Jenis Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah survei analitik explanatory dengan desain secara cross sectional adalah satu penelitian untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi mengapa perilaku seks pranikah terjadi pada remaja puteri. Penelitian ini menggunakan 2 pendekatan kuantitatif dan kualitatif, pendekatan kuntitatif digunakan untuk mengetahui hubungan komunikasi orangtua-remaja dan teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali lebih mendalam informasi lain yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam indepth interview pada responden.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di SMPN 1, SMPN 5, SMPN 6, MTSN Danau Bingkuang di Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah : Sekolah tersebut berdekatan dengan perbatasan kota Pekanbaru dan remaja perkotaan sudah terpapar berbagai media massa, sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh komunikasi orangtua-remaja dan teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah. 63 Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November 2012 – Mei 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang ada di SMPN 1, SMPN 5, SMPN 6, MTSN Danau Bingkuang Kecamatan Tambang Riau. Berjumlah 295 orang yang berumur 13-16 tahun karena pada masa ini remaja berada pada pertumbuhan yang cepat dan merupakan awal dari kematangan seksual, pada saat ini gairah seksual sudah mencapai puncak sehingga mereka mempunyai kecenderungan mempergunakan kesempatan untuk melakukan sentuhan fisik.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus Lemesshow 1997 sebagai berikut: n ≥ {Z 1 −α2�P01−P0 + Z 1 −β�Pa 1−Pa } 2 Pa − Po 2 Dimana : N = Jumlah sampel � 1 −�2 = Deviat baku alpa untuk � = 0,05 → � � = 1,96 � 1 −� = Deviat baku beta untuk � = 80 → � � = 0,84 Po = Proporsi remaja yang berperilaku seks pranikah 50 0,50 Pa = Proporsi yang diharapkan yaitu 0,40 Universitas Sumatera Utara Pa-Po = Selisih proporsi yang diharapkan sebesar 0,10 ditetapkan peneliti Dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh jumlah sampel sebagai berikut: n ≥ {1,96 �0,501 − 0,50+ 0,84�0,401 − 0,40} 2 0,40 − 0,50 2 n ≥ 192 orang Berdasarkan data remaja putri di SMPN 1, SMPN 5, SMPN 6, MTSN Danau Bingkuang 2013 berjumlah 295 orang, sehingga diperoleh jumlah sampel disetiap sekolah adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Jumlah Sampel di Setiap Sekolah No Nama Sekolah Jumlah Populasi Perhitungan Jumlah Sampel 1. 2. 3. 4. SMPN 1 Tambang SMPN 5 Tambang SMPN 6 Tambang MTSN Danau Bingkuang 82 53 47 113 82 : 295 x 192 53 : 295 x 192 47 : 295 x 192 113 : 295 x 192 53 34 31 74 Total 295 192 Dari perhitungan tersebut jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebesar 192 orang. Penarikan sampel dilakukan secara Simple random sampling pengambilan sampel secara acak sederhana yaitu setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel Notoatmodjo,2005, Dengan cara diundi. Dengan kriteria inklusi sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Remaja putri berusia 13-16 tahun 2. Pernah atau sedang berpacaran 3. Mempunyai atau tinggal dengan orang tua 4. Bersedia menjadi responden

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data penelitian diambil dengan membagikan kuesioner pada responden. Kuesioner komunikasi orangtua-remaja dibagikan dengan cara crossing yaitu di bagikan kepada Remaja putri dan kuesioner yang sama juga dibagikan kepada orang tua Remaja putri tersebut yang telah dipersiapkan. Jawaban yang diambil yaitu kuesioner remaja putri. Sedangkan kuesioner teman sebaya dan perilaku seks pranikah hanya dibagikan pada siswi saja. Kuesioner mengacu pada variabel yang akan diteliti yaitu berisi pertanyaan tentang variabel terikat Dependent yaitu perilaku seksual pranikah pada Remaja putri. Pertanyaan tentang variabel bebas Independent meliputi komunikasi orangtua-remaja dan pertanyaan tentang pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data yang tercatat di BP4 Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar data pelaksanaan nikah menurut usia dan data calon pengantin, data Remaja putri di SMPN 1, SMPN 5, SMPN 6, MTSN Danau Bingkuang Kecamatan Tambang dan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Universitas Sumatera Utara

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional

3.5.1. Variabel

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas independent dan variabel terikat dependent. Variabel bebas terdiri dari komunikasi orang tua-remaja dan teman sebaya. Sedangkan variabel terikat adalah perilaku seks pranikah pada Remaja putri.

3.5.2. Definisi Operasional

1. Variabel Dependen terikat Perilaku seks pranikah adalah Segala tindakan dan aktivitas Remaja putri yang didorong oleh hasrat seksual dan dapat menimbulkan gairah seksual terhadap lawan jenis yang dilakukan remaja sebelum menikah. Aktivitas seks yang dilakukan seperti: berpegang tangan, berangkulan, berpelukan, berciuman singkat pipi, kening, masturbasionani, berciuman antar mulut sampai melibatkan lidah, saling menggesekkan atau menempelkan alat kelamin, meraba- raba diremas-remas payudara, meraba-raba alat kelamin, berhubungan seks. 2. Variabel Independen bebas a. Komunikasi orangtua-remaja adalah informasi atau pesan tentang seksualitas yang disampaikan oleh komunikator orangtua kepada komunikan remaja yang terdiri dari 5 asapek komunikasi yaitu: keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan dan kesamaan. Universitas Sumatera Utara 1 Keterbukaan adalah adanya keinginan orangtua untuk membuka diri, untuk berinterkasi dan keinginan untuk memberikan tanggapan sejujurnya kepada remaja putri tentang masalah seksualitas. 2 Empati adalah adanya usaha orangtua untuk merasakan yang sedang dirasakan oleh remaja putri, dalam upaya untuk memahami remaja putri tersebut ketika berkomunikasi berlangsung mengenai masalah seksualitas. 3 Dukungan adalah dapat berupa ungkapan verbal dan non verbal. Ungkapan verbal, seperti tersenyum atau tepukan tangan. Ungkapan non verbal, seperti memahami dan berpikir secara terbuka mampu menerima pandangan orangtua atau remaja putri mengenai masalah seksualitas. 4 Kepositifan adalah dapat dilakukan orangtua atau remaja putri dengan memberikan sikap positif dan menghargai terhadap masalah seksual sehingga remaja putri mampu menghargai dirinya sendiri secara positif. 5 Kesamaan adalah adanya kesamaan pengalaman dan kesamaan dalam percakapan mengenai masalah seksual antara para pelaku komunikasi orangtua dan remaja putri. b. Teman sebaya adalah pergaulan remaja putri dengan teman sebaya baik laki- laki maupun perempuan yang tergabung dalam kelompok sosial yang Universitas Sumatera Utara menyebabkan remaja putri terpengaruh atau tidak dalam perilaku seks pranikah yang terdiri dari 2 aspek yaitu: konformitas dan adaptasi. 1 Konformitas adalah kondisi di mana remaja putri mengadopsi sikap atau perilaku dari teman sebaya yang berhubungan dengan seks pranikah dalam kelompoknya karena tekanan dari kenyataan atau kesan yang diberikan oleh kelompoknya tersebut. 2 Adaptasi adalah suatu proses penyesuaian diri remaja putri dengan kebiasaan-kebiasaan, sikap, keyakinan dan tingkah laku dalam kelompok teman sebayanya yang berhubungan dengan seks pranikah.

3.6. Skala Pengukuran

3.6.1. Pengukuran Variabel Bebas Independen

Pengukuran variabel bebas tentang komunikasi orangtua-remaja dengan pernyataan berjumlah 15 item dengan dibagi kepada lima variabel aspek komunikasi yang diteliti aspek keterbukaan, aspek dukungan, aspek kepositifan, aspek empati dan aspek kesamaan dan teman sebaya berjumlah 14 pernyataan dengan dibagi kepada dua variabel yang akan diteliti konformitas dan adaptasi. Pernyataan disusun oleh peneliti berupa pernyataan dengan 1 alternatif jawaban dengan skala Guttman Ya, Tidak. Pengukuran kedua variabel bebas menggunakan skala ordinal. Angket ini disusun berdasarkan penilaian remaja atas pernyataan yang mendukung favorable atau tidak mendukung unfavorable. Universitas Sumatera Utara Jawaban item favorable Ya, Tidak diberi bobot 0 – 1, yaitu Ya diberi bobot 1 dan Tidak diberi bobot 0. Sedangkan jawaban item unfavorable Ya, Tidak diberi bobot 0 – 1, yaitu Ya diberi bobot 0 dan Tidak diberi bobot 1.. Angket ini terdiri dari 15 item pernyataan untuk komunikasi orangtua-remaja dan 14 item untuk teman sebaya. Tabel 3.2. Kisi-kisi Pernyataan Komunikasi Orangtua – Remaja Aspek pernyataan Mendukung favorabel Tidak mendukung unfavorable Jumlah Keterbukaan 1 9, 10 3 Dukungan 2 11,12 3 Positif 3, 4 13 3 Empati 5, 6 14 3 Kesamaan 7, 8 15 3 Jumlah 8 7 15 Tabel 3.3. Kisi-kisi Pernyataan Teman Sebaya Aspek pernyataan Mendukung favorabel Tidak mendukung unfavorable Jumlah Konformitas 1, 2, 6, 7, 8, 9, 10 7 Adaptasi 3, 4, 5 11, 12, 13, 14 7 Jumlah 5 9 14 Pengukuran variabel komunikasi orangtua-remaja menggunakan skala ordinal dengan kategori tiga tingkatankelas: 1. Kategori Baik, dengan jumlah skor 2-3 untuk aspek keterbukaan, aspek dukungan, aspek kepositifan, aspek empati dan aspek kesamaan. 2. Kategori Tidak baik, dengan jumlah skor 0-1 untuk aspek keterbukaan, aspek dukungan, aspek kepositifan, aspek empati dan aspek kesamaan. Universitas Sumatera Utara Pengukuran variabel teman sebaya menggunakan skala ordinal dengan kategori dua tingkatan kelas: 1. Kategori Baik , dengan jumlah skor 4-7 untuk konformitas dan adaptasi. 2. Kategori Tidak baik , dengan jumlah skor 0-3 untuk konformitas dan adaptasi.

3.6.2. Pengukuran Variabel Terikat Dependen

Aspek pengukuran variabel terikat perilaku seks pranikah pada remaja putri dengan 10 butir pertanyaan perilaku seks pranikah, dengan pilihan jawaban menggunakan skala Guttman yaitu jawaban “Ya dan Tidak”. Kategori perilaku seks pranikah menggunakan skala ordinal. Menurut Wahyuningsih 2004 dibagi dengan kategori dua tingkatan kelas: 1. Perilaku seksual rendah, perilaku seksual remaja mulai dari berpegangan tangan, berangkulan, berpelukan, berciuman singkat pipi, kening, bibir, masturbasionani. 2. Perilaku seksual tinggi, perilaku seksual mulai dari berciuman antar mulut sampai melibatkan lidah, saling menggesekkan atau menempelkan alat kelamin, meraba-raba diremas-remas payudara, meraba-raba alat kelamin, berhubungan seks. Untuk pengukuran penilaian terhadap seksual terdapat 10 pernyataan, kategorinya yaitu: 1. Rendah jika menjawab nomor 1-5 ya maupun tidak dan tidak melakukan tindakan pada pernyataan dari nomor 6-10. Universitas Sumatera Utara 2. Tinggi jika menjawab nomor 1-5 ya maupun tidak dan melakukan tindakan pada pernyataan dari nomor 6-10.

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan penelitian ke subjek penelitian, maka dilakukan uji coba kuesioner atau sering disebut dengan tryout preliminer, sehingga alat ukur dalam penelitian memiliki kualitas yang diharapkan. Menurut Azwar 1997, validitas atau kesahihan adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya, sehingga memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Tinggi rendahnya validitas alat ukur dinyatakan dengan angka yang disebut dengan koefisien validitas. Reliabilitas atau keajegan adalah sejauh mana alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi apabila alat ukur diterapkan beberapa kali dalam pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama dan diperoleh hasil yang relatif sama Azwar, 1997. Uji validitas dan reabilitas dilaksanakan di Kecamatan Kampar dengan responden 30 orang Remaja putri. Pada uji validitas, seluruh item soal dinyatakan valid karena mempunyai nilai signifikan p0,05. Dan uji reabilitas pada item soal komunikasi orangtua-remaja dan teman sebaya koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,908 dan 0,889. Suatu instrumen dapat dikatakan reabilitas jika koefisien Cronbach’s Alpha 0,60 sehingga dapat dikatakan instrumen tersebut reliabel. Universitas Sumatera Utara

3.8. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Kecemasan Remaja Putri Pada Masa Pubertas Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Di Smp Swasta Betania Medan

10 93 92

Studi Kualitatif Perilaku Seks Pranikah Remaja Putri Di Kota Gunungsitoli Tahun 2013

10 70 131

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Seks Pranikah di SMK Bisnis Manajemen Persatuan Amal Bakti III Medan Estate Tahun 2010

41 141 87

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI LINGKUNGAN Peran Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Di Lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan Y Di Pacitan.

0 4 16

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI DENGAN INTENSI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA.

0 1 10

Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Remaja 2.1.1. Definisi Remaja - Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013

0 2 49

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku seksual remaja saat ini sudah menjadi masalah dunia. Tidak dapat - Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tamb

0 0 13

Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013

0 0 14

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI SEKS PRANIKAH DARI TEMAN SEBAYA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA MAN GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Sumber Informasi Seks Pranikah dari Teman Sebaya dengan Sikap dan Perilaku Se

0 0 10