kami ditutupi dengan semen sehingga susah untuk membersihkannya. Hal itulah yang kadang-kadang membuat
selokan kurang lancar…..
Dari narasi keluarga di atas terlihat 2 keluarga tidak pernah melakukan kegiatan gotong royong di lingkungan tempat mereka tinggal dan 2 keluarga secara rutin
melakukannya. Sanitasi lingkungan harus dijaga oleh masing-masing keluarga karena kesibukan dari masing-masing keluarga menyebabkan mereka tidak tidak
sempat bergotong royong apalagi untuk melakukan 3M bersama-sama, padahal 3M tersebut sangat penting untuk pemberantasan demam berdarah.
4.4. Peran Petugas Kesehatan
Berikut ini narasi dari Petugas Kesehatan dan petugas penunjang demam berdarah terhadap masyarakat yang tidak perduli akan kesehatan mereka sendiri:
I Masyarakat tidak perduli akan pentingnya kebersihan bahkan ada masyarakat yang ketika mau diperiksa bak mandi mereka
“menolak”, setelah dipaksa ternyata memang bak mandinya tidak pernah dibersihkan. Ketika ada ditemukan jentik di dalam bak
mandinya disuruh buang airnya juga menolak karena nanti mau digunakan untuk mencuci kain lap dan mengepel lantai, setelah itu
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
apakah bak mandinya dikeringkan atau tidak aku tidak tahu lah “habis” dikasih tahu pemilik rumahnya “membandel”….
II Siapa yang ingin warganya terkena demam berdarah kata pak Dodot
tetapi bila terjadi bagaimana? apa saya yang salah padahal mereka pergi ke Tembung lalu digigit oleh nyamuk Tembung terus mereka
pulang ke Helvetia dan mereka demam selanjutnya positif demam berdarah “nah” kalau seperti ini siapa yang salah? makanya kalau
warga saya terkena demam berdarah saya selalu tanyakan pergi kemana mereka sebelumnya…..
Dari kedua narasi petugas terlihat bahwa peran petugas kesehatan terhadap penanggulangan demam berdarah sudah berjalan walaupun belum maksimal, hal
ini dikarenakan kurangnya penyuluhan yang petugas berikan sehingga masyarakat merasa bahwa yang mereka lakukan sudah benar.
Sedangkan petugas penunjang penanggulangan demam berdarah menurut Ibu Herta sebagai Petugas Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap
penangulangan demam berdarah bahwa Jumantik berjalan seperti narasi berikut: I Tenaga jumantik berjalan dan pemeriksaan jentik selalu dilakukan
setiap hari Jumat dan sekalian Jumat bersih. Dan apabila ada kasus pada suatu lingkungan maka seluruh rumah dilingkungan
warga tersebut akan diperiksa bak mandinya untuk melihat ada
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
jentik atau tidak, hal ini dilakukan bersama kepala lingkungan wilayah setempat….
Tetapi kenyataan yang didapati di lapangan bahwa jumantik sudah tidak berjalan lama, seperti narasi Pak Dodot sebagai Kepala Lingkungan yang juga
sebagai tenaga jumantik berikut: II Kami para Jumantik sudah lama tidak melakukan pemeriksaan
jentik lagi sejak bulan Nopember 2008 dikarenakan tidak ada lagi perintah dari Pemerintah daerah, selama ini kami bekerja sebagai
pemantau jentik karena ada tugas dari Bapak Walikota tetapi sekarang tidak berjalan lagi…..
Petugas juga terlihat kurang aktif dan tidak memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan demam berdarah pada masyarakat di
wilayah kerjanya terlihat dari narasi dua keluarga yang terkena demam berdarah ketika meraka melapor kepada Puskesmas:
I Setelah kakak melapor ke Puskesmas bahwa anak kakak terkena demam berdarah maka datanglah petugas Puskesmas. Selanjutnya
rumah kakak diperiksa begitu juga “dua puluh” rumah yang ada di lingkungan sekitar rumah kakak dan dikatakan oleh petugas
Puskesmas itu hanya dua rumah saja yang tidak ada jentik, lalu sore hari sekitar jam 14.00 wib dilakukan penyemprotan tetapi
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
“herannya” hanya rumah kakak saja padahal hampir semua rumah berjentik kata petugasnya bahkan ada yang “mau” memberikan
“uang” kalau rumah mereka disemprot juga tetapi petugasnya menolak. Waktu dilakukan penyemprotan semua kamar dibuka
begitu juga kamar mandi tetapi mereka tidak meminta kakak untuk menyimpan dan menutup makanan hanya inisiatif kakak sendiri
untuk menyimpan makanan. Waktu dilakukan penyemprotan hanya penyemprotnya saja yang turun sedangkan petugas
puskesmas tidak turun lagi. Setelah dilakukan penyemprotan dan asapnya hilang maka seluruh perabotan dapur kakak cucu kembali
seperti piring, gelas dan lain-lainnya karena kakak khawatir ada sisa-sisa zat kimia nya menempel. Dan setelah itu petugas
kesehatan tidak pernah muncul lagi apalagi untuk memberikan penyuluhan demam berdarah kepada kami…..
II Suami melapor ke Puskesmas bahwa anak saya terkena demam berdarah tetapi baru dua hari kemudian petugas Puskesmasnya
turun memeriksa kerumah setelah suami saya kembali datang ke Puskesmas dengan membawa hasil laboratorium anak saya sebagai
bukti bahwa anak saya memang benar terkena demam berdarah. Tetapi karena saya tidak di rumah dan pulang kampung karena
meninggalnya ibu saya di mana rumah saya dalam keadaan kunci
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
maka Petugas penyemprot tidak dapat masuk kedalam rumah sehingga yang disemprot hanya luarnya rumah saja dan selokan
seluruhnya, petugas penyemprot berjanji akan datang untuk menyemprot kembali tetapi sampai sekarang mereka tidak pernah
datang lagi untuk menyemprot ulang apalagi untuk memberikan penyuluhan tentang demam berdarah kapada keluarga kami….
4.5. Penanggulangan Demam Berdarah oleh Keluarga