Deposito dan Reksadana – Mudharabah

Ket: 1. Pengajuan dan pemenuhan persyaratan; 2. Penandatangan akad Mudharabah; 3. Penyetoran dana; 4. Penyaluran dana keusaha dan kereksadana; 5. Total hasil usahakeuntungan; 6. ab- Distribusi hasil usaha berdasarkan nisbah; 7. pencairan depositi. Adapun tujuan dari produk ini bagi Bank adalah sebagai sumber pendanaan dengan jangka waktu tertentu, dan tingkat hasil investasi yang lebih menarik. Sedangkan bagi nasabah adalah jangka waktu yang bervariasi yaitu 1, 3, 6, atau 12 bulan, memberikan hasil investasi yang menarik, manajemen risiko yang lebih baik. Analisis dan identifikasi risiko dari produk ini adalah risiko reputasi apabila hasil investasi kepada nasabah tidak berbeda dengan produk lain, risiko pasar market risk apabila turuna nilai investasi reksadana, risiko likuiditas apabila manajerinvestasi tidak dapat dengan segera melusasi transaksi penjualan kembali unit penyertaan reksadana. Faktor pertimbangan Dewan Syariah terhadap produk kombinasi antara Deposito dengan Reksadana yang menggunakan akad Mudharabah ini adalah karena di Indonesia perbankan Islam merupakan perbankan yang sifatnya komersil. Dimana bank diartikan menurut Peraturan Bank Indonesia No 21 tahun 2008 bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk kredit lainya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. 49 Dari pengertian tersebut berarti bank di Indonesia memposisikan sebagai bank yang mencari keuntungan. Dan bukan sebagai bank Investasi. Karena dengan sifat seperti itulah produk kombinasi Deposito dengan Reksadana belum dapat ditetapkan fatwa dan tidak dapat diterapkan di Indonesia. Karena dari masing- masing produk tersebut mempunyai wilayahnya masing-masing, dimana Deposito merupakan wilayah bank, sedangkan Reksadana adalah wilayahnya Pasar Modal. 50 Namun Perbankan di Indonesia tidak menutup kemungkinan bahwasanya modal atau dana dari pihak ketiga diproduksikan bank melalui pasar modal. Tetapi tidak secara spesifik untuk bank investasi. Berbeda dengan asal produk ini yaitu di Malaysia, di Malaysia Perbankan sifatnya Investasi, sehingga menjalankan kombinasi antara produk perbankan dengan produk pasar modal seperti Deposito dengan Reksadana bukanlah masalah. 49 Peraturan Bank Indonesia tahun 2008 50 Wawancara pribadi dengan Kanni Hidayah Y. Depok, 14 Agustus 2011.

3. Tabungan dan Giro Authomatic Transfer – Mudharabah - Wadhiah

51 Tabungan dan Giro Authomatic Transfer – Mudharabah – Wadhiah adalah merupakan kombinasi antara tabungan dan giro dua rekening dalam satu produk, dimana setiap rekening dapat pindah secara otomatis apabila rekening yang lain membutuhkan dana yang lebih. Produk ini diterapkan di Malaysia pada Standard Chartered Bank Malaysia. Dan akad yang digunakan dalam produk ini adalah dengan akad wadhiah dan mudharabah, untuk akad wadhiah dimana penitipan dana dari pemilik dana nasabah pada penyimpan dana Bank dengan kewajiban pihak yang menerima titipan untuk mengembalikan dana titipan sewaktu-waktu. Dan sedangakan dengan akad mudharabah adalah penitipan dana sepenuhnya 100 dari pemilik dana atau modal kepada pengelola mudharib untuk disalurkan kepada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Adapun kerugian ditanggung oleh masing-masing pihak sesuai besarnya modal. Fitur dan mekanisme produk ini adalah nasabah mempunyai dua buah rekening yaitu rekening tabungan dan rekening giro, dimana antara kedua rekening tersebut dapat dilakukan itransfer balance secara otomatis apabila terjadi kekurangan saldo di salah satu rekening. Nasabah akan memperoleh bagi hasil 51 Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah Internasiional Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2008, h.23 dari rekening tabungan yang menggunakan akad mudharabah , namun tidak memperolah bagi hasil dari rekening giro yang menggunkan akad wadhiah. Tujuan dan manfaat dari produk ini bagi bank adalah sebagai sumber pendanaan, keuuntungan atas pengelolaan giro sepenuhnya menjadi milik bank, sedangkan keuntungan atas pengelolaan dana tabungan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati. Dan sedangkan bagi nasabah adalah memberikan kenyamanan, keamanan, dan fleksibilitas pad akedua rekening nasabah, sehingga tidak terjadi kekurangan uang, dan nasabah dapat menggunakan melakukan pemindahan dana dari satu rekening ke rekeniing yang lain jika terjadi penarikan yang lebih besar dari saldo pada rekaning tersebut. Skema produk: Skema 3. Produk Tabungan dan Giro Authomatic Transfer – Mudharabah – Wadhiah Ket: 1. Pengajuan dan pemenuhan persyaratan; 2. Penandatanganan akad; 3. a- mutasi rekening b- otomatis transfer jika rekening kurang saldo; 4. Bank menyalurkan dana pada kegiatan produktif; 5. ab- Distribusi hasil usaha berdasarkan nisbah untuk rek. tabungan. Analisis dan identifikasi risiko dari produk ini adalah yang pertama, risiko likuiditas, risiko ini terjadi karena tingginya aktivitas pada rekening giro dan tabungan. Kedua, risiko operasional, risiko ini terjadi karena kegagalan bank dalam memilih kegiatan yang produktif, sehingga bank harus menanggung kerugian tersebut. Dan yang ketiga adalah risiko pasar, risiko ini terjadi apabila rekening dalam valuta asing. Produk Tabungan dan Automatic Transfer dengan menggunakan akad Mudharabah dan Wadhiah ini merupakan produk yang dapat diterapkan atau dijalankan di Perbankan Syariah di Indonesia. Karena Dewan Syariah Melihat produk ini sebenarnya menggunakan akad yang sudah ada dan sudah diterapkan di Indonesia sebelumnya. Hanya saja ditambahkan kombinasi-kombinasi antara produk yang satu dengan yang lainya. Dalam hal ini Dewan syariah Nasional