yang penting. Kategori dan proses kognitif dari jenis pengetahuan ini adalah membedakan dan mengorganisasi
5 Mengevaluasi adalah jenis pengetahuan yang proses belajarnya membuat
keputusan berdasarkan kriteria atau standar. Kategori dan proses kognitif dari jenis pengetahuan ini adalah mengoordinasi dan menilai
6 Mencipta adalah jenis pengetahuan yang proses belajarnya meminta
siswa untuk membuat produk baru dengan mengorganisasi sejumlah atau elemen menjadi pola atau struktur yang baru. Kategori dan proses
kognitif dari jenis pengetahuan ini adalah merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.
e. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Ada dua faktor menurut yang mempengaruhi belajar yaitu :
15
1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang belajar yang meliputi faktor jasmaniah kesehatan dan cacat
tubuh dan faktor psikologis intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.
2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar individu yang sedang belajar. Faktor eksternal meliputi :
a Faktor Keluarga
Antara lain : cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
latar belakang kebudayaan. b
Faktor Sekolah Antara lain : metode mengajar, kurikulum, relasi antara guru dan
siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran, waktu, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
15
Sofan Amri, op. cit., h. 25.
c Faktor Masyarakat
Antara lain : kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, media massa.
2. Paradigma Konstrukstivisme
Kontrukstivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan yang diperoleh adalah konstruksi bentukan dari diri sendiri.
Konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan yang diperoleh merupakan konstruksi dari kemampuan dalam mengetahui sesuatu.
16
Menurut Battencourt seperti dikutip Sardiman, konstrukstivisme tidak bertujuan mengerti hakikat
realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu.
17
Teori belajar konstruktivisme dipelopori oleh Piaget dan Vygotsky. Belajar menurut pandangan konstruktivistik berarti membangun dengan cara
siswa mengkonstruksi sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya. Perolehan tersebut melalui informasi dalam struktur
kognitif yang telah ada dari hasil perolehan sebelumnya yang tersimpan dalam memori dan siap dikonstruk untuk mendapatkan pengetahuan baru.
18
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan yang didapatkan oleh seseorang tidak sekali jadi, tetapi melalui proses perkembangan yang terus
menerus. Dalam perkembangan tersebut, ada yang mengalami perubahan besar dengan mengubah konsep lama melalui akomodasi, ada pula yang hanya
mengembangkan dan memperluas konsep yang sudah ada melalui asimilasi.
19
Dari penjelasan di atas, teori konstruktivisme adalah teori yang menyatakan bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif dimana peserta didikk
membangun sendiri pengetahuannya dan peserta didik mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari. Terdapat lima model pembelajaran yang memiliki
kecenderungan berlandaskan paradigma konstruktivisme yaitu model reasoning
16
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011, cet. 11, h. 37.
17
Ibid.
18
Zulfiani dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lemlit UIN Jakarta, 2009, h. 119.
19
Paulina Pannen, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001, h. 16.