mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan yang diharapkannya.
5. Pelampiasan diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri. Misalnya karena terlanjur berbuat, seoarang remaja perempuan biasanya berpendapat bahwa sudah tiadak ada lagi
yang dapat dibanggakan dalam dirinya. Maka, dengan pikirannya tersebut, ia akan merasa putus asa lalu mencari pelampiasan yang akan semakin
menjerumuskannya kedalam pergaulan bebas Dianawati, 2006.
2.2.8. Dampak Perilaku Seksual Pranikah
Obyek seksual dapat berupa orang, baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku ini memang tidak memiliki
dampak, terutama tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual yang dilakukan sebelum
waktunya justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi. Sementara akibat psikososial yang timbul akibat
perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil diluar nikah.
Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain adalah tergangguanya kesehatan yang bersangkutan, resiko
kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi. Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan
penolakan sekolah menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah.
Universitas Sumatera Utara
Masalah ekonomi juga akan membuat permasalahan ini menjadi semakin rumit dan kompleks Damayanti, 2012.
Menurut dr. Boyke Dian Nugraha, jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit menular seksual bisa mencapai empat
hingga lima kali lipat. Selain itu, seks pranikah akan meningkatkan kasus penyakit menular seksual, seperti sipilis, ghonorhoe GO, hingga HIVAIDS. Untuk GO yang
sudah parah dapat menyebabkan hilangkan kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Saluran sperma atau indung telur menjadi tersumbat oleh kuman GO. Disisi lain,
Boyke menambahkan, perilaku seks bebas ini bisa berlanjut hingga usia perkawinan. Tercatat sekitar 90 dar 121 masalah seks yang masuk ke Klinik Pasutri pasangan
suami istri tahun 2000 lalu, dialami orang-orang yang pernah melakukan hubungan pranikah pre marital. Hamil diluar nikah merupakan masalah yang bisa juga
ditimbulkan dari perilaku seks bebas. Banyak dari remaja melakukan aborsi untuk menutupi kehamilannya, biasanya aborsi dilakukan ketika janin berusia 1-3 minggu.
Setelah itu janin akan lebih susah diaborsi. Yang lebih parah jika aborsi yang dilakukan ketika janin telah berusia lebih dari 3 minggu dan terdapat sisa anggota
tubuh janin yang tidak bisa keluar hal itu akan menyebabkan kanker bagi sang ibu Damayanti, 2012.
Menurut Manuaba 2002, perilaku seksual berisiko akan berdampak terhadap kehamilan remaja puteri. Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi dibandingkan
dengan kurun reproduksi sehat yaitu 20-30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu
Universitas Sumatera Utara
maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan stress psikologis, sosial, ekonomi,
sehingga memudahkan terjadinya : 1.
Keguguran Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan
remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga non profesional dapat menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
2. Persalinan prematur, BBLR dan kelainan bawaan
Kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah,
dan cacat bawaan. 3.
Mudah terjadi infeksi Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan
terjadi infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas. 4.
Anemia kehamilan Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada
kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar
terhadap kualitas sumber daya manusia.
Universitas Sumatera Utara
5. Keracunan kehamilan
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan, dalam bentuk preeklampsia atau
eklamsia. Preeklampsia dan eklamsia memerlukan perhatian yang serius karena dapat menyebabkan kematian.
6. Kematian ibu yang tinggi
Remaja puteri yang stress akibat kehamilannya sering mengambil jalan pintas untuk melakukan aborsi oleh tenaga dukun. Angka kematian karena aborsi yang
dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu terutama karena perdarahan dan infeksi.
2.3. Komunikasi Orangtua-Remaja