Strategi Promosi Kesehatan Promosi Kesehatan

Pengetahuan dan sikap masyarakat yang kurang mengetahui tentang tanda gejala, cara penularan dan pencegahan penyakit DBD mempunyai resiko terkena penyakit DBD. Dengan demikian upaya peningkatan pengetahuan mengenai gejala tanda, cara penularan dan pencegahan serta pemberantasan penyakit DBD perlu mendapat perhatian utama agar masyarakat lebih berperan aktif untuk melakukan pembersihan dan pemberantasan sarang nyamuk. Kebiasaan menggantungkan pakaian di dalam rumah merupakan kesenangan nyamuk Aedes aegypti untuk beristirahat Depkes, 1992.

2.3. Promosi Kesehatan

2.3.1. Strategi Promosi Kesehatan

Menurut Depkes RI 2005, kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan, yaitu: 1. Gerakan pemberdayaan adalah proses pemeberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tahu menjadi tahu atau sadar aspek knowledge, dari tahu menjadi mau aspek attitude, dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan aspek practice. Sarasan utama pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. 2. Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat mau melakukan perilaku yang Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada keluarga di rumah, orang yang menjadi panutanidolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain bahkan masyarakat umum memiliki opini positif terhadap perilaku tersebut. Terdapat tiga pendekatan bina suasana, antara lain: a. Bina suasana individu ditujukan kepada individu-individu tokoh masyarakat. Dengan pendekatan ini diharapkan mereka akan menyebarkan opini yang positif terhadap perilaku yang sedang diperkenalkan seperti “gerakan 3M +1T”. Di samping itu diharapkan mereka juga bersedia memperkenalkan atau mau mempraktekkan perilaku yang sedang diperkenalkan tersebut misal seorang pemuka agama rajin melakukan 3M yaitu menguras, mengubur dan menutup serta telungkup. b. Bina suasana kelompok ditujukan kepada kelompok masyarakat seperti Kepala Lingkungan, majelis pengajian, majelis gereja, organisasi pemuda dan lain-lain. Pendekatan ini dilakukan bersama tokoh masyarakat sehingga mereka perduli dan mau mendukung perubahan perilaku yang sedang diperkenalkan dan menyetujui untuk mempraktekkan perilaku yang sedang diperkenalkan yaitu 3M + 1 T tersebut. c. Bina suasana masyarakat umum dilakukan terhadap masyarakat umum dengan membina dan memanfaatkan media-media komunikasi seperti radio, televisi, koran, majalah, situs internet dan lain-lain, sehingga dengan media komunikasi tersebut diharapkan media-media massa Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 tersebut perduli dan mendukung perubahan perilaku yang diperkenalkan. Dengan demikian media massa tersebut dapat menjadi mitra dalam rangka penyebarluasan informasi dan akhirnya diharapkan terbentuklah sebuah opini publik yang positif terhadap perubahan perilaku baru yang diperkenalkan dan akhirnya mereka masyarakat mau melaksanakan perilaku baru tersebut dalam kehidupannya. 3. Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis atau terencana untuk mendapatkan komitmen adan dukungan dari pihak-pihak yang terkait stakeholders. Advokasi diarahkan untuk mendapatkan dukungan yang berupa kebijakan misal dalam bentuk perundang-undangan, dana, sarana, dan lain-lain sejenisnya. Stakeholders yang dimaksud bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintah dan penyandang dana pemerintah. juga dapat berupa tokoh agama, tokoh adat, dan lain-lain yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan di bidangnya.

2.3.2. Promosi Kesehatan oleh Puskesmas