Afektif Perubahan Sikap Siswa Setelah Storytelling

tidak suka atau acuh tak acuh. Hasil wawancara yang menunjukkan aspek afektif dalam wawancara dengan siswa adalah sebagai berikut: 1 Apakah kamu suka dibacakan cerita? “Suka sekali, apalagi jika berceritanya dengan suara yang pelan dan tidak cepat-cepat.” TK “Suka sekali .”1B “Suka sekali. Dan karena sekarang kita sudah bisa cerita ke orang lain, membuat kita jadi tambah kreatif, percaya diri dan bisa menambah pengetahuan, juga menambah pengalaman karena bisa didengar orang lain .”2A “Suka sekali. Tetapi ibu guru sekarang biasanya bercerita tentang garis besar cerita buku tersebut. Kemudian guru akan mengatakan kalau buku tersebut ada di perpustakaan, jadi bagi siswa yang mau membaca buku tersebut bisa meminjam ke perpustakaan.” 3A “Suka. Apalagi jika ceritanya bagus dan menegangkan. Tapi tergantung isi ceritanya, bagustidak.” 4C “Suka. Apalagi jika ceritanya tentang sejarah-sejarah negara lain contohnya cerita sejarah terbentuknya negara Belanda dan Jepang.” 5 2 Sebenarnya bagaimana perasaan kalian dengan adanya storytelling di perpustakaan? “Senang, karena storytelling adalah kegiatan yang asyik, bisa menambah wawasan melalui kisah-kisah nyata yang diceritakan karena ibu guru mengambil cerita dari koran, buku-buku yang di perpustakaan dan terkadang kejadian yang dialaminya sendiri.” kelas 5 “Senang, karena storytelling adalah kegiatan yang asyik, bisa menambah wawasan melalui cerita.” kelas 4 “Senang, karena bisa membantu kami menentukan buku mana yang bagus untuk dibaca dan dipinjam sendiri. Semua buku-buku di perpustakaan bagus-bagus, sehingga sering membuat kami bingung untuk memilih. Dengan guru cerita buku tersebut, kami tidak bingung lagi memilih akan meminjam yang mana saja. Sehingga terkadang berebutan dengan teman. Mendongeng di perpustakaan bisa membuat teman-teman yang ribut jadi diam. Biasanya kami suka membuat gaduh di perpustakaan, kalau sudah begitu ibu atau bapak yang di perpustakaan langsung mengajak kami berkumpul dan menceritakan ceritadongeng kepada kami sehingga kami tidak gaduh lagi.” kelas 3 “Senang, karena bisa membantu kami menentukan buku mana yang bagus untuk dibaca, menambah rasa percaya diri dan menambah pengetahuan.” kelas 2 “Senang, karena asyik dan menyenangkan. Bisa diceritain kisah-kisah nabi dan sifat-sifat baik supaya kita tidak menjadi anak nakal.” kelas 1 “Senang, menyenangkan dan asyik karena cerita yang diceritakan bagus- bagus dan bisa membuat pintar.” kelas TK

b. Kognitif

Aspek sikap yang kedua adalah kognitif, yaitu aspek intelektual yang berkaitan dengan pengetahuan manusia, gambaran seseorang tentang sesuatu, dan bagaimana seseorang memandang sesuatu. Jika para siswa menyukai storytelling di perpustakaan sekolah mereka, berarti mereka menyimak cerita apa saja yang pernah mereka dengar. Karena itu penulis menanyakan pertanyaan ini untuk mengetahui bagaimana sikap para siswa terhadap storytelling dan cerita yang pernah diceritakan pada mereka, akan meliputi pengetahuan mereka tentang cerita apa saja yang pernah diceritakan pada saat kegiatan storytelling, siapa yang pernah bercerita, dan apakah media apa saja yang digunakan pencerita tersebut. Hasil wawancara dengan siswa yang mengarah kepada aspek yang kedua ini adalah 1 Cerita tentang apa saja yang diceritakan kepada kalian dalam acara storytelling? “Cerita tentang binatang, Scooby doo, batman. Sedangkan guru sering cerita tentang pahlawan, cerita nabi-nabi, binatang yang baik hati dan lain-lain.” TK “Kisah nabi-nabi, petualangan anak-anak, binatang, dan lain-lain .”1B “Kisah nabi-nabi, kepahlawanan, petualangan anak-anak, tumbuhan, binatang, dan lain-lain .”2A “Kisah nabi-nabi, kepahlawanan, petualangan anak-anak, tumbuhan, binatang, legenda, kisah-kisah nyata, cerita di koran, cerita living values, dan lain-lain .”3A “Kisah-kisah living values, dan lain-lain .”4C dan 5 2 Siapa saja yang bercerita? “Guru dan teman sekelas yang bernama Andra karena Andra sudah bisa baca.” TK “Ibu guru, teman sekelas dan petugas perpustakaan.” 1B “Ibu guru, teman sekelas, petugas perpustakaan juga pernah bercerita dan mendongeng, guru pelajaran agama, guru bahasa Inggris.” 2A “Ibu guru, petugas perpustakaan, teman-teman sekelas, juga guru-guru mata pelajaran lainnya.” 3A “Guru dan teman sekelas.” 4C “Semua guru mata pelajaran, petugas perpustakaan juga, dan teman sekelas.” 5 3 Media apa yang digunakan ketika bercerita? “Buku dan mainan, buku yang digunakan biasanya yang bergambar jelas dan warna-warni.” TK “Kadang-kadang memegang buku, kadang-kadang boneka, kadang- kadang bercerita saja.” 1B “Kadang-kadang memegang buku, kadang-kadang boneka, kadang- kadang bercerita saja. Kalau kita yang bercerita jarang menggunakan buku, kita lebih suka membuat alat peraga sendiri dari kardus dan kertas bekas.” 2A