Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Model PBL Problem

kognitif maupun proses kognitif itu sendiri guna meningkatkan hasil pembelajaran dan memori ”. 45 Metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif. Metakognitif berhubungan dengan pengetahuan siswa tentang cara berpikir mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat. 46 Sementara itu, Bouffard dkk dalam Desmita menyatakan, “Metakognitif merupakan pengetahuan yang terdiri atas pengetahuan kognitif juga penilaian diri sebagai bentuk latihan ketika menerapkan kognitif yang diperoleh ”. 47 Menurut Gagne seperti dikutip Dewi menyatakan bahwa metakognitif berarti kemampuan seseorang untuk mengatur alur berpikir, memutuskan, memilah, memilih, bahkan untuk melakukan introspeksi demi perbaikan pola pikir itu sendiri dan merupakan bagian dari pengetahuan strategi kognitif. 48 Menurut Hartman seperti dikutip Debra McGregor, “Metakognisi sangat penting karena dapat mempengaruhi pemahaman, retensi, dan penerapan apa yang dipelajari selain memengaruhi efisiensi belajar, bepikir kritis, dan memecahkan masalah ”. 49 Metakognitif tidak sama dengan kognitif atau proses berpikir seperti membuat perbandingan, ramalan, menilai, membuat sintesis atau menganalisis. Sebaliknya, metakognitif merupakan suatu kemampuan dimana individu mencoba untuk memahami cara ia berpikir atau memahami proses kognitif yang dilakukannya dengan melibatkan komponen-komponen perencanaan functional planning, pengontrolan self monitoring, dan evaluasi self evaluation. 50 45 Ibid. 46 Sofan Amri Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010, h. 149. 47 Desmita, loc. cit. 48 Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008, cet. 2, h. 89. 49 Debra McGregor, Developing Thinking Developing Learning A Guide to Thinking Skills in Education, New York: McGraw Hill, 2007, pp. 211. 50 Desmita, loc. cit. Sasaran metakognitif mengacu kepada seorang siswa dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga siswa harus: 51 a. Mampu mengarahkan diri untuk memulai proses belajar, b. Mampu merefleksikan diri dengan mereview sasaran, tujuan, dan luaran outcome pembelajaran yang baru, c. Mampu mengevaluasi diri dengan menilai pertanyaan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Hasil belajar kognitif hanya sebatas pada hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan siswa terhadap suatu materi pembelajaran. Hasil belajar kognitif versi Bloom yang terbaru terdiri atas enam ranah yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, sintesis, dan evaluasi. 52 Sedangkan hasil belajar dari pengetahuan metakognitif berkaitan dengan hasil belajar terhadap berbagai pengetahuan akan tugas kognitf dengan harapan siswa dapat mengalami peningkatan akan hasil belajar kognitif. Hasil belajar pengetahuan metakognitif terdiri atas tiga ranah yaitu pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan kondisional. 53 Oleh karena itu, antara hasil belajar kognitif dengan hasil belajar pengetahuan metakognitif memiliki kesinambungan antara keduanya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau pengetahuan tentang pikiran dan cara kerjanya. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa ingin tahu karena metakognitif menggunakan proses kognitif untuk merenungkan proses kognitif. Metakognitif dapat memandu siswa dalam menata suasana dan menyeleksi strategi untuk meningkatkan kemampuan kognitif di masa mendatang. Metakognitif sendiri terdiri atas pengetahuan metakognitif dan aktivitas metakognitif. Pengetahuan metakognitif meliputi usaha monitoring dan refleksi atas pikiran-pikiran saat ini. Refleksi tersebut membutuhkan pengetahuan faktual tentang tugas, pengetahuan strategis, dan tujuan dari pengetahuan strategis dan 51 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, op. cit., h. 151. 52 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl eds, op.cit., h. 100. 53 Patcharee Rompayom, Chinda Tambunchong, dkk. The Development of Metacognitive Inventory to Measure Students Metacognitive Knowledge Related to Chemical Bonding Conceptions, International Association for Educational Assessment IAEA, 2010, pp. 2. pengetahuan faktual yang berisi mengenai bagaimana dan kapan menggunakan prosedur tertentu untuk memecahkan masalah. Sedangkan aktivitas metakognitif meliputi penggunaan self awareness dalam menata dan menyesuaikan strategi yang digunakan selama berpikir memecahkan masalah. Menurut Veenman, Van Hout-Wolters, dan Afflerbach dalam Patcharee Rompayom metakognitif berkaitan dengan kesadaran metakognitif, pengetahuan metakognitif, percobaan metakognitif, metamemori, kemampuan metakognitif, metakomponen, strategi pembelajaran, pengamatan komprehensif, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan regulasi. 54

a. Pengetahuan Metakognitif