Export Kredit Refinancing – Murabahah

7. Bank syariah mengadvice Lc kepada nasabah eksportir; 8. Nasabah eksportir mengirimkan barang kepada importir; 9. Nasabah eksportir menyerahkan berkas dokumen pengiriman barang kepada bank syariah; 10. Bank syariah mengirimkan dokumen dan penagihan pembayaran kepada issuing bank; 11. Issuing bank melakukan pemeriksaan dokumen yang diterima dari bank syariah untuk diperiksa kesesuainya, dengan persyaratan dalam LC; 12. Importir melakukan pembayaran ke Issuing Bank; 13. Iisuing bank membayarkan tagihan pembayaran ke Bank syariah sebagai pelunasan atas tagihan kepada nasabah eksportir; Tujuanmanfaat produk ini bagi bank adalahbank memperoelh fee based Income dari aktifitas trade service, dan penyaluran kegiatan usaha nasabah terutama aktifitas ekspor dilaksanakan melaui bank. Sedangkan tujuanmanfaat produk ini bagi nasabah adalah biaya lebih rendah, karena pembiayaan ini dibiayai oleh EXIM Bank. Analisis da identifikasi risiko pada produk ini adalah pertama, risiko operasi yaitu bila supplier dan atau manufacturer tidak dapat memproduksi barang yang akan diekspor, dan bila buyer diluar negeri menolak barang yang diekspor atau menolak pembayaran harga barang yang diekspor unpaid. Dan kedua, adalah risiko kredit apabila nasabah tidak mau atau tidak mampu megembalikan pembiayaan yang telah diterima. Export Credit Refinancing ini menggunakan akad Mudharabah, dan Mudharabah di Indonesia dibolehkan dan sudah mendapatkan fatwa. Sehingga produk ini tidak perlu fatwa baru, karena mengikuti akad yang dipakainya. Dan sesungguhnya Dewan Syariah Nasional melihat pada setiap produk yang akan ditetapkan fatwa, dengan melihat kesesuianan produk syariah di Indonesia dan mekanismenya jelas tidak ada unsur-unsur yang dilarang, maka produk itu dapat diterapkan dan dijalankan. Dan DSN melihat produk ini sebenarnya sama halnya dengan produk LC Letter Of Credit yang sudah terdapat fatwa yang membolahkan menggunakan produk ini sepeti dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.35DSN-MUIIX2002 tentang fatwa LC Ekspor. Dan produk ini tidak perlu fatwa baru dan dapat diterapkan di Indoneisa dengan pertimbangan tersebut, dan disamping itu juga terdapat akad wakalah dan wakalah dalam LC ini juga telah diterapkan fatwa Dewan Syariah No.10DSN-MUIIV2000. 65 65 Wawancara Pribadi dengan Kanni Hidaya Y. Depok, 26 Agustus 2011.

7. Pembiayaan Dengan Penjaminan – Semua Akad Pembiayaan Syariah

66 Produk ini adalah produk pembiayaan untuk usaha kecil menengah, dimana nasabah bisa mendapatkan pembiayaan dan guarantee garansi sekaligus. Produk ini diterapkan oleh negara Malaysia pada Bank AmIslamic Bank dan Bank Muamalat Malaysia. Dan akad yang digunakan adalah akad Kafala yang berarti jaminan. Hal ini merujuk pada garansijaminan yang diberikan oleh satu pihak yang setuju untuk menyelesaikan melunasi hutang kepada pihak ketiga, apabila pihak ketiga gagal untuk melunasinya. Kafala dibedahkan menjadi dua yaitu: a. Guarantee in regard to goods: Merujuk pada garansi yang diberikanseseorang kepada pemilik barang yang menempatkan atau menyimpankan barangnya kepada pihak ketiga, dimana setiap klaim pemilik barang harus bisa dipenuhi oleh penggaransi guarantor dan pihak ketiga. b. Guarantee on a person Merujuk pada garansi yang diberikan oleh seseorang pihak pertama kepada pihak kedua, dimana pihak pertama melakukan joint-respon-sibility dengan pihak ketiga. 66 Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah Internasiional Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2008, h.124 Fitur dan mekanisme produk ini adalah yang pertama, kriteria nasabah yang mengajukan fasilitas ini adalah pengusaha kecil dan menengah. Kedua, nasabah mengajukan kepada perusahaan penjamin untuk menjamin pembiayaan yang akan diajukanaya di bank. Ketiga, perusahaan penjamin akan mengeluarkan Letter Of Understanding guarantee kepada bank. Keempat, nasabah menerima pembiayaan dari bank. Dan yang kelima, dalam hal terjadi gagal bayar, bank akan melakukan kalin, kepada perusahaan penjamin. Skema produk: Skema 10. Produk Pembiayaan Dengan Penjaminan Ket: 1. Nasabah mengajukan pembiayaan kepada bank; 2. Nasabah mengajukan penjaminankepada perusahaan penjamian; 3. Perusahaan penjamin akan terbitkan Letter Of Understanding guarantee kepada bank; 4. Bank memberikan pembiayaan kepada nasabah; 5. Nasbaah gagal bayar; 6. Bank ajuak klaim kepada perusahaan penjamin. Tujuan dan manfaat produk ini bagi bank adalah bank mendapatkan pendapatan dari pembiayaan kepada nasabah. Sedangkan tujuan dan manfaat produk ini bagi nasabah adalah membantu nasabah dalam menjalankan transaksi bisnisnya untuk memperoleh pembiayaan dari bank. Analisis dan identifikasi risiko pada produk ini adalah risiko kredit dimana terjadi ketika pengajuan klaim tidak diterima oleh perusahaan penjamin. Produk dalam pembiayaan ini juga merupakan salah satu roduk yang dapat diterapkan di perbankan syariah di Indonesia. Karena Dewan Syariah Nasional menimbang bahwa masyarakat memerlukan penjaminan dalam berbagai macam transaksi, seperti yang telah tertuliis di dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.74DSN-MUII2009 tentang Penjaminan. Sehingga produk pembiayaan yang ketujuh ini tidak pperlu fatwa. Karena semua aturan mengikuti fatwa tersebut. 67 Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mepromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya kedalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait, prinsip utama yang diikuti oleh Bank Islami itu adalah: 67 Wawancara pribadi dengan Kanni Hidayah Y. Depok, 26 Agustus 2011.