memberikan bentuk pada pengalaman orang itu terhadap obyek sikap mereka. Hal tersebut akan mempengaruhi pemilihan informasi yang ada di sekeliling obyek
tersebut; mana yang akan diperhatikan mana yang akan diabaikan. Sementara sikap berubah dengan sangat perlahan, ternyata sikap dapat berganti-ganti bila
orang dihadapkan pada informasi dan pengalaman yang baru.
37
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bereaksi terhadap sebuah hal, baik dengan suka, tidak suka
dan acuh tak acuh sesuai dengan pikiran orang terhadap hal tersebut melalui informasi yang diperoleh dan setelah pengamatan secara perlahan-lahan.
Sedangkan perubahan sikap adalah proses berubahnya sikap seseorang terhadap sesuatu hal setelah melakukan pengamatan.
2. Fungsi Sikap
Menurut Ahmadi, fungsi sikap adalah sebagai penyesuaian diri, karena sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable yaitu sesuatu yang mudah menjalar
sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Sikap dapat digunakan sebagai alat pengukur tingkah laku. Selain itu, sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman.
Dan sebagai pernyataan kepribadian.
38
Fungsi-fungsi sikap yang dikemukakan oleh Ahmadi di atas memang benar adanya. Melalui sikap yang diperlihatkan oleh seseorang kita dapat
mengetahui tingkah laku orang tersebut sehari-hari sehingga dapat diketahui pula kepribadian orang tersebut.
37
Davidoff, Psikologi suatu Pengantar, h. 334.
38
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial. Cet. II, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, h. 178.
3. Komponen Sikap
Secara singkat, pengertian ini menunjuk pada beberapa pertanyaan berikut: a.
Apa yang dirasakan seseorang terhadap sesuatu? b.
Bagaimana seseorang memandang sesuatu? c.
Bagaimana seseorang akan berperilaku terhadap sesuatu? Dari ketiga pertanyaan di atas, dapat dikatakan bahwa sikap terdiri dari
tiga komponen, yaitu:
39
a. Afektif
Afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosio psikologis. Afektif mengacu kepada suatu perasaan terhadap sesuatu atau
seseorang.
b. Kognitif
Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Kognitif mengacu kepada suatu gambaran
tentang sesuatu atau seseorang.
c. Perilaku
Komponen perilaku adalah aspek yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Konatif mengacu kepada suatu cara
bereaksi yang khas. Ketiga komponen tersebut adalah unsur-unsur yang secara bersama-sama
ambil bagian dalam pengertian sikap. Jika kita mengenal sikap seseorang, kita dapat meramalkan bagaimana seseorang akan bereaksi terhadap suatu obyek atau
39
Samsunuwiyati Mar’at Lieke Indieningsih Kartono, Perilaku Manusia : Pengantar Singkat Tentang Psikologi,
Bandung: Refika Aditama, 2006, h. 114.
situasi.
40
Muzafer Sherriff menyatakan bahwa, sikap yang terdiri dari kognisi, emosi dan tindakan dapat berubah oleh kelompok.
41
Menurut Gerungan, sikap dapat merupakan suatu sikap pandangan, tetapi dalam hal itu masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang.
Pengetahuan mengenai suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak. Pengetahuan mengenai suatu objek
baru menjadi sikap terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai oleh kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu.
42
Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis menuju ke suatu tujuan, berusaha mencapai tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan
tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan untuk kemudian bertindak.
4. Ciri-ciri Sikap
Menurut Sarwono, sikap memiliki ciri-ciri. Menurutnya, “Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk dan dipelajari
seseorang sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungannya dengan objeknya. Sikap bisa tertuju pada objek atau
sekumpulan kelompok. Sikap bersifat temporerdapat berubah- ubah. Sikap mengandung faktor motivasi dan perasaan. Sikap itu
tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan suatu objek.”
43
40
Mar’at Indieningsih Kartono, Perilaku Manusia, h. 103.
41
Muh. Said Junifar Affan, Psikologi dari Zaman ke Zaman : Berfokuskan Psikologi Pedagogis
, Bandung: Jemmars, 1990, h. 258.
42
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial Bandung: Eresco, 1988, h. 152.
43
Sarwono, S.W, Psikologi Sosial: Individu Teori-teori Psikologi Sosial. Cet.2, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, h. 150.
5. Jenis-jenis Sikap
Jung membedakan dua sikap hidup yang berbeda, yaitu dua cara bereaksi terhadap keadaan yang dapat dilukiskan sebagai sesuatu yang khas. Kedua sikap
hidup tersebut adalah sikap ekstravert dan sikap introvert. Sikap ekstravert ditandai dengan adanya minat kepada kejadian-kejadian,
orang dan benda, adanya hubungan dan ketergantungannya pada hal-hal tersebut; kalau sikap ini menjadi kebiasaan Jung menyebutnya sebagai tipe ekstravert. Tipe
ini didorong oleh faktor-faktor luar dan banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Tipe ekstravert suka bergaul dan merasa yakin di lingkungan asing.
44
Sebaliknya sikap introvert adalah menarik diri, terpusat pada faktor-faktor subjektif dan pengaruh yang menguasainya adalah ‘kebutuhan dalam’. Tipe ini
kurang yakin dalam berhubungan dengan orang dan benda, cenderung kurang sosial dan lebih menyukai berpikir daripada berbuat.
45
6. Pembentukan Sikap dan Faktor yang Mempengaruhinya