Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Pengetahuan dan Sikap Masyarakat

kesehatan harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat yang mereka layani Tarimo, 1994. Seharusnya melalui program pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD yang matang dan ditunjang oleh informasi kesehatan khususnya yang menyangkut penyakit DBD, maka diharapkan keikut sertaan masyarakat terutama keterlibatan keluarga dalam pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M di lingkungan tempatnya tinggal, sehingga penyebaran penyakit DBD dapat diatasi Depkes RI, 1992. Berdasarkan paparan di atas, di mana program penanggulangan penyakit demam berdarah dengue belum sepenuhnya dapat menanggulangi kasus penyakit demam berdarah dengue maka sangat penting dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat khususnya keluarga, sehingga perlu dilakukan penelitian yang dapat menggali peran keluarga dan petugas puskesmas dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit demam berdarah dengue.

1.2. Permasalahan

Bagaimana peran keluarga dan petugas Puskesmas dalam penanggulangan penyakit demam berdarah dengue di Perumnas Helvetia Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran keluarga dan petugas Puskesmas dalam upaya penanggulangan penyakit demam berdarah dengue, Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 sehingga didapat suatu model pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan penyakit demam berdarah dengue yang tepat dan sesuai dengan keinginan masyarakat.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Dinas Kesehatan Kota Medan mendapat masukan bagaimana kinerja petugas pelayan kesehatan dan keberhasilan program penanggulangan serta pencegahan penyakit demam berdarah dengue. 2. Memotivasi keluarga agar dapat mencegah penyakit demam berdarah dengue secara berkelanjutan. 3. Sebagai bahan masukan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Helvetia dalam pencegahan penyakit demam berdarah dengue tentang metode promosi yang tepat sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 4. Menambah wawasan penulis dalam bidang penelitian kualitatif. Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peran Keluarga

2.1.1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan Depkes RI, 1988. Menurut Friedman 1986 yang dikutip oleh Setiawati 2008, fungsi keluarga adalah: 1. Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Di dalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota keluarga. 2. Fungsi Sosial adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. 3. Fungsi Reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. 4. Fungsi Ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh keluarganya yaitu: sandang, pangan dan papan. Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 5. Fungsi Keperawatan Kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Menurut Setiawati 2008, ada beberapa alasan perlunya keterlibatan keluarga dalam pelayanan kesehatan antara lain: 1. Keluarga dipandang sebagai sumber daya kritis untuk menyampaikan pesan- pesan kesehatan. Kasus meningkatnya angka kesakitan akibat DBD membuat pemerintah dengan gencar menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN dalam skala nasional, keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat berperan dalam penyampaian pesan betapa pentingnya PSN agar terhindar dari wabah demam berdarah. 2. Keluarga sebagai satu unit antar anggota dalam keluarga. Keluarga dipandang sebagai kesatuan dari sejumlah anggota keluarga, berada dalam satu ikatan dan saling mempengaruhi. 3. Hubungan yang kuat dalam keluarga dengan status kesehatan anggotanya. Peran keluarga sangat penting dalam tahapan-tahapan perawatan kesehatan, mulai dari tahapan peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan sampai dengan rehabilitasi. 4. Keluarga sebagai tempat penentuan kasus dini. Adanya masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga akan memungkinkan munculnya faktor resiko pada anggota keluarga lainnya. Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 5. Individu dipandang dalam konteks keluarga. Seorang dapat mencapai pemahaman yang lebih jelas terhadap individu dan fungsinya apabila individu tersebut dipandang dalam konteks keluarga mereka. 6. Keluarga sebagai sumber pendukung bagi anggota keluarga lainnya. Peran keluarga dalam penanggulangan demam berdarah adalah sebagai berikut Depkes RI, 1992: 1. Keluarga turun serta melaksanakan pemberantasan nyamuk demam berdarah dengan melakukan 3M + 1T yaitu menguras, menutup dan mengubur serta telungkup. 2. Apabila ada keluarga yang anggota keluarganya menunjukkan gejala penyakit demam berdarah maka keluarga mengerti cara pertolongan pertama memberi minum banyak, kompres dingin dan obat penurun panas yang tidak mengandung asam siali silat dan segera memeriksakan diri kepada dokter atau unit pelayanan kesehatan. 3. Keluarga segera melaporkan kepada Lurah melalui kader atau kepala lingkungankepala dusun. 4. Keluarga melakukan PSN secara serentak dan mengikuti petunjuk dalam pelaksanaan pananggulangan demam berdarah. 5. Keluarga mengikutimenghadiri kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas. Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 Keterlibatan atau partisipasi keluarga ditujukan untuk memperkenalkan perilaku baru yang mungkin sebagai pengganti dari perilaku yang selama ini dipraktikkan keluarga tersebut. Misalnya buang air besar dijamban, mengkonsumsi garam beryodium, memelihara tanaman obat keluarga, menguras bak mandi-menutup persediaan air-mengubur benda-benda buangan yang dapat menahanmenampung air Kutuk, mengkonsumsi makanan berserat Depkes RI, 2005.

2.1.2. Peran Petugas Kesehatan

Penempatan tenaga atau personil merupakan bagian yang paling banyak mengeluarkan biaya dalam kebanyakan sistem pemeliharaan kesehatan. Penting bagi petugas kesehatan untuk turut mendukung dan berpartisipasi dalam proyek masyarakat misalnya, mereka dapat membantu mengetahui penyebab masalah kesehatan dan mengusulkan cara perbaikannya. Hendaknya, petugas kesehatan terutama memikirkan keseluruhan masyarakat sebagai tanggung jawabnya, tidak hanya sebagai penunjang klinik saja Tarimo, 1994. Hal yang membuat petugas kesehatan sangat berharga karena mereka mengenal secara pribadi semua keluarga di daerah mereka. Petugas kesehatan merupakan anggota yang sangat penting dalam Tim Kesehatan karena pengetahuan yang mereka miliki tentang keadaan setempat. Sebagai tenagapetugas kesehatan kunjungan rumah merupakan tugas tambahan yang penting bagi pemeliharaan kesehatan dan membutuhkan orang tertentu untuk melaksanakan dengan baik Tarimo, 1994. Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 Keterlibatan petugas dalam hal ini adalah petugas puskesmas adalah dengan melaksanakan kunjungan rumah terhadap keluarga, yaitu keluarga dari individu pengunjung Puskesmas, atau keluarga-keluarga lain yang berada di wilayah kerja Puskesmas. Dalam kunjungan rumah ini dikumpulkan semua anggota keluarga dan diberikan informasi berkaitan dengan perilaku yang diperkenalkan. Pemberian informasi dilakukan secara sistematis sehingga anggota-anggota keluarga itu bergerak dari tidak tahu ke tahu, dan dari tahu ke mau. Bila sarana untuk melaksanakan perilaku yang bersangkutan tersedia, diharapkan juga sampai tercapai fase mampu melaksanakan Depkes RI, 2005. Peran petugas kesehatan dan sektor terkait dalam penanggulangan demam berdarah adalah sebagai berikut Depkes RI, 1992: 1. Camat dan LurahKepala Desa yang menerima laporan rencana penanggulangan, memerintahkan warga setempat melalui kepala lingkungan kepala dusun untuk melakukan PSN dan membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan demam berdarah. 2. Petugas kesehatan atau tenaga terlatih melakukan penyemprotan insektisida 2 siklus dengan interval 1 minggu dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat. 3. Kepala lingkunganKepala Dusun dibantu pemuka masyarakat dan kader menyampaikan informasi tentang rencana penanggulangan demam berdarah dan membantu pelaksanaan penyuluhan. Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 4. Kepala Lingkungan dan kader mendampingi petugas kesehatan dalam pelaksanaan penyemprotan. 5. Keluarga melakukan PSN secara serentak sesuai petunjuk pelaksanaan penanggulangan demam berdarah.

2.1.3. Tanggung Jawab Petugas terhadap DBD

Tanggung jawab petugas Kesehatan dalam penangulangan DBD adalah Depkes RI, 2006: 1. Petugas DBD mempunyai tanggung jawab untuk melakukan kunjungan rumah. Kunjungan rumah ini dimaksudkan agar keluarga mengerti dan mau melaksanakan penanggulangan DBD. 2. Melakukan pemeriksaan jentik secara berkala di rumah-rumah. Untuk melihat ada tidaknya jentik dibak-bak penampungan air yang ada rumah keluarga yang ada di wilayah kerjanya. 3. Berperan sebagai penggerak dan pengawas dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD. 4. Membuat catatanrekapitulasi hasil pemeriksaan jentik. 5. Melaporkan hasil pemeriksaan jentik kepada puskesmas sebulan sekali.

2.2. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat

Analisis dari Green 1980, menyatakan bahwa kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor perilaku behaviour causes dan faktor non perilaku Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 non behaviour causes. Sedangkan perilaku itu sendiri, khusus perilaku kesehatan dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 tiga faktor yakni: a. Faktor-faktor predisposisi predisposing factor, yaitu terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya dari seseorang. b. Faktor-faktor penunjang enabling factor yang terwujud dalam lingkungan fisik. c. Faktor-faktor pendukung Reinforcing factor yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan dan petugas-petugas lainnya termasuk di dalamnya keluarga dan teman sebaya. Green 1980, kemudian berkesimpulan bahwa setiap perilaku kesehatan dapat dilihat sebagai fungsi dari pengaruh kolektif ketiga faktor. Gagasan penyebab kolektif itu penting terutama karena perilaku merupakan suatu fenomena yang majemuk. Jika menelaah dari ketiga faktor tersebut maka proses perubahan perilaku sangat berhubungan dengan faktor-faktor sebagai berikut: a. Kepercayaan terhadap kesehatan dengan dimensi pembentukan determinant adalah pengetahuan dan sikap. Kedua dimensi ini berkaitan erat dengan karakteristik demografis individu. b. Kemampuan mendapatkan informasi, kemudahan mendapatkan pelayanan serta ketersediaan alat dan bahan dalam melakukan pencegahan. Karmila : Peran Keluarga Dan Petugas Puskesmas Terhadap Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 Pengetahuan dan sikap masyarakat yang kurang mengetahui tentang tanda gejala, cara penularan dan pencegahan penyakit DBD mempunyai resiko terkena penyakit DBD. Dengan demikian upaya peningkatan pengetahuan mengenai gejala tanda, cara penularan dan pencegahan serta pemberantasan penyakit DBD perlu mendapat perhatian utama agar masyarakat lebih berperan aktif untuk melakukan pembersihan dan pemberantasan sarang nyamuk. Kebiasaan menggantungkan pakaian di dalam rumah merupakan kesenangan nyamuk Aedes aegypti untuk beristirahat Depkes, 1992.

2.3. Promosi Kesehatan