Tabungan dan Giro Authomatic Transfer – Mudharabah - Wadhiah

Ket: 1. Pengajuan dan pemenuhan persyaratan; 2. Penandatanganan akad; 3. a- mutasi rekening b- otomatis transfer jika rekening kurang saldo; 4. Bank menyalurkan dana pada kegiatan produktif; 5. ab- Distribusi hasil usaha berdasarkan nisbah untuk rek. tabungan. Analisis dan identifikasi risiko dari produk ini adalah yang pertama, risiko likuiditas, risiko ini terjadi karena tingginya aktivitas pada rekening giro dan tabungan. Kedua, risiko operasional, risiko ini terjadi karena kegagalan bank dalam memilih kegiatan yang produktif, sehingga bank harus menanggung kerugian tersebut. Dan yang ketiga adalah risiko pasar, risiko ini terjadi apabila rekening dalam valuta asing. Produk Tabungan dan Automatic Transfer dengan menggunakan akad Mudharabah dan Wadhiah ini merupakan produk yang dapat diterapkan atau dijalankan di Perbankan Syariah di Indonesia. Karena Dewan Syariah Melihat produk ini sebenarnya menggunakan akad yang sudah ada dan sudah diterapkan di Indonesia sebelumnya. Hanya saja ditambahkan kombinasi-kombinasi antara produk yang satu dengan yang lainya. Dalam hal ini Dewan syariah Nasional membolehkan, karena sifatnya sebagai fitur dari produk itu sendiri. 52 Kaidah Fiqh: ُﻞْﺻَﻷَا ﻰِﻓ ِتَﻼَﻣﺎَﻌُﻤْﻟا ُﺔَﺣﺎَﺑِﻹْا ﱠﻻِإ ْنَأ ﱠلُﺪَﯾ َد ﻞْﯿِﻟ ﻰَﻠَﻋ ﺎَﮭِﻤْﯾِﺮْﺤَﺗ “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkanya.” Sehingga dalam pemberian fatwa dalam produk ini tidak ditetapkan karena memang akad yang dugunakan sudah ditetapkan di Indonesia seperti fatwa DSN tentang Giro No.1DSN-MUIIV2000 dan Fatwa DSN tentang tabungan No.2DSN-MUIIV2000.

B. Penyaluran Dana 1. Car Financing – Al-Ijarah Thumma Al Bai AITAB

53 Car Financing – Al Ijarah Thumma Al-Bai’ AITAB adalah merupakan fasilitas pembiayaan kendaraan dengan menggunakan konsep sewa beli sesuai Syariah Islamic hire purchase financing. Daeler menjual kendaraan kepada bank. Bank menyewakan kepada nasabah penyewa berdasarkan perjanjian AITAB. Setelah penyelesaian sewa, realisasi dari perjanjian pembelian akan 52 Wawancara pribadi dengan Kanni Hidayah Y. Depok, 14 Agustus 2011. 53 Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah Internasiional Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2008, h.27 dilakukan secara otomatis, sehingga kepemilikan kendaraan berpindah daari bank kepada peyewa. Produk Car Financing – Al Ijarah Thumma Al-Bai’ AITAB ini berasal dari Malaysia yang diterapkan di Maybank Islamic dan AmIslamic Bank. Dan akad yang diguanakan dalam produk Car Financing ini adalah Al Ijarah Thumma l- bai’yaitu kombinasi dua akad antara akad Ijarah sewa dan akad Al ai’ beli yang dalam pelaksanaanya dilakukan secara bertahap, dimana akad Al Bai’ direalisasikan setelah periode sewa berakhir. Fitur dalam produk ini adalah bahwasanya secra esensi, fitur Car Financing – Al Ijara Thumma Al – Bai’ AITAB memiliki persamaan dengan Conventional Hire Purchase Loan. Adapun perbedaanya adalah:  Car Financing – Al Ijara Thumma Al – Bai’ AITAB berdasarkan prinsip syariah yang menjiwai hukum sewa beli hire – Purchasing Act, sednagkan sewa beli konvensional hanya berdasarkan hukum sewa beli.  Sumber dana AITAB hanya berdasarkan dari halal Funds.  Perbedaan istilahterm: Konvensional : AITAB Loan : Financing Interest rat : Profit rate Hiring Charges : Mark – Up Late Payment Interest : Late Payment Charges  Terdapat dua perjanjian dalam AITAB yaitu Al Ijarah Contract dan Al Bai’ Contract. Sedangkan konlvensional hanya menggunakan satu perjanjian.  Dalam AITAB, customer harus menandatangani Aqad Letter Acceptance Letter sebagai pernyataan penawaran dan pengakuan transaksi, sedangkan kovensional tidak. Beberapa fitur AITAB antara lain:  Late Payment Charges lebih rendah dibandingkan dengan konvensional.  Fitur dan benefit AITAB sama baik dengan konvensional.  Customer akan mendapatkan rebate ibra’ dalam hal terjadi early settelment. Rebate tidak diberikan dalam bentuk kas tetapi akan menguranginoutstanding balance. Mekanisme produk: 1. Dealer menjual kendaraan kepada bank, bank menjadi pemilik barang tersebut. 2. Bank kemudian menyewakanya kepada nasabah penyewa dengan perjanjian AITAB. 3. Setelah selesai masa sewa, realisasi perjanjian pembeliian akan dilaksanakan secara otomatis, kepemilikan kendaraan berpindah dari bank kepada nasabah penyewa.