c Faktor Masyarakat
Antara lain : kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, media massa.
2. Paradigma Konstrukstivisme
Kontrukstivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan yang diperoleh adalah konstruksi bentukan dari diri sendiri.
Konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan yang diperoleh merupakan konstruksi dari kemampuan dalam mengetahui sesuatu.
16
Menurut Battencourt seperti dikutip Sardiman, konstrukstivisme tidak bertujuan mengerti hakikat
realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu.
17
Teori belajar konstruktivisme dipelopori oleh Piaget dan Vygotsky. Belajar menurut pandangan konstruktivistik berarti membangun dengan cara
siswa mengkonstruksi sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya. Perolehan tersebut melalui informasi dalam struktur
kognitif yang telah ada dari hasil perolehan sebelumnya yang tersimpan dalam memori dan siap dikonstruk untuk mendapatkan pengetahuan baru.
18
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan yang didapatkan oleh seseorang tidak sekali jadi, tetapi melalui proses perkembangan yang terus
menerus. Dalam perkembangan tersebut, ada yang mengalami perubahan besar dengan mengubah konsep lama melalui akomodasi, ada pula yang hanya
mengembangkan dan memperluas konsep yang sudah ada melalui asimilasi.
19
Dari penjelasan di atas, teori konstruktivisme adalah teori yang menyatakan bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif dimana peserta didikk
membangun sendiri pengetahuannya dan peserta didik mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari. Terdapat lima model pembelajaran yang memiliki
kecenderungan berlandaskan paradigma konstruktivisme yaitu model reasoning
16
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011, cet. 11, h. 37.
17
Ibid.
18
Zulfiani dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lemlit UIN Jakarta, 2009, h. 119.
19
Paulina Pannen, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001, h. 16.