Revolving Financing – Mudharabah Penyaluran Dana 1. Car Financing – Al-Ijarah Thumma Al Bai AITAB

e. Pengembalian modal dan distribusi keuntungan dapat dilakukan secara angsuran atau tempo. f. Distribusi tingkat keuntungan untuk bank dan nasabah sebesar nisbah yang telah ditentukan pada akad. g. Penembalian modal bank pada saat jatuh tempo pembiayaan. Skema produk: Skema 7. Produk Revolving Financing – Mudharabah Ket: 1. Kontrak kerja; 2. Pengajuan dan pemenuhan persyaratan; 3. Akad Mudharabah; 4. Menyerahkan modal; 5. Mengelola; 6. Pengembalian modal dan distribusi keuntungan; 7. Bagi hasil sesuai dengan nisbah bank; 8. Bagi hasil sesuai dengan nisbah Bank. Tujuan atau manfaat produk ini bagi bank adalah bank akan mendapatkan pendapatan bagi hasil dari usaha yang dikembangkan nasabah. Dan bagi nasabah adalah membantu nasabah mendapatkan dana utnuk pengembangan usahanya. Utnuk analisis dan identifikasi risikonya adalah risiko kredit yaitu risiko adanya fluktuasi penurunan pendapatan usaha, dan risiko adanya ketidakakuratan informasi yang diberikan nasabah. Revolving Financing ini adalah produk pembiayaan bank syariah dengan menggunakan akad Mudharabah. Pertimbangan DSN-MUI belum menetapkan produk ini karena, pada dasarnya setiap produk yang menggunakan akad yang sudah terdapat fatwa seperti akad Mudharabah ini adalah boleh. Sehingga untuk menetapkan produk ini tidaklah diperlukan fatwa baru, karena mengikuti fatwa pada akad yang digunakan sebelumnya, seperti Mudharabah dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.04DSN-MUIIV2000. Sehingga produk Revolving Financing ini dapat diterapkan di Indonesia. 61 61 Wawancara pribadi dengan Kanni Hidayah Y. Depok, 26 Agustus 2011.

5. Industrial Hire Purchase – Al Ijarah Thumma Al Bai’

62 Industrial Hire Purchase – Al Ijarah Thumma Al Bai’ adalah merupakan pembelian dengan sewa beli berdasarkan konsep untuk mesin dan peralatan industri berdasarkan konsep atau akad Al Ijarah Thumma Al Bai’dimana kombinasi dua akad Ijarah sewa dan akad Al Bai’beli yang dalam pelaksanaanya dilakukan secara bertahap, dimana akad Al Bai’ direalisasikan setelah periode sewa berakhir. Berdasarkan kontrak pertama, penyewa menyewa barang dari pemilik barang dengan harga sewa yang disepakati untuk suatu jangka waktu tertentu. Setelah masa sewa berakhir, kontrak kedua direalisasikan dimana penyewa membeli barang dari pemilik pada harga yang telah disepakati. Produk ini diterapkan di Malaysia pada Bank AmsIslamic Bank. Fitur dalam produk ini adalah yang pertama, nasabah adalah badan usaha dan badan hukum. kedua, maksimal pembiayaan 100 . Ketiga, periode pembiayaan ditetapkan case by case basis. Dan yang Keempat, disesuaikan denggan kebutuhan pembiayaan nasabah. 62 Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah Internasiional Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2008, h.79 Skema produk: Skema 8. Produk Industrial Hire Purchase – Al Ijarah Thumma Al Bai’ Mekanisme produk atau keterangan: 1. Pengajuan dan pemenuhan peryaratan, dimana Bank membeli mesin atau peralatan pemasok. Dengan demikian bank menjadi pemilik barang tersebut. 2. Pemasok Jual mesin dan peralatan industri ke bank. 3. Bank menyewakan mesinperalatan industri kepada nasabah penyewa dan, 4. Nasabah membayar biaya sewa yang disepakati selama jangka waktu sewa. 5. Setelah selesai masa sewa, realisasi pembelian akan dilaksanakan secara otomatis. Nasabah membeli barang kepada bankk dengan harga yang telah disepakati, dengan demikian kepemilikan barang telah berpindah dari bank ke nasabah. 6. Ketika konsumen gagal memenuhi kewajiban sewa sesuai dengan term dan kondisi yang tertulis dalam perjanjian, bank memiliki hak untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk meringankan kerugian. Tujuan atau manfaat produk ini bagi bank adalah bank mendapatkan sewa, dan bank akan mendapatkan keuntungan dari transaksi jual beli dengan nasabah. Sedangkan bagi nasabah adalah membantu nasabah mendapatkan mesin atau peralatan industri yang diperlukanya sesuai prinsip syariah. adapun analisis risoko pada produk ini adalah risiko kredit dimana risiko ini terjadi apabila nasabah tidak mampu membayar angsuran, risiko fluktuasi harga pada saat dilakukan penjualan kepada nasabah sehingga dapat terjadi gagal beli, risiko jika nasabah batal membeli peralatanmesin industri. Fatwa dan opini syariah adalah yang petama, Al Ijarah Thumma Bai’ AITAB secara prinsip memiliki kesamaan dengan konsep Al – Ijarah Al- Muntahiyah Bi Al-Tamlik fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27DSN- MUIIII2002. Dan pebedaanya adalah pada kedudukan sewahire dan belipurchasing kedua-duanya merupakan suatu kontrakakad dalam suatu perjanjian AITAB dengan realisasi masing-masing kontrak secara bertahap. Sedangkan pada IMBT sewa adalah suatu kontrakakad, sedangkan pemindahan kepemilikan merupakan suatu janjiwa’d.