persamaan nilai dan perasaan memiliki sense of commitment dalam hubungan dengan sebayanya.
Menurut Papalia 2009 setidaknya ada 2 dua aspek dalam interaksi teman sebaya, adapun aspek-aspek interaksi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Konformitas teman sebaya, Penyesuaian diri terhadap teman adaptasi.Konformitas teman sebaya adalah individu mengadopsi sikap atau perilaku orang lain karena
merasa didesak oleh orang lain, dan penyesuaian diri terhadap teman adatasi menyangkut lingkungan pergaulannya.
2.4.2. Perubahan Perkembangan di Masa Berteman
Dari masa kanak-kanak pertengahan, hingga masa kanak-kanak akhir, dan akhirnya memasuki masa remaja, jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi
dengan teman sebaya cenderung meningkat. Berdasarkan sebuah penyelidikan , diketahui bahwa anak-anak berusia 2 tahun menggunakan 10 persen waktunya dalam
sehari untuk berinteraksi dengan teman sebaya, anak berusia 4 tahun sebanyak 20 persen, anak berusia antara 7 hingga 11 tahun sebanyak 40 persen Barker Wright,
1951. Di hari sekolah, biasanya terdapat 299 episode interaksi dengan teman-teman sebaya. Dimasa remaja, relasi dengan teman sebaya memiliki proporsi yang besar
dari kehidupan individu. Berdasarkan sebuah penyelidikan, diketahui bahwa selama satu minggu, remaja kecil laki-laki dan perempuan meluangkan waktu 2 kali lebih
banyak untuk berkumpul bersama teman sebaya dibandingkan bersama orang tuanya Condry, Simon, Bronfenbrenner, 1968 Santrock, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Dalam sebuah studi, peneliti mencari keterangan mengenai hal-hal yang dilakukan oleh para siswa ketika mereka berkumpul bersama teman-temanya
Mederich,dkk,1982. Tim olahraga mengambil 45 persen dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh para siswa laki-laki namun hanya 26 persen dari aktivitas-
aktivitas yang dilakukan oleh siswa perempuan. Bermain secara umum, berkunjung keberbagai tempat, dan bersosialisasi, merupakan daftar yang paling banyak di
jukmpai pada kedua jenis kelamin. Sebagian besar interaksi dengan teman sebaya berlangsung diluar rumah meskipun dekat rumah, lebih banyak berlangsung
ditempat-temapat yang memiliki privasi dibandingkan ditempat umum, dan lebih banyak berlangsung diantara anak-anak dengan jenis kelamin sama dibandingkan
dengan jenis kelamin berbeda Santrock, 2007. Brown dalam Dacey Kenny, 1997 yang dikutip Nasution 2007
menggambarkan empat cara khusus, bagaimana terjadinya perubahan kelompok teman sebaya dari masa kanak-kanak ke masa remaja sebagai berikut:
1. Remaja menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebaya dibandingkan
dengan anak-anak. Pada usia 12 tahun, remaja awal mulai menjauhkan diri dari orang dewasa dan menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Selama masa
remaja pertengahan, remaja menghabiskan waktu dua kali lebih banyak bersama teman-temannya dibandingkan dengan orang tua dan orang dewasa lainnya.
2. Remaja berusaha menghindari pengawasan yang ketat dari orang tua atau guru
dan ingin lebih mendapatkan kebebasan. Mereka mencari tempat untuk bertemu dimana mereka tidak terlalu diawasi. Meskipun dirumah remaja ingin
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan privasi dan tempat dimana mereka dapat mengobrol dengan teman- temannya tanpa didengar oleh orang tua dan saudara-saudaranya.
3. Remaja mulai banyak berinteraksi dengan teman sebaya dari jenis kelamin yang
berbeda. Walaupun anak perempuan dan anak laki-laki berpartisipasi dalam kegiatan dan kelompok persahabatan yang berbeda selama masa pertengahan
kanak-kanak, tetapi pada masa remaja, interaksi dengan remaja dari jenis kelamin yang berbeda semakin meningkat, sejalan dengan menjauhnya remaja
dari orang tua mereka. 4.
Selama masa remaja, kelompok teman sebaya menjadi lebih menyadari nilai- nilai dan perilaku dari sub budaya remaja yang lebih besar. Mereka juga
mengidentifikasikan diri dengan kelompok pergaulan tertentu crowds, yaitu kelompok dengan reputasi untuk nilai-nilai,sikap, dan aktivitas tertentu.
2.4.3. Pengaruh Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah