5. Keracunan kehamilan
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan, dalam bentuk preeklampsia atau
eklamsia. Preeklampsia dan eklamsia memerlukan perhatian yang serius karena dapat menyebabkan kematian.
6. Kematian ibu yang tinggi
Remaja puteri yang stress akibat kehamilannya sering mengambil jalan pintas untuk melakukan aborsi oleh tenaga dukun. Angka kematian karena aborsi yang
dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu terutama karena perdarahan dan infeksi.
2.3. Komunikasi Orangtua-Remaja
2.3.1. Definisi Komunikasi
Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun
tertulis dengan kata-kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu disekeliling kita sehingga sebuah pesan
menjadi lebih kaya Liliweri, 2009. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran dan penyampaian informasi,
sikap, pikiran atau perasaan melalui bahasa, pembicaraan, pendengaran, gerak tubuh atau ungkapan emosi Windahl et al., 2004. Komunikasi memiliki beberapa manfaat,
antara lain: meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan seseorang terhadap isu
Universitas Sumatera Utara
tertentu dan solusinya, mempengaruhi persepsi, keyakinan dan sikap seseorang, mempengaruhi seseorang untuk cepat bertindak dan menyangkal mitos-mitos dan
persepsi yang salah di masyarakat tentang isu tertentu Windahl et al., 2004. Menurut Liliweri 2009, komunikasi dikatakan efektif jika dapat memberikan
informasi, mendidik, menginstruksikan, mengajak dan menghibur audience. Yang dimaksud dengan memberikan informasi adalah menyampaikan atau
menyebarluaskan pesan informasi kepada orang lain. Mendidik adalah pesan informasi yang disampaikan bersifat mendidik, sehingga dapat menambah
pengetahuan tentang informasi yang disampaikan. Menginstruksi artinya memberikan instruksi mewajibkan atau melarang penerima utuk melakukan atau tidak
melakukan suatu tindakan yang diperintahkan. Mengajak persuasif adalah pesan yang disampaikan dapat menimbulkan efek pada komunikan, sehingga dapat
mempengaruhi mengubah pendapat, sikap dan perilaku orang yang diajak berkomunikasi. Komunikasi dapat menghibur artinya mengirimkan pesan-pesan yang
mengandung hiburan kepada penerimanya, sehingga dapat menimbulkan perasaan senang kepada komunikan.
Orang tua dan remaja juga dapat menjadikan komunikasi sebagai indikator rasa percaya dan kejujuran dengan mencermati nada emosi yang terjadi dalam
interaksi antaranggota keluarga. Booth-Butterfield dan Sidelinger 1998 mengungkapkan bahwa keterbukaan dalam berkomunikasi tentang topik seksualitas
dan penggunaan alkohol terbukti berkolerasi dengan kecenderungan remaja untuk melakukan seks yang aman maupun dalam menggunakan alkuhol. Penelitian
Universitas Sumatera Utara
berikutnya yang dilakukan Davidson dan Cardemil 2009 menemukan hal yang selaras. Tingkat komunikasi orangtua-remaja yang tinggi berkolerasi dengan
sedikitnya simtom eksternalisasi pada remaja Lestari, 2012. Fitzpatrick dan Badzinski 1996 menyebutkan dua karakteristik yang menjadi
fokus penelitian komunikasi keluarga dalam relasi orang tua-remaja. Pertama, komunikasi yang mengontrol yakni tindakan komunikasi yang mempertegas otoritas
orang tua-remaja. Kedua, komunikasi yang mendukung yang mencakup persetujuan, membesarkan hati, ekspresi afeksi, pemberian bantuan, dan kerja sama. Komunikasi
orang tua-remaja sangat penting bagi orang tua dalam upaya melakukan kontrol, pemantauan, dan dukungan pada remaja. Tindakan orang tua untuk mengontrol,
memantau, dan memberikan dukungan dapat dipersepsi positif atau negatif oleh anak diantaranya dipengaruhi oleh cara orang tua berkomunikasi Lestari, 2012.
Komunikasi orangtua - remaja secara potensial dapat mempengaruhi beberapa hal, antara lain: sikap remaja terhadap hubungan seksual pranikah, persepsi remaja
terhadap keuntungan dan kerugian jika melakukan hubungan seksual pranikah, pandangan remaja terhadap tekanan dari norma sosial jika melakukan hubungan
seksual pranikah, konsep pribadi seseorang yang konsisten dengan citra dirinya jika melakukan hubungan seksual pranikah, reaksi emosional terhadap hubungan seksual
pranikah, kemampuan remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah dan kemampuan remaja untuk mengatasi norma-norma sosial yang melarang hubungan
seksual pranikah Jaccard et al., 2002.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan beberapa definisi komunikasi, maka dalam penelitian ini komunikasi orangtua-remaja didefinisikan sebagai informasi atau pesan tentang
seksualitas yang disampaikan oleh komunikator orangtua kepada komunikan remaja.
2.3.2. Tujuan Komunikasi