Distribusi Penduduk GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa pemanfaatan tanah semakin bertambah karena berdirinya beberapa perusahaan dan perkebunan serta adanya penjualan tanah kepada para pendatang, sehingga dengan sendirinya desa ini berubah wajahnya. Kalau pada awalnya bersifat homogen sekarang mulai bersifat eterogen. Perubahan ini juga disebabkan adanya pendatang baru, yaitu suku lainnya awa dan lain-lain. laki-laki rjum latif singkat atau lebih kurang selama tiga tahun, jumlah ut, akan tetapi adalah akibat dari h seperti Simalungun, toba, J

2.3 Distribusi Penduduk

Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh Pemerintahan desa Daulat Rakyat pada tahun 1984, dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan penduduk yang bermukim di desa ini adalah sejumlah 715 jiwa dari 149 rumah tangga. Jumlah tersebut dapat diperinci berdasarkan kelompok jenis kelamin, yaitu be lah 324 jiwa dan perempuan berjumlah 391 jiwa. Tetapi pada tahun 1966 dan tahun 1976, sensus penduduk tidak dilaksanakan menurut para informan. Pada tahun 1984, jumlah rumah tangga tercatat 149 kepala keluarga, jika dibandingkan dengan tahun 1987, sudah berjumlah lebih kurang 300 rumah tangga. Dalam rentang waktu yang re penduduk di desa ini sudah hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan sensus penduduk pada tahun 1984. Meningkatnya jumlah penduduk tersebut bukanlah karena disebabkan meningkatnya angka kelahiran anak di desa terseb Universitas Sumatera Utara m katnya jumlah pendatang untuk mencari lapangan pekerjaan kemudian menetap menjadi penduduk di desa Daulat Rakyat. Pada umumnya masyarakatnya memiliki sifat yang terbuka dan tidak bersifat sukuisme dan itulah sebabnya para pendatang betah tinggal di desa ini. Sifat keterbukaan yang dimiliki masyarakat desa ini membentuk sifat heterogen, bukan hanya dari segi etnis saja tetapi juga dalam hal kepercayaan yang dianut. Walaupun kepercayaan mereka umumnya berbeda, namun dengan suatu kesadaran yang tinggi, kepercayaan yang mereka anut bukan dija ening dikan sebagai benih-benih yang nim melaksanakan upacara tradisional tara me bulkan konflik melainkan mereka saling bertoleransi dan tidak menjadikannya sebagai penghalang dalam pergaulan sehari-hari. Disamping agama yang sudah ada sekarang ini, namun sebagian masyarakatnya masih ada yang menganut kepercayaan tradisional. Mereka menganggap kepercayaan tradisional identik dengan adat istiadat yang mereka warisi dari nenek moyang mereka, sehingga meskipun mereka sudah menganut kepercayaan seperti Agama Islam dan Kristen, mereka masih an lain, “Erpangir Kulau”, memberi sesajen di tempat-tempat yang dianggap keramat agar roh nenek moyang memberi rejeki. Menurut informasi yang di peroleh lapangan, unsur-unsur Agama Kristen mulai masuk ke desa ini sekitar tahun 1981, sedangkan unsur-unsur Agama Islam mulai berkembang pada tahun 1983. Kedua ajaran agama ini berkembang bukanlah atas bantuan misi-misi tertentu, melainkan kedua ajaran agama ini masing-masing dibawa oleh para pendatang yang memang telah menganut agama tersebut. Unsur- Universitas Sumatera Utara unsur yang dibawa oleh para pendatang ini kemudian diserap oleh penduduk setempat sesuai dengan keyakinan dan keinginan masing-masing tanpa adanya unsur-unsur erdiri dari Agama Islam, Kristen dan Budha. Dari daftar distrib tnya berdasarkan data sensus tahun 1984 lihat tabel 3. Tabel 3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Ag . Jenis Agama Jum wa paksaan, sehingga penduduk yang pada mulanya masih menganut kepercayaan tradisional mulai menganut agama yang telah ada yaitu Kristen dan Islam. Berdasarkan distribusi penduduk menurut agama, penulis membuat suatu kesimpulan bahwa agama yang ada t usi berikut ini akan dapat dilihat jumlah penganu ama No lahJi 1. Islam 500 2. Kristen 115 3., Budha 25 4. Lain-lain 75 Jumlah 715 Su r: Kantor Balai Desa Daulat Rakyat Tahun 1984 Berdasarkan tabel diatas jumlah masyarakat desa ini bisa diklarifikasikan bahwa Agama Islam merupakan jumlah mayoritas yang dianut oleh p mbe enduduk, atau mlah ju nya dua kali lipat dari pada keseluruhan agama yang ada, walaupun Agama Islam belakangan berkembang jika dibandingkan dengan agama lain. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana halnya dengan masyarakat lain, penduduk desa ini juga taat menjalankan ibadahnya sesuai dengan keyakinan agama yang mereka anut. Hal ini dapat dilihat dari adanya rumah ibadah yang mereka bangun dengan hasil swadaya sendiri, yaitu dua buah Mesjid yang di bangun masing-masing sebuah di desa uduk h dianggap memiliki berpenghasilan. ada saat sensus diadakan, hasilnya menunjukkan lebih banyak jumlah usia muda ari pada jumlah yang produktif lihat tabel 4. Tongkoh dan Desa Lau Gendek, serta sebuah bangunan Gereja yang terletak di desa Lau Gendek. Selain dari pada itu, di bawah ini akan dipaparkan pula tabel klasifikasi penduduk desa berdasarkan kelompok usia sesuai dengan sensus jumlah p-end pada tahun 1984, sehingga dari tabel ini nantinya akan dapat diketahui klasifikasi penduduk yang dianggap produktif sebagai penghasil perekonomian di desa ini. Selain itu, berdasarkan produktif atau tidaknya, penduduk desa Daulat Rakyat dapat dibagi menjadi dua, yaitu penduduk yang tidak produktif berdasarkan usia muda, yaitu dibawah 25 tahun. Kelompok ini dianggap masih dalam taraf pendidikan. Dengan demikian tidak dapat dilibatkan dalam peningkatan sosial ekonomi. Kelompok yang lainnya adalah yang produktif berdasarkan usia 25 tahun ke atas dan tidak bersekolah lagi. Dalam usia 25 tahun suda P d Universitas Sumatera Utara Tabel 4 Distribusi Penduduk Menurut Umu . Kelom Usia Juml sia r No pok ahU 1. 0-1 31 2. 2-5 80 3. 6-7 170 4. 8-14 135 5. 15-24 136 6. 25-54 108 7. 55 ke atas 55 Jumlah 715 S r: Kantor Balai Desa Daulat Rakyat Tahun 1984 Pada saat sensus ini dilakukan, jumlah usia muda jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah yang dianggap potensial sebagai produktif penghasil ekonomi, yaitu berusia 25 tahun ke atas. Usia yang dianggap tidak produktif disini adalah usia anak-anak yang berusia 14 tahun ke bawah, sedangkan yang dianggap sangat produktif adalah usia 25 tahun ke atas dan tidak bersekolah lagi. Jadi penduduk yang berusia 25 tahun ke atas dianggap sangat produktif, karena pada usia demikian dianggap telah mampu berper umbe an di bidang sosial ekonomi, sedangkan usia Universitas Sumatera Utara muda dianggap masih dalam taraf pen n tidak mutlak melibatkan diri dalam pen LATAR BELAKANG DAN PRODUKSI PERTANIAN BUNGA DI DESA H emikian, demikian bentuk pertanian yang ada m pelembagaan ada yang merupakan satuan dasar dari produksi didikan da ingkatan sosial ekonomi di desa ini. BAB III TONGKO

3.1 Sejarah Petani Bunga Di Desa Tongkoh