berbeda dalam produk dan jasa yang ditawarkan bank syariah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut bermacam-macam, antara lain:
44
a. Sistem yang dianut oleh suatu negara; b. Aliran pemikiran atau mazhab yang dianut oleh negara atau mayoritas
penduduk Muslimnya; c. Kedudukan bank syariah dalam undang-undang; dan
d. Pendekatan pengembangan produk yang dipilih. Produk perbankan internasional yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebanyak
46 produk yang dikumpulkan dari luar negeri seperti dari Malaysia, Yordania, Bahrain, Pakistan, Sudan dan negara lain yang menerapkan syariah dalam sistem
perbankanya, perlu adanya pengkajian yang mendalam dalam setiap produk yang diajukan tersebut.
Maka dari itu Dibentuklah Team Working Group untuk merealisasikan produk tersebut apakah dapat diterapkan di Indonesia atau tidak. Dimana didalam Team
tersebut terdiri dari tiga pihak, yang pertama pihak Bank Indonesia, bank Indonesia mengumpulkan , memilih produk dari berbagai negara berdasarkan kebutuhan dunia
perbankan syariah di Indonesia yang sifatnya mendesak.
45
Kedua, adalah pihak Dewan Syariah Nasional, pihak DSN melihat produk yang ditawarkan dari keseuaian
44
Ascarya. Akad Produk Bank Syariah jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, h. 131
45
Herdaru Purnomo, BI: 46 Produk Bank Syariah Belum Dihalalkan DSN, artikel ini diakses pada tanggal 24 Juli 2011 di
http:finance.detik.comread2010120314051415084455bi-46-produk- bank-syariah-belum-dihalalkan-dsn
syariahnya. Dan yang ketiga, DSAS-IAI Dewan Standar Syariah-Ikatan Akuntan Indonesia yang melihat dari sisi akuntasi dari setiap produk.
Namun karena keterbatasan penulis, penulis membatasinya hanya menganalisis faktor pertimbangan DSN dalam proses penetepan produk perbankan syariah
tersebut, dari 46 produk hanya 10 produk internasional yang diterapkan di Negara Malaysia yang dipilih untuk dianalaisis. Produk-produk yang diambil untuk
dianalisis adalah produk penghimpunan dana dan penyaluran dana saja, hal ini karena produk jasa yang diterapkan di Malaysia adalah menggunakan akad-akad yang
sudah terdapat fatwa di Indonesia, dan produknya adalah sebagai berikut:
A. Penghimpunan Dana 1. Deposito – Mudharabah Muqayyadah Murabahah
46
Deposito – Mudharabah Muqayyadah Murabahah adalah solusi investasi jangka pendek dan jangka menengah untuk memperoleh hasil investasi dari
kegiatan penyaluran dana yang menggunakan akad Murabahah. Produk ini diterapkan di negara Malaysia yaitu pada bank Al Rajhi Bank. Dan produk ini
menggunakan akad Mudharabah Muqayyadah yaitu penanaman dana dari investor Shahibul Maal-nasabah kepada pengelola dana Mudharib – Bank Syariah
untuk kegiatan usaha tertentu sesuai dengan yang dipersyaratkan investor dalam produk ini, pengelola dana berdasarkan akad Murabahah saja, dengan nisbah
yang telah diepakati sebelumnya.
46
Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah Internasiional Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2008, h.1
Fitur Produk ini adalah, pertama, jangka waktu investasi bervariasi 1, 3, 6, atau 12 bulan. Kedua, investasi dapat dalam valuta asing lain. Ketiga, bagi hasil
yang kompetitif karena berdasarkan profit dari kontrak murabahah. Keempat, tranparansi dalam penyaluran dana investasi logam, atau lainya.
Mekanisme produk ini adalah investor mewakilkan kepada bank untuk membeli komoditi yang diinginkan dari pihak ketiga dan kemudian menjual
kembali komoditi tersebut pada harga yang lebih tinggi dengan pembayaran secara tangguh.
Skema Produk
Skema 1. Produk Deposito – Mudharabah Muqayyadah Murabahah Ket:
1. Nasabah menanamkan dana kepada Bank Syariah untuk membeli komoditas;
2. Penandatangan akad Mudharabah;
3. Bank menyerahlan uang untuk beli komoditas dengan akad Murabahah; 4. Penyerahan komoditas;
5. Bank menjual komoditas; 6. Pembayrana secara tangguh;
7. Penyerahan hasil investasi, sesuai nisbah yang telah disepakati. Tujuan manfaat produk adalah bagi Bank sebagai sumber pendanaan bagi
Bank dengan jangka waktu tertentu, dan tingkat hasil investasi yang tetap pada periode tertentu, sedangkan bagi nasabah adalah konsumen akan memperolehhasil
investasi yang tetap dari keuntungan penjualan komoditas, selama periode tertentu dan jangka waktu yang lebih fleksible.
Analisis dan Identifikasi Risiko adalah risiko pasar market risk berupa risiko nilai tukar bila investasi dalam bentuk valuta asing, risiko reputasi apabila
investasi kepada nasabah tidak berbeda dengan produk lain, dan risiko pembiayaan credit risk terjadi bila debitur wan pertasi atau default.
Produk Deposito dengan menggunakan akad Mudharabah Muqayyadah Murabahah adalah dengan berbentuk komoditas. Dewan Syariah Nasional belum
menetapkan fatwa terhadap produk tersebut untuk diterapkan di Perbankan Syariah di Indonesia. Karena pertimbangan Dewan Syaraiah nasional terhadap
produk ini adalah bahwasanya di Indonesia dibenarkan produk deposito menggunakan akad mudharabah, karena konsep mudharabah adalah kerjasama