dan yang dialami oleh remaja, tidak memberi kesempatan pada remaja untuk mengemukakan pendapat, tidak mencoba menerima kenyataan yang dialami remaja
dan memahaminya, dan merasa putus asa dan marah karena tidak tahu harus bersikap atau bertindak bagaimana kepada remajanya.
2.4. Teman Sebaya
2.4.1. Definisi Teman Sebaya
Teman sebaya peers adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Interaksi antara teman sebaya yang
berusia sama memiliki peran yang unik dalam budaya. Pertemanan berdasarkan tingkat usia dengan sendirinya akan terjadi meskipun sekolah tidak menerapkan
sistem usia. Remaja dibiarkan untuk menentukan sendiri komposisi masyarakat mereka. Bagaimanapun seseorang dapat belajar menjadi seorang petarung yang baik
hanya jika berada diantara kawan yang seusia Santrock, 2007. Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima teman
sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila di terima dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan
dan diremehkan oleh teman sebayanya. Bagi banyak remaja, pandangan teman sebaya terhadap dirinya merupakan hal yang sangat penting. Salah satu fungsi
terpenting dari kelompok teman sebaya adalah sebagai sumber informasi mengenai dunia diluar keluarganya. Remaja memperoleh umpan-balik mengenai
kemampuannya dari kelompok teman sebaya. Remaja mempelajari bahwa apa yang
Universitas Sumatera Utara
mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau kurang baik, dibandingkan remaja- remaja lainnya. Mempelajari hal ini dirumah tidak mudah dilakukan karena saudara
kandung biasanya lebih tua atau lebih muda Santrock, 2007. Horrocks dan Benimoff dalam Hurlock 2003 menjelaskan pengaruh
kelompok sebaya pada remaja, bahwa kelompok sebaya merupakan dunia nyata kawula muda, yang menyiapkan panggung dimana ia dapat menguji diri sendiri dan
orang lain. Di dalam kelompok sebaya ia merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya, disinilah ia dinilai oleh orang lain yang sejajar dengan dirinya dan yang tidak
dapat memaksakan sanksi-sanksi dunia dewasa justru ingin dihindari. Kelompok sebaya merupakan hiburan utama bagi anak-anak belasan tahun. Berdasarkan alasan
tersebut dari anggota-anggotanya tertentu dari teman-temannya yang dapat menerimanya dan yang kepadanya ia sendiri bergantung. Sebagian besar remaja ingin
diterima oleh teman-teman sebaya, tetapi hal ini sering kali diperoleh dengan perilaku yang oleh orang dewasa dianggap tidak bertanggungjawab. Misalnya, kalau
menghadapi masalah menolong atau menipu teman dalam ujian, maka remaja harus memilih antara standar dewasa dan standar teman-teman.
Menurut Teori Kontrol Sosial Henry et al., 2007, teman sebaya mempengaruhi remaja lainnya melalui seleksi remaja cenderung memilih remaja
yang sesuai dengan diri mereka atau melalui sosialisasi teman sebaya mempengaruhi anggota kelompoknya. Sosialisasi menjelaskan kesamaan antara
individu dengan teman sebayanya melalui proses pendesakan sehingga mempengaruhi perilaku remaja. Hal tersebut dapat terjadi karena remaja memiliki
Universitas Sumatera Utara
persamaan nilai dan perasaan memiliki sense of commitment dalam hubungan dengan sebayanya.
Menurut Papalia 2009 setidaknya ada 2 dua aspek dalam interaksi teman sebaya, adapun aspek-aspek interaksi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Konformitas teman sebaya, Penyesuaian diri terhadap teman adaptasi.Konformitas teman sebaya adalah individu mengadopsi sikap atau perilaku orang lain karena
merasa didesak oleh orang lain, dan penyesuaian diri terhadap teman adatasi menyangkut lingkungan pergaulannya.
2.4.2. Perubahan Perkembangan di Masa Berteman