4. Adopsi adoption
Adalah sesuatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran
tindakan tersebut.
2.2.5. Definisi Perilaku Seks Pranikah
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual ,baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentukbentuk tingkah laku
bermacam-macam mulai perasaan tertarik sampai dengan tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksual bisa berupa orang lain, orang dalam
hayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku itu memang tidak berdampak apa-apa terutama jika ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkan. Tetapi pada
sebagian perilaku seksual yang lain dampak bisa cukup serius seperti perasaan bersalah, depresi, marah dan lain-lain Sarwono, 2002.
Sedangkan menurut Tim sahabat remaja Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI DIY 2007 yang dimaksud dengan perilaku seksual adalah
perilaku yang muncul karena adanya dorongan seks. Seks pranikah adalah melakukan hubungan seks sebelum adanya ikatan perkawinan yang sah, baik berhubungan seks
yang penetrative penis dimasukan dalam vagina, anus atau mulut maupun yang non penetratif penis tidak dimasukan dalam vagina, oral dan anal seks termasuk dalam
hubungan seks yang penetratif. Perilaku seksual meliputi pengalaman seseorang dalam melakukan aktivitas
seksual yang meliputi berciuman pipi, berciuman dalam waktu yang lama, memegang
Universitas Sumatera Utara
payudara, menyentuh atau saling menyentuhkan alat kelamin, oral seks dan intercourse Collin et al., 2004. Perilaku seksual dipengaruhi faktor perilaku teman
sebaya dilingkungannya. Speizer et al. 2001 mengatakan bahwa remaja usia 15-19 tahun di Afrika perempuan 44 dan laki-laki 48 sudah melakukan hubungan
seksual karena remaja hanya memperoleh informasi pendidikan seks dari ibu yang pengetahuannya kurang.
Menurut Sarwanto Ajik 2001 remaja di Indonesia sejumlah 37 penduduk, pendidikan mereka semakin tinggi tetapi fase meningkatnya dorongan
seksual menyebabkan remaja mulai melakukan masturbasi, bercumbu dan berhubungan seksual. Remaja tersebut 68,5 tidak pernah membicarakan seks tetapi
33,8 melakukan pacaran dan 1,3 sudah berhubungan seksual. Perilaku seks remaja cenderung meningkat dengan melakukan hubungan seksual pada umur 17-18
tahun sehingga menyebabkan kehamilan dan kawin muda, hal itu berisiko terjadi penyakit menular seksual.
Menurut L’Engle, et al. 2006 perilaku seksual terbagi atas dua aktivitas yaitu aktivitas seksual ringan dan berat yang dimulai dari menaksir seseorang,
sesekali pergi berkencan, pergi ketempat yang bersifat pribadi, berciuman ringan, french kiss, sampai melakukan aktivitas seksual berat seperti, meraba payudara,
meraba vagina atau penis, oral seks, dan melakukan hubungan seksual. Untuk mengukur perilaku seksual remaja mengacu alat ukur yang digunakan
Collin et al. 2004 dalam penelitiannya Watching sex on television predict adolescent inisiation on sexual behavior, Reiss 1995 dalam alat ukur Reiss male
Universitas Sumatera Utara
and female premarital sexual permisiveness scale dalam buku Davis et al. 1998 Handbook of sexuality related measures. Instrumen dimodifikasi dengan kuesioner
Wahyuningsih 2004 tentang hubungan antara persepsi remaja terhadap seksualitas dalam media masa dan perilaku seksual pada siswa SMUN I Purwokerto. Perilaku
seksual remaja digambarkan sebagai berikut; berpegangan tangan, memelukdipeluk, merangkul melingkarkan tangan di bahu dipinggang pasangan, menciumdicium
pipi dan kening, masturbasionani, necking berpelukan dan berciuman secara lama sampai melibatkan lidah, petting ringan memegang payudara pasangan,
menggesekkan alat kelamin dengan masih berpakaian, petting berat saling menggesekkan alat kelamin dengan tanpa berpakaian, oral seks, intercourse
berhubungan seksual senggama. Termasuk perilaku seks rendah jika hanya berpegangan tangan, memelukdipeluk, merangkul melingkar tangan
dibahudipinggang pasangan, menciumdicium pipi dan kening, masturbasionani, dan perilaku seks tinggi jika sudah necking berpelukan dan berciuman secara lama
sampai melibatkan lidah, petting ringan memegang payudara pasangan, menggesekkan alat kelamin dengan masih berpakaian, petting berat saling
menggesekkan alat kelamin dengan tanpa berpakaian, oral seks, intercourse berhubungan seksual senggama.
Universitas Sumatera Utara
2.2.6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Sek Pranikah