Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
disamping bersumber langsung dari Al-Qur’an juga ketetapan Nabi SAW, yang mencerminkan penerapan aturan, prinsip, dan perintah Allah dalam Alquran.
5
Pada tahun 1999 MUI membentuk Dewan Syariah Nasional DSN, lembaga ini beranggotakan para ahli hukum Islam fuqaha dan praktisi ekonomi, terutama sektor
keuangan baik bank maupun non bank, berfungsi untuk melaksanakan tugas-tugas MUI dalam mendorong dan memajukan ekonomi umat disamping itu lembaga ini pun
bertugas menggali, mengkaji, dan merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam syari’ah untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga-lembaga
keuangan syari’ah, serta mengawasi pelaksanaan dan implementasinya
6
. Produk dan jasa keuangan syariah yang ditawarkan bank syariah di Indonesia
cukup bervariasi, namun hal tersebut perlu adanya inovasi maupun pengembangan produk-produk bank syariah, agar bank syariah lebih maju lagi. Sejalan dengan ini
menurut M. Nur Rianto Al Arif dalam bukunya “Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah” menyebutkan bahwa strategi pengembangan produk perbankan merupakan
usaha meningkatkan jumlah nasabah dengan cara mengembangkan atau memperkenalkan produk-produk baru perbankan.
7
Namun produk bank syariah yang ada di Indonesia masih minim, hal ini diungkapkan oleh Direktur Direktorat Perbankan Syariah Mulya E. Siregar Bahwa
sebanyak 46 produk bank syariah masih terganjal di Dewan Syariah Nasional, produk
5
Mervyn K. Lewis Latifa M. Algaoud. Perbankan Syariah Prinsip, praktik prospek. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007, h. 33
6
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Himpunan FatwaDewan Syari’ah Nasional, h. xiv
7
M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah Bandung: ALFABETA CV, 2010, h.79
tersebut belum mendapatkan fatwa halal untuk diperdagangkan di industri perbankan syariah.
8
“Hal itu menghambat bank-bank syariah untuk memasarkan inovasi produk perbankan syariah kepada masyarakat masyarat,” papar Mulya E. Siregar di Gedung
Bank Indonesia. Pihaknya, sudah mengajukan produk-produk tersebut sejak akhir 2009 ke DSN. Namun belum juga dibahas, ia menuturkan, DSN mempunyai
wewenang untuk menetapkan fatwa, sehingga produk-produk yang akan dipasarkan di perbankan syariah harus mendapatkan fatwa. “Selama ini, perbankan syariah sulit
tumbuh karena belum ada inovasi produk-produk baru,” timpalnya.
9
Produk yang diajukan oleh Lembaga Keuangan Syariah melalui BI tersebut merupakan produk-produk perbankan syariah yang termasuk pada produk perbankan
syariah international. Dimana produk-produk tersebut berasal dari negara-negara yang menerapkan bank syariah, seperti Malaysia, Yordania, Sudan, Pakistan dan lain
sebagainya, untuk dikaji dan diterapkan di perbankan syariah Indonesia. DSN-MUI selaku pihak yang mempunyai otoritas untuk menfatwakan produk
bank syariah tentu saja mempunyai alasan tersendiri, kenapa produk-produk bank syariah belum difatwakan. latar belakang atau faktor apa yang menyebabkan produk
8
Herdaru Purnomo, BI: 46 Produk Bank Syariah Belum Dihalalkan DSN, artikel diakses pada tanggal 24 Juli 2011 dari
http:finance.detik.comread2010120314051415084455bi-46-produk- bank-syariah-belum-dihalalkan-dsn
9
Dewan Syariah Nasional
DSN membantah 54 produk perbankan syariah belum mendapatkan fatwa. Artikel diakses pada tanggal 25 Mei 2011 dari
http:obrolanbisnis.comdsn-bantak-54-produk- perbankan-syariah-balum-dapat-fatwa
bank syariah Internasional belum difatwakan oleh Dewan Syariah ini, akan penulis
tuangkan dalam penelitian skripsi yang berjudul Faktor Pertimbangan DSN-MUI Dalam Proses Penetapan Fatwa Produk Perbankan Syariah International
.