Hubungan Tingkat Kebisingan dengan Tingkat Konsentrasi Belajar

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa didapat tingkat kebisingan di dalam kelas pada pagi hari yang memenuhi syarat 55 dB sebagian besar siswa mempunyai tingkat konsentrasi yang baik yaitu ada 39 siswa 72,2 dari pada siswa yang memiliki tingkat konsentrasi yang buruk. Begitu juga dengan tingkat kebisingan di dalam kelas pada pagi hari yang tidak memnuhi syarat 55 dB terdapat lebih banyak siswa mempunyai tingkat konsentrasi belajar yang baik yaitu ada 25 siswa 59,5. Sedangkan pada siang hari kelas yang tingkat kebisingannya memenuhi syarat 55 dB sebagian besar siswa memiliki tingkat konsentrasi belajar yang baik yaitu 19 siswa 70,4 dan untuk kelas yang tingkat kebisingannya tidak memenuhi syarat 55 dB sebagian besar siswa memiliki tingkat konsentrasi belajar yang buruk yaitu 42 siswa 60,9.

4.9 Hubungan Tingkat Kebisingan dengan Tingkat Konsentrasi Belajar

Sebelum dilakukan uji analisis data, pertama-tama data yang ada diuji apakah berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji kenormalan data, dengan cara mengeluarkan estimasi interval dengan analisis melalui eksplorasi dan berikut adalah hasilnya: Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Tingkat Kebisingan Jalan Raya di Sekolah Dasar dan Tingkat Konsentrasi Belajar Pada Siang dan Pagi Hari di di SDN. 067248, SDN. 064006 dan SDN. 064007 Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016 Variabel Hasil Uji Normalitas Keterangan Pagi Siang Pagi Siang Tingkat Kebisingan 0.050 0.114 Normal Normal Tingkat Konsentrasi Belajar 0.060 0.005 Normal Tidak Normal Keterangan : 1. Normal, apabila hasil uji normalitas 0.05 2. Tidak Normal, apabila hasil uji normalitas 0.05 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.11 di atas bahwa hasil uji normalitas terhadap tingkat kebisingan pada pagi hari adalah 0,050, konsentrasi belajar responden pada pagi hari adalah 0,060, karena nilai sig 0,05 Ho diterima maka ini menunjukkan bahwa tingkat kebisingan pada pagi hari dan tingkat konsentrasi belajar siswa pada pagi hari berdistribusi normal dan tingkat kebisingan pada siang hari adalah 0,114 dan konsentrasi belajar responden pada siang hari adalah 0,005 berarti nilai sig 0,05 Ho ditolak pada salah satu variabel yaitu tingkat konsentrasi belajar pada siang hari maka ini berarti tingkat kebisingan pada siang hari dan tingkat konsentrasi belajar responden pada siang hari tidak berdistribusi normal. Dengan demikian variabel yang ada menggunakan Uji parametrik Korelasi Pearson untuk tingkat kebisingan pada pagi hari dan konsentrasi belajar responden pada pagi hari. Begitu juga untuk tingkat kebisingan pada siang hari dan konsentrasi belajar responden pada siang hari juga menggunakan Uji Non- parametrik Korelasi Spearman. Adapun hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut : Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi Spearman Pada Tingkat Kebisingan di Pagi Hari dan Konsentrasi Belajar Responden pada Pagi dan Siang Hari di SDN. 067248, SDN. 064006 dan SDN. 064007 Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016 Hasil Uji Korelasi Tingkat Kebisingan dengan Tingkat Konsenrasi Belajar Pagi Uji Korelasi Pearson Siang Uji Korelasi Spearman Variabe Independen Variabel Dependen p R n p r n Tingkat Kebisingan Konsentrasi Belajar 0.019 0.691 11 0.047 0.609 11 Keterangan : 1. r : Nilai korelasi spearman 2. p : nilai sig. 2-tailed 3. n : Jumlah Kelas dan Jumlah Kebisingan Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa nilai significancy dari tingkat kebisingan sekolah dasar dengan tingkat konsentrasi belajar pagi hari dibawah 0,05 atau p0,05 yaitu 0,019 ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara tingkat kebisingan sekolah dasar dengan tingkat konsentrasi belajar di pagi hari adalah bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,691 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang kuat yaitu bahwa semakin tinggi tingkat kebisingan di dalam kelas maka akan semakin tinggi nilai interference score atau semakin buruk tingkat konsentrasi belajar siswa. Begitu juga dengan tingkat kebisingan dan konsentrasi belajar di siang hari dapat dilihat bahwa nilai significancy dari tingkat kebisingan sekolah dasar dengan tingkat konsentrasi belajar di siang hari dibawah 0,05 yaitu 0,047 ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara tingkat kebisingan sekolah dasar dengan tingkat konsentrasi belajar di siang hari adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,609 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang kuat yaitu bahwa semakin tinggi tingkat kebisingan di dalam kelas maka akan semakin tinggi nilai interference score atau semakin buruk tingkat konsentrasi belajar siswa. Hal ini juga dapat dilihat melalui diagram scatter plot pada pagi dan siang hari yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Scatterplot Tingkat Kebisingan dengan Tingkat Konsentrasi Belajar pada Pagi Hari Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa tingkat kebisingan sekolah dasar dengan tingkat konsentrasi belajar mempunyai hubungan positif dimana garis imajiner dapat dilihat lurus dan mempunyai korelasi positif dan kuat dimana semakin rendah tingkat kebisingan maka nilai interference score tingkat konsentrasi yang dihasilkan semakin rendah atau konsentrasi baik. Dan dapat dilihat juga bahwa rata-rata tingkat konsentrasi di pagi hari mempunyai nilai interference score 13 atau konsentrasi baik. Begitu juga dengan tingkat kebisingan dan konsentrasi belajar pada siang hari dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Scatterplot Tingkat Kebisingan dengan Tingkat Konsentrasi Belajar di Siang Hari Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa tingkat kebisingan sekolah dasar dengan tingkat konsentrasi belajar mempunyai hubungan positif dimana garis imajiner dapat dilihat lurus dan mempunyai korelasi positif dan kuat dimana semakin tinggi tingkat kebisingan maka nilai interference score tingkat konsentrasi yang dihasilkan semakin tinggi atau konsentrasi buruk. Dan dapat dilihat juga bahwa rata-rata tingkat konsentrasi di siang hari mempunyai nilai interference score 13 atau konsentrasi buruk. Universitas Sumatera Utara 89

BAB V PEMBAHASAN