Pengertian Hasil Belajar Hasil Belajar Akidah Akhlak

“Tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan ”. 8 Dalam proses belajar mengajar di sekolah perubahan tingkah laku siswa ditandai dengan kemampuan peserta didik menerapkan dan mendemonstrasikan pengetahunnya serta keterampilannya. Perubahan inilah yang disebut hasil belajar. Hal ini selaras dengan pendapat DR. Suharismi Arikunto dalam bukunya Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan mengatakan, “Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur. 9 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar, yang menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik pada diri seseorang tersebut, baik dalam hal pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, maupun sikap yang bersifat menetap dan konsisten. Berdasarkan teori Bloom dapat dikemukakan tiga jenis hasil belajar, yaitu hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotorik. 10 Hasil belajar kognitif adalah hasil belajar yang memerlukan kegiatan berfikir, meliputi hasil belajar pengetahuan, hasil belajar pengalaman, hasil belajar penerapan, hasil belajar analisis, dan hasil belajar evaluasi. Hasil belajar afektif adalah hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan dan kehendak seseorang, berupa minat, sikap, nilai, dan kebiasaan siswa. 8 H. Y. Waluyo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Jakarta: Karunia Universitas Terbuka, 1987, cet. 1, hal. 24. 9 Suharismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bimi Aksara, 1993, hal. 133. 10 H. Y. Waluyo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Jakarta: Karunia Universitas Terbuka, 1987, cet. 1, hal. 24. Hasil belajar psikomotorik adalah hasil belajar yang berhubungan dengan keterampilan gerak seseorang. Dasar kemampuan yang diukur adalah kemampuan fisik. Terdiri atas hasil belajar gerakan refleks, kemampuan fisik, gerakan yang terampil, gerakan persepsi merupakan dasar untuk memperoleh hasil belajar psikomotorik tingkat yang lebih tinggi dan bukan gerakan otot-otot motorik belaka.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasi Belajar

Menurut M. Alisuf Sabri, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu: a. Faktor Eksternal Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa. Yang termasuk faktor eksternal antara lain adalah: 1 Faktor-Faktor Lingkungan Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor lingkungan alam non sosial dan faktor lingkungan sosial. Yang termasuk faktor lingkungan alamNon sosial ini seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu pagi, siang, malam, tempat letak gedung sekolah, dan sebagainya. Sedangkan faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. 2 Faktor-faktor instrumental Faktor instrumental ini terdiri dari gedung Sarana fisik kelas, sarana alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. b. Faktor Internal faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa. 1 Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. 2 Faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan siswa adalah faktor minat, bakat, inteligensi, motovasi dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti: kemampuan persepsi, ingatan, berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuan bahan appersepsi yang dimiliki siswa. 11

3. Pengertian Akidah Akhlak

Secara etimologis aqidah berasal dari kata ‘aqada ya’qidu ‘aqdan ‘aqidatan berarti keyakinan. Dengan demikian aqidah bisa dikatakan sebagai keyakinan yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat meningkat dan mengandung perjanjian. Sebagian ulama fiqih mendefinisikan aqidah, sebagai berikut: Aqidah ialah suatu yang diyakini dan dipegang teguh, sukar sekali untuk dirubahnya. Ia beriman sesuai dengan dalil-dalil yang sesuai dengan kenyataan, seperti beriman kepada Allah SWT, hari kiamat, kitab-kitab Allah, dan Rasul-Rasul Allah SWT. Menurut Mahmoud Syaltout “kepercayaan Aqidah adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak dicampuri oleh syak, wasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan ”. 12 Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah keyakinan dalam yang bersifat mengikat dan mengandung perjanjian serta menjadi sesuatu yang diyakini dan dipegang teguh serta sukar untuk dirubah. 11 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010, cet. 4 , hal. 59-60. 12 Mahmoud Syaltout , Islam sebagai Aqidah dan Syari’ah, Jakarta: Bulan Bintang, 1975, cet. 3, hal. 22. Kata Akhlak merupakan kata yang sering sekali terdengar sehari-hari. Begitu kita mendengar kata ini sehingga seolah-olah kita tahu pengertian kata ini dengan jelas, padahal jika ditanyakan apa itu akhlak kita biasanya terdiam dan memikirkan jawabannya. Pengertian Akhlak dapat ditinjau dari dua pengertian, etimologis dan pengertian terminologis. Menurut etimologi, ahklak adalah kata arab “Akhlaq” قاخأ, jamak dari kata “khuluqun” قلخ yang menurut logat diartikan “ budi pekerti, tingkahlaku dan tabi’at. 13 Sedangkan Moh. Ardani, “Akhlak Tasawuf; Nilai-nilai Akhlak Budi pekerti dalam ibadah dan Tasasawuf; mengutip dari ibnu miskawih sebagai pakar bidang akhlak mengatakan bahwa: “ sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan perhitungan”. 14 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan suatu tindakan, tanpa pertimbangan dan pemikiran terlebih dahulu. Dari kedua pengertian di atas yaitu akidah dan akhlak dapat diketahui bahwa keduanya mempunyai hubungan yang erat, karena akidah atau iman dan akhlak berada dalam hati. Dengan demikian tidak salah kalau pada sekolah tingkat Tsanawiyah kedua bidang bahasan ini dijadikan satu mata pelajaran, yaitu akidah akhlak. 13 Zahrudin A. R, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, cet.1, hal. 1. 14 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf; Nilai-Nilai Akhlak Budi Pekerti dalam Ibadah dan Tasawuf, Jakarta:CV. Karya Mulia, 2005, Edisi kedua, hal. 25. Adapun pengertian mata pelajaran akidah akhlak sebagaimana yang terdapat GBPP adalah: Mata pelajaran Akidah Akhlak adalah sub mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar yang membahas ajaran agama Islam dalam segi Akidah dan Akhlak. Mata pelajaran Akidah Akhlak juga merupakan bagian dari mata pelajaran pendidikan agama islam yang memberikan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran ajaharan agama islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari- hari. 15

4. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Tujuan adalah sarana yang hendak dicapai setelah kegiatan selesai. Tujuan mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah adalah untuk menanamkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Adapun tujuan pembelajaran Akidah Akhlak menurut GBPP depertemen Agama yaitu: a. Memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada siswa akan hal-hal yang harus diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya. b. Memberikan pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang buruk dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia maupun dengan alam lingkungannya. c. Memberikan bekal kepada anak atau siswa tentang akidah dan akhlak untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang pendidikan menengah. 16 15 Departemen Agama, Kurikulum Bidang Studi Akidah Akhlak, Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1988, hal. 1. 16 Depag RI, Garis-Garis Besar Program Pengajaran GBPP Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: 1998, cet. 1.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kegiatan Muhadharah Diniyah terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Hidayatut Thalibin II Bogor

8 57 131

Hubungan Beribadah Anak Dirumah Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak Di Mts. Qotrun Nada Depok

1 6 119

Peningkatan Hasil Belajar Ips Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Di Smp Nusantara Plus Kelas Viii-4 Ciputat Tangerang Selatan

0 5 197

Pengaruh metode mendongeng terhadap keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Tangerang Selatan tahun pelajaran 2014/2015

2 9 152

Pengaruh metode diskusi terhadap hasil belajar IPA kelas III MI Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta Utara: kuasi eksperimen pada kelas III Madrasah Ibtidaiyah Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta

0 5 126

Upaya Peningkatan Hasil Belajar AKidah AKhlak Melalui Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII di SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi

0 13 90

Upaya guru akidah akhlak dalam membina akhlak siswa di MTS Ma'arif Sabilull Hudaa Bogor

2 9 84

PENGARUH KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK SISWA KELAS VIII DI MTS NEGERI 1 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak Siswa di MTs Negeri 1 Tulungagung

0 0 12

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKUSI DAN KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTS MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016. - STAIN Kudus Repository

0 0 9