sehingga mereka meninggalkan rumah dalam kedaan terkunci selama lebih dari seminggu. Sewaktu pulang kembali kerumah mereka Ibu Ida mengatakan bahwa
ember penampung air yang ada di kamar mandi dalam keadaan penuh terisi air walaupun Ibu Ida tidak bisa memastikan ada tidaknya jentik nyamuk di dalam
ember tersebut. Dikarenakan hari sudah malam mereka langsung tidur sehingga tidak sempat membuang air yang ada dalam ember penampung tersebut dan
keesokan harinya ketika mau “memasak” barulah air dalam ember tersebut dibuang dan diganti baru.
Selokan di sekitar rumah Bapak Apri dalam keadaan lancar walaupun sebelumnya dalam keadaan mampet hal itu dilakukan setelah kepala lingkungan
mereka meminta seluruh warganya agar bergotong royong. Selokan di belakang rumah Ibu Ida lancar hanya selokan ibu mertuanya dalam keadaan mampet karena
tersumbat “batu besar”.
3. Informan III Keluarga Bapak Sitorus
Bapak Sitorus berusia 44 tahun bersuku Batak Toba, pekerjaan Bapak Sitorus adalah Polisi yang bertugas di Binjai adapun pendidikan terakhir Bapak Sitorus
SMA. Bapak Sitorus memiliki istri yang bernama Ibu Lasma yang berusia 43 tahun, bekerja sebagai penjahit pakaian wanita dan kebaya. Ibu Lasma juga
bersuku Batak Toba dengan pendidikan terakhir adalah SMA. Keluarga Bapak Sitorus bertempat tinggal di Perumnas Helvetia Medan. Bapak Sitorus dan Ibu
Lasma mempunyai tiga orang anak yaitu anak pertama dan kedua mereka adalah kembar yaitu Nila dan Nola yang berusia 8 tahun dan sekolah di SD, sedangkan
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
adik mereka yang bernama Ketrin berusia 4 tahun belum bersekolah. Keluarga Bapak Sitorus tidak ada yang menderita demam berdarah.
Walaupun Bapak Sitorus merupakan seorang polisi yang bertugas di Binjai, dan pekerjaannya sebagai polisi membuat Bapak Sitorus jarang di rumah tetapi
Bapak Sitorus “sangat suka” bersih-bersih terutama membakar sampah, walaupun sampah di rumah mereka diangkut oleh pengangkut sampah tetapi mereka
memisahkan sampah yang bisa dibakar untuk dijadikan pupuk dari sisa-sisa pembakaran sampah yang digunakan untuk tanaman “bunga” istri Bapak Sitorus
selain itu juga biasa mengusir nyamuk karena asap dari pembakaran sampah tersebut.
Rumah Bapak Sitorus bertipe 36 di Perumnas Helvetia. Rumah tersebut terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, dua kamar tidur, dapur dan satu kamar mandi.
Di dalam ruang tamu yang juga merangkap sebagai tempat istri Bapak Sitorus menjahit ada empat buah mesin jahit, dua buah lemari kaca untuk menyimpan
baju-baju yang telah dijahit dan tertutup rapat. Dalam melakukan pekerjaannya Ibu Lasma dibantu oleh adiknya baik dalam menjahit pakaian maupun
membersihkan rumah mereka. Ibu Lasma selalu membersihkan kamar mandi serta menguras bak mandi
dikarenakan Ibu Lasma tidak bisa melihat bak mandi yang kotor. Ibu Lasma setiap habis mandi selalu menguras bak mandi mereka yang dibuat sengaja kecil
sehingga hanya menampung air yang tidak terlalu banyak. Di dalam kamar mandi Ibu Lasma ada beberapa ember yang ditelungkupkan untuk menampung air
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
apabila terjadi mati air tetapi sudah agak jarang sehingga ember tersebut ditelungkupkan.
Halaman rumah Ibu Lasma walaupun tidak luas di samping merupakan tempat untuk menjemur pakaian juga terdapat banyak tanaman bunga. Walaupun
Ibu Lasma suka tanaman tetapi pot-pot bunga tempat menanam bunga tersebut tidak menyimpan air dan tanaman tersebut selalu digemburkan dan ketika
menyiram tanaman hanya secukupnya saja. Untuk menyiram tanaman Ibu Lasma juga menggunakan kran air yang diberi ember dan setelah selesai menyiram
tanaman embernya ditelungkupkan kembali. Selokan di depan rumah keluarga Bapak Sitorus dalam keadaan lancar
karena dengan rutin masyarakat dan Bapak Sitorus membersihkannya tetapi karena rumah keluarga Bapak Sitorus dekat dengan pasar Helvetia di mana
kurangnya kesadaran pedagang dan pengelola pasar untuk membersihkan selokan tersebut sehingga selokan tersebut tersumbat dan penuh dengan sampah,
walaupun “masyarakat” sudah “protes” kepada pengelola pasar Helvetia tetapi tindakan pengelola belum juga ada.
4. Infoman IV Keluarga Bapak Nainggolan