4.2.2. Petugas Penanggulangan Demam Berdarah
1. Petugas Puskesmas Informan I
Petugas yang bertugas sebagai pemegang program penanggulangan demam berdarah di puskesmas bernama Ibu Herta. Ibu Herta berusia 41 tahun dengan
pendidikan DIII Keperawatan dan sekarang ini sedang mengambil S1 Keperawatan. Ibu Herta baru bekerja di puskesmas tersebut sejak tahun 2006
sebelumnya Ibu Herta bekerja di Puskesmas pembantu. Sehari-harinya ibu Herta selain bertugas sebagai pemegang program pencegahan demam berdarah, Ibu
Herta juga bertugas mendampingi dokter umum maupun dokter spesialis yang bertugas di puskesmas tersebut. Ibu Herta mempunyai dua orang anak yang sudah
besar yaitu Samuel berumur 16 tahun dan Rut berumur 13 tahun. Ibu Herta bertugas menjadi pemegang program sudah hampir 1 tahun 6 bulan
yang mencakup seluruh wilayah kerja puskesmas yaitu Helvetia, Helvetia Tengah, Helvetia Timur, Dwikora, Sei Sikambing, Cinta Damai dan Tanjung
Gusta. Ibu Herta dalam menjalankan tugasnya sebagai pemegang program mendapat fasilitas berupa kendaraan roda dua dikarenakan luasnya wilayah kerja
Puskesmas tersebut sehingga dengan adanya kendaraan roda dua akan memudahkan Ibu Herta dalam menjalankan tugasnya untuk melakukan
peninjauan dan melakukan penyelidikan apabila ada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang terkena ataupun melapor menderita demam berdarah.
Ibu Herta mengatakan bahwa tugasnya sebagai pemegang program antara lain adalah membuat laporan tiap bulan tentang DBD ke pada Dinas Kesehatan,
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
mengadakan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan lapangan setiap bulan, apabila ada kasus DBD maka Ibu Herta akan turun untuk melakukan Penyelidikan
Epidemiologi PE lalu dilaksanakanlah fogging kepada rumah keluarga yang terkena demam berdarah, setiap Jumat Ibu Herta dan petugas Puskesmas secara
bergantian melaksanakan PSN dengan kegiatan Jumat bersih dan pemberian abate secara gratis kepada warga, setiap ada kasus DBD maka setelah dilaksanakan PE
maka hasilnya harus segera diantar ke Dinas Kesehatan Kota Medan, serta setiap bulan membuat laporan berapa jumlah kasus DBD dan berapa yang difogging.
Ibu Herta mengatakan mengapa sampai sekarang masih saja terjadi demam berdarah adalah karena masyarakat kurang perduli tentang masalah kebersihan
di lingkungannya seperti membersihkan bak kamar mandi dan menjaga lingkungan rumahnya seperti selokan yang banyak sampah plastik dan cup-cup
aqua sehingga selokan tersebut menjadi tersumbat. Ibu Herta juga mengatakan kalau ada kasus DBD pada masyarakat, mereka hanya merasa bahwa fogginglah
yang paling perlu tanpa menyadari bahwa kebersihan rumah dan lingkunganlah yang harusnya dijaga.
Ibu Herta mengatakan promosi tentang DBD tidak ada yang ada hanyalah promosi kesehatan pada anak sekolah dengan pemberian hadiah seperti tas yang
bertuliskan pencegahan DBD. Program-program yng telah Ibu Herta jalankan antara lain adalah dengan
kegiatan kebersihan lingkungan seperti Jumat bersih, lalu penyuluhan pada masyarkat dan anak sekolah setiap bulannya. Pemeriksan jentik yang rutin
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
dilakukan setiap hari jumat sekalian jumat bersih dan ketika ada kasus di suatu lingkungan rumah warga maka seluruh warga yang ada di lingkungan tersebut
akan diperiksa bak mandinya untuk melihat ada jentik atau tidak, dan bila ada maka akan diberikan bubuk abate kepada setiap warga dan mengadakan fogging
kepada warga yang terkena kasus DBD. Ibu Herta mengatakan bahwa jumantik juru pemantau jentik juga secara rutin memeriksa jentik di rumah-rumah warga
di lingkungan jumantik tersebut. Dan bila ada kasus jumantik dan petugas pemegang program penanggulangan DBD akan turun melihat bagaimana kasus
tersebut terjadi. Ibu Herta mengatakan bahwa penanggulangan DBD selalu dilakukan dan
apabila pada Jumat bersih dilakukan pemeriksaan bak mandi dan di dalam baknya ada jentik maka akan diberikan bubuk abate serta memberikan penyuluhan
dengan memberitahukan untuk membersihkan bak kamar mandi minimal dua kali seminggu serta membuang air yang telah mengandung jentik tersebut.
Bila ada kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Helvetia ibu Herta mengatakan bahwa bila ada laporan dari Kepling masuk bahwa ada penderita
DBD pada pagi hari maka petugas puskesmas akan langsung turun ke tempat yag berkasus bersama Kepling lalu dilakukan pemeriksaan epidemiologi lalu
dilaksanakanlah fogging dirumah warga yang terkena kasus dan petugas akan langsung melaporkan hasil PE nya kepada Dinas Kesehatan Kota Medan.
Ibu Herta mengatakan bila ada kasus DBD lalu dilakukanlah PE oleh petugas Puskesmas dan diperiksalah bak mandi warga tersebut dan bila terdapat jentik
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
ketika “aku menyuruh mereka untuk mengosongkan bak mandi tersebut segera tetapi mereka suka menolak dengan alasan sayang airnya bisa kami jadikan untuk
membersihkan kain lap dan kain pel, maklum saja di Perumnas air sering mati karena itu mereka merasa sayang membuang air walaupun sudah berjentik.
2. Kepala Lingkungan Informan II