Personal Fianncing – Bai’ Al Inah
tujuanmanfaat produk financing personal bagi nasabah adalah nasabah mendapatkan bantuan dana tunia untuk memenuhi keperluanya.
Analisis dan identifikasi risiko dari produk financing personal ini adalah risiko kredit, dimana terjadi apabila nasabah tidak mampu membayar angsuran,
kemudian risiko fluktuatif harga karena adanya perbedaan waktu antara transaksi penjualan asset dari bank kepada customer kepada pihak ketiga, sehingga dapat
terjadi gagal jualbeli. Fatwaopini syariah dari produk financing personal ini adalah di Malaysia,
setiap transaksi yang dilandasi oleh asset, dihalalkan oleh Dewan Ulama. Transaksi Bai’ Al Inah tidak tergolong riba, karena harga markup berlandaskan
perdagangan barang da jasa, bukan pinjaman. Ada berbagai pendapat tentang Bai Al-Inah ini, mayoritas ulama menyatakan
bai Al-Inah dilarang sebab mengandung suatu cara untuk meligitimasi riba. Hanafi berpendapat bahwa Bai Al-inah diperbolehkan hanya jika melibatkan
pihak ketiga. Diriwayatkan dari Anas bahwa ia pernah ditanya perihal Bai Al- Inah maka jawabnya, sesungguhnya Allah tidak pernah menipu hamba_Nya.
Bai Al-Inah termasuk hal-hal yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya.
57
57
Fajarnindyo, ekonomi syariah- Bai Al-Inah Artikel ini diakses pada tanggal 10 september 2011
dari website
htt p: w w w .mail-archive.com ekonom i- syariahyahoogroups.com m sg00988.ht m l
Maliki dan Hambali secara tegas menolak Bai Al-Inah karena ia adalah suatu cara untuk memanipulasi riba. Diriwayatkan oleh Imam ad-Daruquthni dan al-
Baihaqi dari Abu ishaq, dari istrinya Aliyyah bahwa ia pernah menemui Aisyah ra. Bersama dengan Ummu Walad Zaid bin Arqam serta seorang wanita lain.
Ummu Walad Zaid berkata, Aku pernah menjual budak kepada Zaid seharga
800 dirham dengan pembayaran tertunda. Dan aku membelinya kembali seharga 600 dirham kontan.
Aisyah berkata, Sungguh tidak bagus cara engkau
berjualan dan cara engkau membeli. Katakan kepada Zaid bahwa ia telah membatalkan pahala jihad dan hajinya bersama Rasulullah kecuali jika ia
bertaubat . Wanita itu berkata,
Bagaimana kalau yang kuambil hanya modalku saja ?
. Aisyah menjawab, Allah berfirman : Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Rabb-Nya lalu terus berhenti dari mengambil riba maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan
QS.Al-Baqarah 275. Sedangkan ulama yang membolehkan bai
al-inah diantaranya adalah Syafi’i dan Zahiri. Imam Syafi
i menurut satu riwayat membolehkan bai al-
inah berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Sa id dan
Abu Hurairah,Tukarkanlah kurma yang jelek dengan uang dirham, kemudian dengan uang dirham itu hendaklah engkau membeli kurma yang bagus.
Pertimbangan DSN-MUI belum menetapkan fatwa terhadap produkk personal financing dengan akad Bai Al-Inah ini. Karena DSN melihat bahwasanya
mayoritas ulama menyatakan bahwa hukum dari Bai Al-Inah tidak dibolehkan. Sehingga dengan pertimbangan tersebut maka produk ini belum difatwakan dan
tidak dapat diterapkan di Indonesia.
58
Hal ini menunjukkan bahwa kalangan otoritas pemberi fatwa di Negara ini masih berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian dalam rangka mendekatkan diri
pada konsep Islam yang sesungguhnya. Dengan demikian, masyarakat akan lebih percaya bahwa, perbankan syariah adalah merupakan solusi dan bukan lagi
sekedar pilihan bagi masyarakat muslim dinegeri ini.