5. Kelemahan Metode Sosiodrama
a. Banyak menyita waktu atau jam pelajaran. b. Memerlukan persiapan yang teliti dan matang.
c. Kadang-kadang siswa berkeberatan untuk melakukan peranan yang diberikan karena alasan psikologis, seperti rasa malu, peran yang diberikan
kurang cocok dengan minatnya, dan sebagainya. d. Bila dramatisasi gagal, siswa tidak dapat mengambil suatu kesimpulan.
24
Metode sosiodrama termasuk pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik karena di dalamnya terdapat ciri-ciri yang sama dengan aktive learning, di
antaranya adalah: 1 Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara bebas tapi
terkendali. 2 Guru sebagai motivator, fasilitator, perancang, dan pengelola.
3 Guru dan siswa menerima peran kerjasama partnership. 4 Bahan-bahan pelajaran dipilih berdasarkan kelayakan
5 Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran 6 Tujuan ditulis dengan jelas untuk selanjutnya diukurdites.
25
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang metode sosiodrama pernah dilakukan oleh Ruzainah 2013 yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Metode
Sosiodrama Pada Mata Pelajaran IPS Materi Penyimpangan Sosial Kelas VIII-1 di MTs. Umdatur Rasikhien Jakarta, bahwa metode sosiodrama menunjukkan
hasil yang positif dan menjadikan siswa kelas VIII-1 lebih termotivasi untuk
24
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pres, 2002, hal. 51-53.
25
Abuddin Nata, Persfektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarata: Kencana, 2009, hal. 225
belajar IPS. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, pada siklus I hasil belajar Postest mencapai rata-rata
72,58. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yaitu 86,02. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas PTK.
Penelitian tentang metode sosiodrama juga dilakukan oleh Muhammad Nurul Fajri 2013 dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan
menggunakan Metode Sosiodrama Di SMP Nusantara Plus Kelas VIII-4 Ciputat Tangerang
Selatan, menunjukkan
bahwa metode
sosiodrama dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 49 pada saat pretest meningkat
menjadi 67 pada saat posttest. Setelah dilakukan perbaikan pada proses belajar pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa 59 pada saat pretest meningkat
menjadi 81 pada saat postest. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas PTK.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ida Awaliyah 2013, yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
PKn pada Pokok Bahasan Lembaga-Lembaga Negara melalui metode Sosiodrama Peserta didik Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darul Falah, Jakarta
Barat. Hasil analisis deskripsi mengugkapkan bahwa dengan data sebagai berikut: Siklus I, rata-rata hasil belajar PKn adalah 64 dengan presentase
ketuntasan 60, dan pada siklus II, rata-rata hasil belajar PKn mengalami kenaikan 40, dan seluruh siswa memperoleh ketuntasan, sehingga hasil belajar
pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 82 dengan presentase ketuntasan 100. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode sosiodrama dapat
meningkatkan hasil belajar PKn Pokok Bahasan Lembaga-Lembaga Negara siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darul Falah, Jakarta Barat. Penelitian ini
menggunakan metode deskripsi dengan pendekatan action research.