desa yang semula tidak mengenal berbagai perlengkapan hidup modern seperti radio, TV, kendaraan bermotor dan sebagainya, dengan semakin intensifnya pengaruh
kebudayaan modern tersebut mulai mengenalnya, dan bahkan semakin banyak yang telah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Setiap upaya untuk memenuhi
kebutuhan tentu tidak terlepas dari sarana dan prasarana, yakni lembaga atau asosiasi tertentu. Dengan muncul dan bertambahnya kebutuhan-kebutuhan baru itu maka
diperlukan lembaga atau asosiasi-asosiasi baru untuk menjawabnya. Di lain pihak, berbagai bentuk lembaga lama menjadi semakin banyak yang tidak atau berfungsi
lagi. Dengan demikian dalam masyarakat desa, sejalan dengan perubahan yang sedang terjadi, terjadi juga proses perubahan-perubahan kelembagaan. Dengan kata
in ada tuntutan dalam masyarakat desa yang sedang berubah itu akan hadirnya dengan tuntutan perubahan. Tidak saja dalam jumlah
rga Karo-karo Bukit. Walaupun la
lembaga-lembaga baru sesuai tetapi juga sifat yang terlekat pada lembaga-lembaga baru.
4.2.1 Susunan Masyarakat
Masyarakat di desa Tongkoh umumnya bersifat Homogen, namun diantara masyarakat tersebut dapat dibedakan berdasarkan strata sosial yang dimiliki oleh
masing-masing kelompok. Misalnya, kelompok masyarakat yang mempunyai pendidikan seperti Guru Sekolah, dan Pegawai Negeri, dan juga pengetua-pengetua
adapt yang sangat dihormati terutama kelompok ma unsur-unsur pengaruh kota telah masuk ke desa ini, namun untuk dapat membedakan
Universitas Sumatera Utara
status penduduknya masih bersifat minimum sebab untuk menilai ukuran status yang dimiliki oleh setiap individu belum begitu beragam.
Secara umum status yang dimiliki oleh masyarakat desa ini dapat dibagi atas beberapa golongan, yaitu golongan petani pemilik tanah, petani penyewa dan buruh
tani serta kelompok Pegawai Negeri. Golongan petani pemilik dapat pula dibagi atas dua kelompok, yaitu kelompok turunan marga Karo-karo Bukit yang dianggap
sebagai tuan tanah, kelompok ini sangat dihargai oleh masyarakat desa karena mereka memiliki tanah yang sangat luas. Sedangkan kelompok petani pemilik yang lain
adalah petani yang memiliki tanah walaupun bukan dalam jumlah yang luas namun mereka dianggap sebagai kelompok yang tingkat keberadaannya di bawah tuan tanah.
Sedangkan kelompok Pegawai Negeri pada umumnya adalah para pendatang dan tidak memiliki tanah di desa Tongkoh, namun status yang mereka miliki sebagai
Pegawai Negeri sangat terpandang karena mempunyai pendidikan, terlebih-lebih pendidikan dianggap sangat penting dan dipercayai oleh masyarakat untuk mengubah
enghormati kelompok yang statusnya lebih rendah, atau pola kehidupan dan sebagai alat transformasi sosial maupun nilai-nilai kepada
masyarakat desa. Sedangkan secara umum status buruh dianggap sebagai status terendah, terutama buruh tani yang memang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
mengharapkan imbalan dari pemilik tanah. Tetapi walaupun masyarakat di desa ini dibeda-bedakan berdasarkan status
yang dimiliki oleh masing-masing kelompok, namun status tersebut tidak dijadikan sebagai penentu jarak untuk saling berhubungan, dimana kelompok yang statusnya
lebih tinggi tetap m
Universitas Sumatera Utara
sebaliknya, kelompok yang statusnya rendah memberikan pengfhormatan terhadap yang status yang lebih tinggi. Dengan demikian walaupun terdapat perbedaan status
tetapi masyarakatnya lebih terbuka dan tidak menjaga jarak dalam hubungan pergaulan sehai-hari.
Adanya perbedaan-perbedaan kelompok tersebut mengakibatkan timbulnya persaingan secara sehat melalui suatu proses pembentukan struktur sosial yang baru.
Adanya pengaruh uang dan pengaruh kota dapat mempertinggi martabat setiap individu, terutama bagi yang telah berpola pikir maju. Hal ini terutama dilakukan
oleh masyarakat yang berusaha mencari pendapatan melalui rumah kontrakan, karena pendapatan mereka konstan setiap bulan. Rumah kontrakan dibangun oleh mereka
yang mempunyai cukup modal, sehingga selain dari pada pendapatan dari hasil pertanian, mereka mendapatkan penghasilan yang tetap dari sewa rumah yang
dikontrakkan. Jika hasil panen tidak memuaskan maka kekurangan-kekurangan dapat ditutupi dari hasil sewa rumah, sebaliknya apabila hasil panen sangat memuaskan,
maka pendapatan dari sewa rumah tadi dapat ditabung atau digunakan untuk kebutuhan yang lain, misalnya untuk membeli barang-barang yang dapat
meningkatkan jumlah harta yang dimiliki, sehingga dengan demikian status yang mereka miliki semakin tinggi dan bahkan dapat melampaui seperti yang dimiliki oleh
kelompok yang berstatus lebih tinggi yaitu tuan tanah. Selain dari pada hal yang disebutkan diatas, pekerbangan pendidikan juga
telah membawa pengaruh terhadap posisi status mereka. Sebelumnya pola piker masyarakat untuk meningkatkan status adalah dengan menimbun maupun
Universitas Sumatera Utara
memperbanyak harta benda yang dimiliki, tetapi sejak berdirinya Sekolah Dasar di desa ini pada tahun 1982, masyarakat sudah mulai cendrung beralih kepada
pendidikan. Hal ini terjadi karena pengaruh para pendatang yang bekerja pada perusahaan-perusahaan terutama pegawai yang berpendidikan tinggi. Walaupun
kebanyakan diantara mereka ini bukanlah orang-orang yang berpendidikan tinggi, namun atas adanya pergaulan dengan para pendatang maka timbul niat mereka untuk
embe
lah, apabila sanggup menyekolahkan anaknya sampai
sa ini, tingkat strata sosial yang telah diuraikan diatas ternyata banyak membawa perubahan bagi masyarakat setempat. Hal ini disebabkan
karena mayoritas dari para pendatang tersebut, status sosialnya pada umumnya adalah m
rikan dorongan yang kuat terhadap anak-anaknya agar melanjutkan sekolah mereka ke jenjang yang tinggi, sebab pendidikan telah dianggap sebagai pendorong
untuk maju, dan menyadari bhwa tanpa pendidikan harapan untuk maju dan merubah status tidak akan berkembang dan terputus.
Hal-hal diatas kemudian terbukti dengan adanya perasaan malu pada diri mereka jika anak mereka tidak seko
pada tingkat perguruan tinggi misalnya, maka dia merasa bangga dan orang lain akan menganggapnya sebagai orang yang terpandang. Dengan demikian merubah
status, secara tidak langsung mereka telah menuju kearah suatu perkembangan yang lebih maju dan bersaing secara sehat.
Setelah terjadi perubahan komposisi penduduk dari kelompok yang Homogen menjadi Heterogen akibat kedatangan para pendatang karena semakin luasnya
lapangan pekerjaan di de
Universitas Sumatera Utara
sebagai pegawai di Balai Penelitian Pertanian yang kedudukannya dianggap setara dengan merga tanah.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Solidaritas Sosial