apabila terjadi mati air tetapi sudah agak jarang sehingga ember tersebut ditelungkupkan.
Halaman rumah Ibu Lasma walaupun tidak luas di samping merupakan tempat untuk menjemur pakaian juga terdapat banyak tanaman bunga. Walaupun
Ibu Lasma suka tanaman tetapi pot-pot bunga tempat menanam bunga tersebut tidak menyimpan air dan tanaman tersebut selalu digemburkan dan ketika
menyiram tanaman hanya secukupnya saja. Untuk menyiram tanaman Ibu Lasma juga menggunakan kran air yang diberi ember dan setelah selesai menyiram
tanaman embernya ditelungkupkan kembali. Selokan di depan rumah keluarga Bapak Sitorus dalam keadaan lancar
karena dengan rutin masyarakat dan Bapak Sitorus membersihkannya tetapi karena rumah keluarga Bapak Sitorus dekat dengan pasar Helvetia di mana
kurangnya kesadaran pedagang dan pengelola pasar untuk membersihkan selokan tersebut sehingga selokan tersebut tersumbat dan penuh dengan sampah,
walaupun “masyarakat” sudah “protes” kepada pengelola pasar Helvetia tetapi tindakan pengelola belum juga ada.
4. Infoman IV Keluarga Bapak Nainggolan
Bapak Nainggolan berprofesi sebagai pengacara bersuku Batak, berumur 40 tahun dengan pendidikan Sarjana. Sedangkan istri Bapak Nainggolan bernama
Ibu Lisbet berusia 32 tahun bekerja sebagai PNS dengan pendidikan terakhir Sarjana dan bersuku Batak juga, rumah yang mereka tempati sekarang ini di
Perumnas Hevetia bukan rumah mereka pribadi tetapi mereka “sewa”. Keluarga
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
Bapak Nainggolan menempati rumah tersebut sejak tahun 2004 setelah mereka menikah. Rumah yang mereka tempati tersebut bertipe 36 dengan ruang tamu, 2
kamar tidur, satu kamar mandi dan dapur. Semua ventilasi di rumah ini kami pasangi dengan “kasa” nyamuk supaya nyamuk tidak bisa masuk kerumah.
Kamar mandi mempunyai sebuah bak yang tidak terlalu besar dan selalu dikuras oleh Bapak Nainggolan. Ibu Lisbet mengatakan “maklumlah air PAM
suka kotor”, di dalam kamar mandi tersebut juga terdapat “tong penampung air” dan banyak ember. Ibu Lisbet mengatakan bahwa air PAM “suka mati” sehingga
mereka harus menampung air untuk keperluan rumah tangga mereka seperti mencuci pakaian dan lain-lain kedalam “tong penampung air” dan ember-ember
tersebut. Ibu
Lisbet menjemur
pakaian diteras rumah mereka dengan menggunakan jemuran dari besi, hal tersebut dikarenakan ketiadaan halaman rumah mereka.
Sampah rumah tangga Ibu Lisbet diangkut oleh petugas sampah yang datang secara rutin sehingga tidak ada barang-barang bekas yang berserakan.
Sampah padat seperti kaleng bekas, botol bekas dan ember bekas selalu mereka kumpulkan selanjutnya setelah banyak mereka jual, sehingga tidak perlu mereka
kubur juga dikarenakan tidak ada lahan untuk mengubur benda-benda bekas tersebut.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
4.2.2. Petugas Penanggulangan Demam Berdarah
1. Petugas Puskesmas Informan I