawasan industri yang menghasilkan kebisingan. Berdasarkan pendapat Chandra 2007, bahwa kebisingan dapat dikendalikan dengan berbagai cara, antara lain : 1. Pengurangan sumber bising Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan peredam suara pada sumber kebisingan, melakukan modifikasi mesin atau bangunan, dan mengganti mesin dan menyusun perencanaan bangunan baru. 2. Penempatan penghalang pada jalan transmisi suara Isolasi antara ruangan kerja dengan ruangan mesin merupakan upaya yang cepat dan baik untuk mengurangi kebisingan. Agar efektif, harus disusun rencana yang sebaik mungkin dan bahan yang dapat menyerap suara agar tidak menimbulkan getaran yang kuat. 3. Perlindungan dengan sumbat atau tutup telinga Tutup telinga biasanya lebih efektif dari penyumbat telinga. Alat seperti ini harus diseleksi agar terpilih yang paling tepat. Alat semacam ini dapat mengurangi intensitas kebisingan sampai sekitar 20-25 dB. Selain itu, sebagai akibat penggunaan alat tersebut, upaya perbaikan komunikasi harus dilakukan. Masalah utama pemakaian alat perlindungan pendengaran adalah kedisiplinan pekerja di dalam Universitas Sumatera Utara menggunakannya. Masalah ini dapat diatasi dengan menyelenggarakan pendidikan pekerja tentang kegunaan alat itu. Menurut Satwiko 2004 yang dikutip dari skripsi Damayanti 2015 Strategi Umum Penanganan Kebisingan : 1. Langkah awal selalu menangani kebisingan pada sumbernya dengan cara mengatur sedemikian rupa agar sumber bunyi mengeluarkan intensitas bunyi minimal. Bila memungkinkan, bungkamlah sumber kebisingan dengan cara memberikan penutup yang melingkupi sumber tadi dari bahan yang memiliki hambatan suara tinggi. 2. Bila tidak memungkinkan menangani sumber kebisingan langsung, maka tangani media rambat bunyi. Getaran mesin dapat merambat melalui lantai yang akan menjadi kebisingan diruang lain. Pemakaian pegas atau peredam getaran langsung pada mesin akan memotong rambatan bunyi. Permukaan-permukaan yang tidak memantulkan bunyi akan sangat membantu mengurangi kebisingan. 3. Jika kedua hal diatas tidak memnugkinkan, maka terpaksa penanganan kebisingan dilakukan pada penerima bunyi. Perlindungan telinga ear protector sangat dibutuhkan untuk melindungi telinga dari ketulian akibat kebisngan yang berat.

2.2 Konsentrasi Belajar