Sarana Kesehatan Kehidupan Sosial

harmonis dan berusaha menghindarkan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik diantara mereka. Dengan demikian masyarakat desa Tongkoh telah mentaati sesuai dengan yang dianjurkan oleh pemerintah untuk menjaga kerukunan antara umat beragama sesuai dengan sila yang pertama dari Pancasila, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”, dimana masyarakat bebas menganut dan meyakini ajaran agama masing-masing serta tidak membedakan ras dan warna kulit.

4.2.6 Sarana Kesehatan

Kesehatan adalah salah satu faktor yang terpenting bagi setiap manusia, sebab tanpa adanya fisik yang sehat setiap manusia akan mendapatkan rintangan dalam encap memanfaatkan jenis ramuan tradisional yang amu m ai setiap tujuannya. Oleh karena itu salah satu tujuan setiap negara dalam pembangunan bangsanya adalah meningkatkan kesehatan masyarakatnya, baik fisik maupun kesehatan rohaniahnya, sehingga manusia sebagai aktor utama untuk meningkatkan pembangunan dapat melaksanakannya secara baik. Sebelum adanya sarana kesehatan yang memadai di desa Tongkoh maupun di desa Lau Gendek, setiap anggota masyarakat yang mengalami maupun yang sedang menderita sakit masih mengandalkan pengobatan-pengobatan yang dilaksanakan secara tradisional, yaitu dengan cara dir dari jenis daun tumbuh-tumbuhan yang telah diyakini dan diwarisi secara turun-temurun untuk dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Bahkan kadang- Universitas Sumatera Utara kadang apabila jenis penyakit yang diderita dalam keadaan yang cukup parah, sering dimanfaatkan peranan seorang dukun untuk dapat menyembuhkannya. Salah satu jenis daun-daunan yang dianggap oleh masyarakat dapat menyembuhkan luka yang tersayat adalah sejenis daun ilalang, yang oleh masyarakat setempat lazim disebut “bulung sabi-sabi”, sedangkan untuk penyidap penyakit malaria diyakini dapat disembuhkan dengan cara meminum air daun kates yang telah direbus. Demikian juga halnya dengan para penderita penyakit syaraf uatau kurang waras, untuk menyembuhkannya diyakini oleh masyarakat akan dapat dilakukan oleh hnya kesadaran masyarakat seorang dukun. Terlepas dari pada dapat sembuh atau tidak masalah pengobatan yang dilakukan secara tradisional ini perlu kiranya diteliti oleh ahli-ahli kimia atau ahli medis. Sesuai dengan perkembangan zaman, para penduduk yang menderita sakit selain dari pada berobat secara tradisional banyak juga yang berobat ke Rumah Sakit, akan tetapi karena sarana kesehatan seperti Puskesmas belum ada di desa ini mereka terpaksa berobat ke Berastagi ataupun ke Kabanjahe. Terjadinya perubahan sistem pengobatan ini adalah akibat dari pada semakin tumbu berkat adanya bimbingan-bimbingan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di desa ini serta pengaruh dari pada para pendatang yang memiliki tingkat pendidikan dan pengetahuan modern yang lebih luas. Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kesehatan, maka atas usul masyarakat desa Tongkoh dan desa Lau Gendek kepada pemerintah, dibangunlah sebuah Puskesmas, sebagai realisasinya pada tanggal 17 Universitas Sumatera Utara Agustus 1979, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, diresmikanlah pemakaian Puskesmas tersebut oleh Bupati Daerah Tingkat II Kabupaten Karo. Pembangunan ini pada awalnya sebenarnya diprakarsai oleh PT. Bibit Baru untuk mengenang jasa karyawan mereka yang tewas ketika melaksanakan pekerjaannya, karena sarana kesehatan yang tidak memadai di perusahaan tersebut, dan ketika usaha pertolongan dilakukan dengan cara membawa para karyawan Daerah Tingkat II uh pegawai pengelola Puskesmas diatur oleh pemerintah daerah melalui Dinas esehatan Kabupaten Karo, sehingga seluruh pegawainya berasal dari Pegawai egeri yang dipindahkan dari Dinas Kesehatan tersebut. Dengan demikian semenjak berdirinya Puskesmas ini, masyarakat bdapat emanfaatkannya dan tidak harus pergi ke Berastagi maupun Kabanjahe jika enderita suatu penyakit, kecuali jika harus menjalani opname dan menderita enyakit yang cukup parah. Letak Puskesmas ini berada di tengah-tengah desa Lau endek serta di pinggir jalan raya Medan-Berastagi sehingga hubungan komunikasi an transportasi dapat berjalan dengan lancar. Selain dari pada dimanfaatkan oleh tersebut ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe, di tengah perjalanan mereka meninggal sebelum sempat mendapat perawatan. Untuk mencegah kejadian tersebut tidak terulang lagi, PT. Bibit Baru kemidian merealisasikan pembangunan sebuah Puskesmas yang dibangun di desa Lau Gendek dengan cara bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Karo, sedangkan tanah pertapakan Puskesmas tersebut diberikan oleh masyarakat setempat. Pembangunan tersebut dibiayai oleh PT. Bibit Baru sedangkan selur K N m m p G d Universitas Sumatera Utara penduduk yang berada Tongkoh, keberadaan as ini juga dimanfaatkan oleh desa-desa tetangganya seperti desa Sugihen, Ujung Sampun, Melas dan Basam iny Pusk as ini berada dibawah san Dr.J.F.Barus yang berdomisili di Kabanjahe, walaupun tinggal di jahe, d er in tetap adir a ja jam dinasnya, sedangkan pegawai- a se uhny berdo isili di desa Lau Gendek. Selain dari pada melayani pasien di uske as, p ugas- tugas a se g kukan ke tan anga deng cara emberikan penyuluhan kesehatan ke sa ya lain Petu Ke atan ini juga sering ke lapangan untuk ngan dan lain-lain. Adapun kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas ini di desa Lau Gendek di desa Lau Gendek dan desa Puskesm . Sejak berdir a, esm pengawa Kaban okt i h pad m- pegawainy lur a m P sm et pe ny rin mela gia lap n an m desa-de ng . gas seh menerapkan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, kesehatan gigi, Imunisasi, penanggulangan Disentri, kebersihan lingku dan Desa Tongkoh serta desa-desa lainnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel-8 Hasil-Hasil Yang Dicapai Pemberian I M U N I S A S I NO. TT. I II Nama Desa OT VIT. BCG Campak DPT I II III Pol. I II III 1. 8 9 Lau Gendek 31 9 12 11 12 19 10 31 28 15 2. 2 _ Tongkoh 18 11 18 13 17 4 4 18 5 4 3. 9 8 Ujung Sampun 19 2 1 4 9 4 10 10 5 11 4. 2 1 Sugihen 11 6 5 _ 3 2 _ 3 2 _ 5. 2 2 Melas 12 6 3 1 2 1 2 3 1 3 43 30 26 65 41 33 23 20 JUMLAH 91 34 39 29 S r: Kantor Rumah Sakit Puskesmas Pembantu BPBKIA Desa Daulat Rakyat Pada Tanggal 30 September 1986. Dari lampiran tabel diatas, dapat dianbil suatu kesimpulan sebagai bahan perbandingan bagaimana masyarakat memanfaatkan Puskesmas tersebut untuk meningkatkan kesehatannya, ternyata desa Lau Gendek mendapat posisi yang tertinggi jika dibandingkan dengan desa-desa lainnya dalam rangka pemanfaatan sarana kesehatan ini, disusul kemudian desa Tongkoh. Dengan demikian pengertian tentang pentingn umbe ya arti kesehatan sudah disadari oleh masyarakat desa Daulat Rayat hususnya desa Tongkoh sebagai objek penulisan, sehingga cara-cara pengobatan ang bersifat tradisional secara perlahan-lahan mulai ditinggalkan dan beralih rhadap sistem pengobatan secara medis. k y te Universitas Sumatera Utara Salah satu agenda yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas ini adalah menjalankan Program Nasional Keluarga Berencana. Program ini sangat sulit untuk emb katnya kesadaran seluruh masyarakat terhadap pemeliharaan dik angkan di tengah-tengah masyarakat desa terutama bagi masyarakat Karo, sebab faktor sosial budaya yang dimiliki suku Karo, yang berhak untuk meneruskan keturunan adalah berdasarkan sistem Patrilineal. Apabila masyarakat belum mendapatkan keturunan laki-laki, maka program KB tidak akan dilaksanakannya, akan tetapi apabila setiap anggota masyarakat sudah mendapat keturunan secara lengkap, baik keturunan laki-laki maupun perempuan maka program KB tersebut dapat diterima dan ditetapkan oleh mereka. Dengan mening kesehatan, sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari aktivitas yang secara intensif dilakukan oleh tenaga paramedis dari Puskesmas tersebut dengan cara memberikan penyuluhan. Sebagai realisasinya masyarakat mulai menata lingkungan secara bersih sebagai faktor yang dominan untuk menata kesehatan yang sempurna dengan cara tidak membiarkan binatang peliharaan berkeliaran serta mendirikan jamban, untuk menuju ke arah terpeliharanya kesehatan agar dapat melakukan aktivitas dengan baik dan lancar, serta tercapainya tingkat kesejahteraan sosial ekonomi maupun budaya di desa Tongkoh. Universitas Sumatera Utara

4.3 Peranan Petani Bunga Dalam Perkembangan Kepariwisataan di Tanah Karo