Kehidupan Mata Pencaharian Lainnya

Diantara para buruh tani ini, ada juga yang memburuh secara sambilan, hal ini terutama dilakukan oleh para petani setempat yang tidak mempunyai tanaman di kebun mereka karena tidak adanya modal maupun petani yang ladangnya tidak luas. Mereka beranggapan dari pada tidak ada pekerjaan, lebih baik memburuh atau Aron di ladang rekannya sesame petani, sehingga paling tidak belanja untuk keperluan dapurnya dapat diatasinya berkat pekerjaan yang dilakukannya. Walaupun di desa ini masyarakat yang berpenghasilan rendah umumnya adalah buruh tani, namun diantara mereka banyak yang telah berhasil karena kegigihannya mengalihkan profesinya menjadi petani penyewa dengan cara menyewa tanah petani yang berada jauh dari desa. Tanah ini mereka sewa dengan murah dan iminasi, sehingga banyak diantara para endatang betah tinggal di desa ini dan menjadi petani penyewa, terutama dari suku bahkan kadang-kadang tidak disewa karena tidak dipergunakan oleh pemiliknya karena pemiliknya beranggapan bahwa dari pada tidak dipergunakan dan menjadi hutan lebih baik diserahkan untuk dipakai oleh mereka. Oleh karena sifat penduduk desa ini sangat terbuka dan tidak bersifat diskr p Tapanuli dan Jawa. Dengan demikian masyarakat pendatang yang pada mulanya bekerja sebagai tenaga buruh tidak mengalami kesulitan untuk mengangkat statusnya menjadi petani penyewa dan bahkan sudah ada diantara mereka yang memiliki tanah dengan cara membelinya dari pihak masyarakat setempat.

4.1.4 Kehidupan Mata Pencaharian Lainnya

Universitas Sumatera Utara Diluar dari pada yang telah diuraikan diatas, bukan berarti mata pencaharian jenis lain tidak terdapat di desa ini. Adapun jenis mata pencaharian yang dimaksud disini adalah penduduk yang memburuh sesuai dengan pengertian buruh menurut Undang-Undang No. 14 tahun 1969, yaitu “setiap tenaga kerja adalah setiap orang harian, dimana seorang guru memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat bagi anak-anak yang mampu melakukan pekerjaan didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”. Jadi pengertian buruh disini sangatlah luas, karena seluruh aktivitas manusia jika berkaitan dengan jasa dan produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dapat dikatakan buruh, sehingga hal ini dapat dimanfaatkan oleh setiap manusia untuk dijadikan sebagai lapangan pekerjaan atau sebagai mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan keterangan-keterangan tersebut, maka guru-guru sekolah dapat juga dikategorikan sebagai buruh sebab seorang guru adalah merupakan mata penca pendidikan dan atas jasanya ini kemudian dia mendapat sejumlah imbalan yang dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Demikian juga halnya dengan ABRI yang bekerja menjaga keamanan masyarakat, berarti memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang keamanan dan ketenangan dan sebagai imbalannya ABRI juga mendapatkan sejumlah imbalan sebagaimana halnya dengan yang diperoleh oleh guru tadi. Sesuai dengan keterangan-keterangan diatas, sejak dibukanya Sekolah Dasar di desa ini pada tahun 1982, terdapat beberapa orang yang berprofesi sebagai guru untuk melayani pendidikan Universitas Sumatera Utara m . Selain dari pada itu, ada juga sebagian dari masyarakat setempat menjelajahi hutan-hutan Bukit Barisan untuk mencari tanaman Anggrek dan tanaman Pakis yang sudah mati dan nantinya akan dijual kepada pengusaha bunga. Begitu juga dengan pengambilan humus hutan yang dilakukan oleh penduduk setempat, dimana humus tersebut dijual kepada para pengusaha bunga, dapat dikatakan sebagai mata pencaharian bagi mereka. Setelah berdirinya perusahaan swasta di desa Lau Gendek, masyarakat di desa Tongkoh memanfaatkannya untuk mendirikan rumah-rumah kost yang sangat dibutuhkan ol ereka eh para pekerja yang bekerja pada perusahaan tersebut, terutama bagi ngan emikian lapangan kerja ini dimanfaatkan oleh masyarakat di desa Tongkoh untuk ebagai sopir maupun sebagai kernet. Dengan demikian proses pekerja yang datang dari luar daerah, sehingga momentum yang tepat ini kemudian dijadikan sebagai mata pencaharian tambahan. Buruh-buruh yang tinggal di rumah- rumah kost ini biasanya akan memberikan imbalan kepada pemilik rumah dalam bentuk beras, yaitu setiap orang akan membayar beras sejumlah satu kaleng dalam setiap bulan dan boleh juga dalam bentuk uang yang setara nilainya dengan satu kaleng beras. Dengan terwujudnya Pasar di desa Lau Gendek sudah barang tentu memperlancar arus transportasi yang semakin banyak, sehingga banyak kelihatan kendaraan bermotor mengangkat barang-barang para petani dan pedagang. De d menggeluti pekerjaan s perubahan yang disebabkan oleh perusahaan swasta bukan hanya terpaku pada pertanian rakyat saja, melainkan turut juga menimbulkan suatu peluang bagi Universitas Sumatera Utara masyarakat desa untuk berprofesi dibidang yang lain sehingga mata pencaharian yang pada mulanya kelihatan bersifat Homogen berubah menjadi bersifat Heterogen.

4.1.5 Pola Konsumsi