BAB II GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH
2.1 Letak Geografis
Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-Medan, jarak dari Ibukota Kabupaten ke desa ini lebih kurang sekitar 26 km, sedangkan dari kota Berastagi
hanya berkisar 5 km, sebaliknya jika berangkat dari Ibukota Propinsi menuju lokasi ini jarak yang harus ditempuh berkisar lebih kurang 59 km. Letak wilayah desa ini
dikelilingi dan dibatasi oleh beberapa desa serta pegunungan. Berikut ini batas-batas wilayah desa Tongkoh adalah sebagai berikut:
Sebelah Barat berbatasan dengan desa Peceren Kecamatan Berastagi. Sebelah Timur berbatasan langsung dengan Gunung Barus yang dikelola oleh
Dinas Kehutanan sebagai hutan lindung Bukit Barisan. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Basam Kecamatan Barus Jahe.
Sebelah Utara desa ini dibatasi oleh Gunung Singkut yang juga merupakan hutan lindung Bukit Barisan dan dikelola oleh Dinas Kehutanan.
Sebelum luas wilayah desa ini dipaparkan lebih lanjut, ada baiknya dibahas sekilas tentang pemerintahan desa Tongkoh ini. Desa Tongkoh tidak bisa terlepas dari
desa Lau Gendek sebagai daerah induk dari kedua desa ini. Hal ini terjadi karena berkaitan dengan latar belakang berdirinya desa Lau Gendek yang kemudian disusul
dengan munculnya desa Tongkoh sendiri. Pemerintahan desa sepenuhnya dipegang
Universitas Sumatera Utara
oleh desa Lau Gendek dengan desa Tongkoh sebagai dusun atau kesain dalam budaya Karo. Jadi desa Lau Gendek memegang peranan utama, namun penduduk kedua desa
ini akan selalu bekerja sama dalam segala hal. Mengenai latar belakang kedua desa ini akan dipaparkan lebih lanjut dalam latar belakang historis desa Tongkoh nantinya.
Mengenai luas wilayah kedua desa ini secara keseluruhan lebih kurang seluas 500 ha yang masing-masing dapat diperinci sebagai berikut: dipakai sebagai tempat
pemukiman penduduk seluas 5 ha, lokasi perusahaan swasta seluas 14,5 ha termasuk 5 ha untuk lokasi perkebunan inti rakyat. Sedangkan kawasan industri swasta dipakai
seluas 4 ha, serta lokasi yang digunakan oleh Hortikultura adalah seluas 7 ha dijadikan sebagai lokasi penelitian dari Dinas Pertanian.
Keadaan iklimnya berada pada suhu minimum 16 sampai dengan 20 derajat celsius dengan kelembaban udara rata-rata 28. Pada bulan September hingga
Desember mulai turun hujan dan pada rentang bulan yang lain mulai terjadi kemarau serta turun hujan sekali-kali. Keadaan yang demikian menyebabkan keadaan
tanahnya sangat subur untuk lahan pertanian maupun perkebunan yang mendukung berkembangnya perindustrian di sekitarnya dengan pesat. Sebelum adanya Investasi
Modal Swasta, dan lokasi penelitian dari Dinas Pertanian, pemakaian tanah masih sangat terbatas lihat pada tabel1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Pemakaian Tanah Sebelum Adanya Investasi Modal Swasta No. Penggunaan
Tanah LuasHa
1. Pemukiman 3
ha 2.
Kebun campuran 3 ha
3. Sawah -
4. Tegalanlahan kering
- 5.
Hutan lebat 3 ha
6. Belukar -
7. Perkebunan rakyat
1 ha
8. Dan lain-lain
500 ha Sumber: Kantor Balai Desa Daulat Rakyat Tahun 1984
Tetapi setelah mulai beroperasi usaha perkebunan dan industri swasta, serta penelitian pertanian yang dikelola oleh Pemerintah, terjadi perubahan dimana
pemanfaatan tanah di kedua desa ini semakin meluas, malahan menyewakan tanah mereka kepada kalangan non pribumi. Lahan dari desa Lau Gendek di pakai sebagai
perusahaan PT. Bibit Baru, Industri Gitar dan Pengalengan Makanan, sedangkan lahan dari desa Tongkoh digunakan sebagai lokasi Penelitian Pertanian dari Dinas
Pertanian. Luasnya pemanfaatan tanah dapat dilihat dari perkembangan penggunaan tanah yang dipakai dan berkembangnya perusahaan-perusahaan swasta, lihat tabel
2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 Pemakaian Tanah Setelah Berkembangnya Investasi Modal Swasta No. Penggunaan
Tanah LuasHa
1 Pemukiman 5
ha 2.
Kebun campuran 5 ha
3.. Perkebunan 14,5
ha 4. Pabrik
4 ha
5. Lokasi penelitian
12 ha 6.
Hutan lebat 2 ha
7. Perkebunan rakyat
3 ha
8. Dan lain-lain
454 ha Sumber: Kantor Balai Desa Daulat Rakyat Tahun 1986
Pemanfaatan tanah yang demikian luas tidak hanya diusahakan oleh penduduk setempat saja, akan tetapi telah mulai banyak disewakan oleh penduduk kepada
pendatang dan kalangan non pribumi, terutama kepada kaum Tionghoa dan ada pula yang telah menjualnya kepada petani non pribumi.
Selain itu, sejak tahun 1980 desa Lau Gendek telah mulai dibuka menjadi Pasar Tradisional untuk transaksi hasil-hasil pertanian dengan para pedagang, dan
semakin berkembang lagi setelah pedagang-pedagang jenis kebutuhan lain turut berdagang ke pasar yang terletak di desa Lau Gendek. Perkembangan pasar ini
Universitas Sumatera Utara
memang sangat memungkinkan jika dilihat dari sarana transportasi dimana jalur yang dilalui sangat strategis, yaitu terletak diantara jalan raya Medan-Berastagi.
Jaringan penerangan listrik juga telah dimulai sejak tahun 1985 oleh Perusahaan Listrik Negara, sehingga jaringan komunikasi melalui televisi sudah dapat dinikmati
oleh masyarakat ini. Kebutuhan akan perawatan kesehatan bagi masyarakat telah diperhatikan
pula. Sejak tahun 1979 atas swadaya masyarakat dengan pihak Perusahaan PT. Bibit Baru telah mendirikan Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas yang memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan menyarankan berobat ke Puskesmas ini yang dilakukan oleh petugasnya. Kegiatan lain di prakarsai masyarakat setempat,
seperti mendirikan Jambur tempat pertemuan desa, demikian juga halnya dengan membuat kamar mandi umum, balai desa, kantor agama Islam serta Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa LKMD yang dibiayai atas swadaya masyarakat serta bantuan yang di peroleh dari pihak Pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang
terdapat di kedua desa ini, semuanya dibangun di desa Lau Gendek sebagai wilayah induk.
2.2 Latar Belakang Historis Desa Tongkoh