Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan teoritis yang fokusnya tidak hanya sekedar apa yang dikerjakan siswa tetapi juga pada pada apa yang siswa pikirkan selama siswa mengerjakan tugasnya. 25 Belajar tidak hanya sekedar “mengingat menghafal, meniru, dan mencontoh” namun pembelajaran sebenarnya adalah pembelajaran yang mengutamakan proses sehingga hasil belajar pada siswa tampak nyata dan sangat berpengaruh pada retensi siswa. Sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan aktif dalam prosesnya. Model pembelajaran yang cocok dengan peningkatan kemampuan siswa adalah model pembelajaran PBL. Dalam PBL dibutuhkan keterampilan dalam meringkas dan meninjau ulang hasil diskusi yang akan digunakan dalam presentasi kelompok maupun dalam bentuk paper ataupun makalah. Melalui PBL, diharapkan dapat membangun kecakapan hidup life skill siswa, siswa terbiasa dalam pembelajaran mandiri dengan kemampuan mengatur dirinya sendiri self directed, berpikir metakognitif reflektif dengan pikiran dan tindakannya, dan mampu berkomunikasi secara berkelompok. Problem Based Learning PBL tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi siswa juga aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Aktivitas model PBL diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. 26 Masalah dalam PBL adalah masalah yang terbuka karena jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap guru maupun siswa dapat mengembangkan kemungkinan jawaban dan siswa mampu mengeksplorasi, mengumpulkan, dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalahnya. 27 Perbedaan model PBL dengan model lainnya yaitu informasi tertulis yang berupa masalah diberikan sebelum kelas dimulai kemudian fokusnya adalah bagaimana pembelajar 25 Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, cet. 2, h. 129. 26 Wina Sanjaya, op. cit., h. 214. 27 Ibid., h. 216. mengidentifikasikan isu pembelajaran sendiri untuk memecahkan masalah dan materi dan konsep ditentukan oleh pembelajar sendiri. 28 Kurikulum PBL memfasilitasi keberhasilan dalam memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibandingkan dengan pendekatan atau strategi pembelajaran yang lain. Problem Based Learning PBL adalah salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan mengembangkan keterampilan berpikir siswa penalaran, komunikasi, dan koneksi dalam memecahkan masalah. Menurut Boud dan Feletti, PBL adalah inovasi model pembelajaran yang paling signifikan dalam pendidikan. Margetson dalam Rusman mengemukakan bahwa kurikulum PBL membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola berpikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. 29 Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam PBL dibutuhkan keterampilan dalam meringkas dan meninjau ulang hasil diskusi yang akan digunakan dalam presentasi kelompok maupun dalam bentuk paper ataupun makalah. Melalui PBL, diharapkan dapat membangun kecakapan hidup life skill siswa, siswa terbiasa dalam pembelajaran mandiri dengan kemampuan mengatur dirinya sendiri self directed, berpikir metakognitif reflektif dengan pikiran dan tindakannya, dan mampu berkomunikasi secara berkelompok. Problem Based Learning PBL termasuk jenis metode instruksional yang menantang siswa agar “belajar untuk belajar”, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah yang digunakan bertujuan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis mahasiswa dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. 28 M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010, cet. 2, h. 23. 29 Rusman, loc. cit.