6. Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam
masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita, hingga kedudukan wanita semakin sejajar dengan pria.
Remaja memiliki emosi yang luar biasa besar, seseorang cenderung menginginkan perhatian yang lebih. Jika dalam keluarga seorang remaja tidak
memperoleh perhatian yang diinginkan, mereka cenderung mencarinya diluar lingkungan keluarga. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang
anak dari keluarganya, cukup tidaknya keteladan dan komunikasi yang baik yang di terima sang anak dari orang tuanya, dan sebagainya yang menjadi hak anak dari
oarang tuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta ditempat-tempat tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan dilingkungan
yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh dilingkungan pergaulan bebas. Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan
hal yang mengarah kepada hal negatif akan dinilai sebagi remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja akan merasa dirinya terkucilkan dan akan mengikuti
teman sebayanya. Sehingga anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, diantaranya terjebak dalam perilaku seks bebas Damayanti, 2012.
2.2.7. Alasan Remaja Berperilaku Seks Pranikah
Alasan yang dikemukakan dalam berhubungan seksual sebagai bukti cinta, sayang, pengikat hubungan, serta berencana untuk menikah dalam waktu dekat,
namun sering terjadi hubungan seksual pertama tidak diawali dengan permintaan lisan tetapi dengan stimulasi atau rangsangan langsung terhadap pasangannya,
Universitas Sumatera Utara
sehingga informan perempuan yang awalnya menolak, pada saat itu sudah terangsang sehingga tidak mampu menolak, dengan itu alasan menuruti keinginan pacar untuk
berhubungan seksual cukup banyak Sarwono, 2006. Dilihat dari beberapa hal yang menjadi dasar remaja melakukan hubungan
seksual, remaja pria dan wanita memiliki alasan-alasan yang berbeda, pada remaja puteri kebanyakan memberi alasan seperti ingin menunjukkan rasa cinta, takut
ditinggalkan, dipaksa oleh pacar, agar dicintai, tidak mau dianggap tidak laku karena masih perawan dan lain-lain. Keputusan untuk melakukan hubungan seks tersebut
tidak dengan konsekuensi yang kecil, remaja yang telah melakukan hubungan seks harus juga memikirkan risiko yang dihadapi nanti setelah hamil diluar nikah dan
terkena penyakit kelamin Sarwono,2011. Pendapat ini didukung pula oleh Santrock, dalam Sarwono 2011, alasan-
alasan mengapa remaja berhubungan seks antara lain: di paksa wanita 61 dan pria 23, merasa sudah siap wanita 51 dan pria 59, butuh dicintai wanita 45 dan
pria 23 dan takut diejek teman karena masih gadis atau perjaka waniat 38 dan pria 43.
Faktor lainnya datang dari lingkungan keluarga. Bagi seorang remaja, mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orangtuanya tidak dibuat berdasarkan
kepentingan kedua belah pihak orang tua dan remaja. Akibatnya, remaja tersebut merasa tertekan, sehingga ingin membebaskan diri dengan menunjukkan sikap
sebagai pemberontak, yang salah satunya masalah seks. Pada dasarnya, sebagian besar yang mengalami kerugian akibat hubungan seks di luar nikah ini adalah kaum
Universitas Sumatera Utara
perempuan. Bagi perempuan, seks merupakan pengalaman yang dianggap suci dan melibatkan seluruh perasaannya yang terdalam. Bagi laki-laki, seks hanya merupakan
hubungan badaniahyang dianggap tidak terlalu serius, tanpa perasaan. Namun dalam hal tertentu, sering juga terjadi perasaan cinta yang dimiliki seorang perempuan
terlalu jauh dan berharap dapat menjalin hubungan hingga pernikahan. Perasaan dan harapan tersebut meninabobokkannya untuk mau melakukan seks di luar nikah
Dianawati, 2006. Menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan hubungan seks diluar
nikah ini terbagi dalam beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: 1.
Tekanan yang datang dari teman pergaulannya. Lingkungan pergaulan yang telah dimasuki oleh seorang remaja dapat juag
berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi remaj tersebut tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat dari
pada tekananyang didapatkan dar pacarnya sendiri. Keinginan untuk dapat diterima oleh lingkungan pergaulannya begitu besar, sehingga dapat
mengalahkan semua nilai yang didapat, baik dari orang tua maupun dari sekolahnya. Pada umumnya, remaja tersebut melakukannya hanya sebatas ingin
membuktikan bahwa dirinya sama dengan teman-temannya, sehingga dapat diterima menjadi bagian dar anggota kelompoknya seperti yang diingikan.
2. Adanya tekanan dari pacar
Karena kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan risiko yang nanti
Universitas Sumatera Utara
dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual mereka, melainkan juga karena sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih
membutuhkan suatu bentuk hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri sebagai layaknya manusia dewasa. Adanya perhatian dan cinta yang cukup dari
orang tua dan anggota keluarga terdekatnya memudahkan ramaja tersebut memasuki masa pubertas. Dengan demikian, dia dapat melawan tekananyang
datang dari lingkungan pergaulan dan pasanganya. Selain itu, kemampuan dan kepercayaan diri untuk tetap memegang teguh prinsip hidupnya sangat penting.
Pandangan ini tidak terbatas masalah seksual, tetapi dalam segala hal, baik tentang apa yang seharusnya dilakukan maupun tentang apa yang tidak
seharusnya dilakukan. 3.
Adanya kebutuhan badaniah Seks menurut beberapa ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang. Jadi, wajar saja jika semua orang tidak terkecuali remaja menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari
perbuatannya tersebut tiadak sepadan dibandingkan dengan risiko yang akan mereka hadapi.
4. Rasa penasaran
Pada usia remaja, rasa keingintahuannya begitu besarterhadap seks. Apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa seks terasa nikmat, ditambah lagi adanya
informasi yang tidak terbatas masuknya. Maka, rasa penasaran tersebut semakin
Universitas Sumatera Utara
mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan yang diharapkannya.
5. Pelampiasan diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri. Misalnya karena terlanjur berbuat, seoarang remaja perempuan biasanya berpendapat bahwa sudah tiadak ada lagi
yang dapat dibanggakan dalam dirinya. Maka, dengan pikirannya tersebut, ia akan merasa putus asa lalu mencari pelampiasan yang akan semakin
menjerumuskannya kedalam pergaulan bebas Dianawati, 2006.
2.2.8. Dampak Perilaku Seksual Pranikah