sebelum dimusnahkan harus disimpan secara baik. Perlengkapan rumah tangga harus disimpan terbalik seperti mangkok, ember dan alat penyiram tanaman
sehingga tidak menampung air hujan. Sedangkan botol, kaca, kaleng dan wadah kecil lainnya harus dikubur di dalam tanah atau dihancurkan dan didaur ulang
untuk keperluan industri Depkes RI, 2004. Pembuangan sampah padat di Perumnas Helvetia tidak dapat dilakukan
dengan cara menguburmenanam karena keterbatasan lahan dari warga masyarakat Perumnas sehingga pencegahan yang mereka lakukan hanya
menguras bak mandi dan kontainer lain yang mengandung air, menutup wadah penampung air dan penyimpanan air lainnya serta telungkupkan wadah-wadah
yang tidak terpakai serta dapat menyimpan air.
5.1.3. Pengetahuan Keluarga
Penelitian yang dilakukan Paiman 2000, menjelaskan bahwa penderita DBD umumnya mempunyai pengetahuan yang kurang, sehingga berdampak terhadap
upaya pencegahan dan penanggulangan DBD. Pengetahuan yang kurang merupakan salah satu faktor resiko terhadap kejadian DBD. Masyarakat dengan
tingkat pengetahuan tinggi cenderung lebih memahami dan mengerti dalam menjaga kesehatan dirinya dan anggota keluarganya, apabila mengenai penyakit
menular seperti DBD. Sesuai dengan penelitian di atas, didapati bahwa dari keluarga yang
terkena demam berdarah, setelah ditanyakan kepada keluarga tersebut ternyata keluarga mengetahui dan mengenal demam berdarah selama ini hanya dari
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
“televisi”, tetapi begaimana tandagejala, cara penularan dan pencegahan penyakit demam berdarah tidak mereka ketahui secara jelas. Pengetahuan mereka dapatkan
selain dari televisi biasanya dari “mulut ke mulut” melalui tetangga ataupun saudara mereka yang pernah terkena demam berdarah serta pengalaman pribadi.
Tetapi kalau pengetahuan yang diberikan oleh petugas kesehatan sangatlah jarang bahkan tidak pernah mereka dapatkan.
Dari dua keluarga yaitu keluarga Ibu Dita dan Ibu Ida dalam mengobati demam berdarah hanya secara naluriah sebagai seorang ibu yang anaknya
mengalami sakit dengan membawa anak mereka berobat tanpa pengetahuan yang cukup sehingga kemungkinan untuk terulang kembali demam berdarah kepada
keluarga mereka sangat besar, karena demam berdarah bisa menular keanggota keluarga yang lain bila mereka tidak tahu akan penyebab demam berdarah dan
gejala-gejalanya. Pengetahuan yang kurang dan sikap ibu yang tidak mau tahu akan pentingnya
penanggulangan demam berdarah juga menjadi kendala yang sangat besar dikarenakan mereka ketidak mau tahuan keluarga akan pentingnya 3 M, bukan
kalau telah di fogging mereka sudah dapat terhindar dari demam berdarah. Sedangkan dua keluarga yang tidak terkena demam berdarah yaitu
keluarga Bapak Sitorus dan Bapak Nainggolan didapati bahwa pengetahuan mereka sudah baik terhadap penanggulangan demam berdarah bahkan mereka
telah mengetahui bagaimana cara pencegahan demam berdarah tersebut sehingga keluarga mereka tidak terkena demam berdarah.
Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
5.2. Peran Petugas