Frekuensi dan Pelaksanaan Kegiatan Storytelling

pada bulan bahasa ini banyak kegiatan yang diadakan oleh perpustakaan, salah satunya adalah storytelling oleh pustakawan dan storytelling oleh siswa sendiri kepada siswa-siswa yang lain. Perpustakaan tidak pernah menjadwal secara rinci kapan akan mengadakan storytelling. Biasanya diadakan untuk memperingati acara-acara tertentu dan ketika guru wali kelas meminta diadakan storytelling, sehingga tidak ada jadwal secara tetap. Karena itu juga tidak ada laporan tertulis mengenai storytelling yang dibuat oleh perpustakaan. Meskipun begitu, kegiatan storytelling selalu diutamakan di perpustakaan, yang bertindak sebagai storytellerpencerita berasal dari pihak pustakawan, guru, bahkan para siswa sendiri. Tujuan perpustakaan dan guru dalam mempersilahkan siswa menjadi storyteller adalah untuk menanamkan sikap dan rasa percaya diri anak-anak sejak kecil untuk tampil di muka umum dan bercerita kepada khalayak ramai lihat lampiran 1-6. Bahkan sebenarnya kegiatan yang ada di Perpustakaan TKSD al-Izhar tidak hanya storytelling saja, tetapi juga booktalk dan reading aloud. Booktalk adalah kegiatan menceritakan penggalan isi cerita buku secara garis besar saja, sedangkan reading aloud adalah kegiatan membacakan buku cerita dengan nyaring sambil memegang buku yang diceritakan tersebut lihat lampiran 4 sebagai contoh. Keterangan mengenai kegiatan ini terdapat pada penjelasan mengenai penggunaan media cerita. Dan melalui jawaban para siswa serta pustakawan di bagian B Storytelling bagi Pustakawan dan Para Siswa.

b. Tujuan Dilaksanakan Storytelling

Kegiatan storytelling paling rutin diadakan ketika pada masa orientasi siswa baru dan ketika peringatan bulan bahasa. Storytelling diadakan pada saat orientasi siswa baru adalah sebagai sarana pengenalan perpustakaan dan koleksinya kepada para siswa baru, dimaksudkan agar para siswa baru terutama siswa baru untuk tingkat TK dan SD memperoleh pengalaman yang menyenangkan ketika pertama kali mereka memasuki dan mengenal perpustakaan sehingga mereka tidak merasa asing dan takut, karena anak-anak biasanya sedikit takut memasuki sebuah ruangan baru. “Anak-anak terkadang takut untuk memasuki sebuah ruangan baru, bukan karena tidak percaya diri tetapi karena mereka masih merasa asing dengan ruang dan gedung yang baru mereka lihat,” demikian menurut pendapat Ibu Hapsari, pustakawan bagian TKSD Al-Izhar. Tujuan storytelling dalam acara tersebut untuk menstimulasi anak dan memberikan kesan bahwa perpustakaan adalah ruang yang menyenangkan bagi mereka, sehingga diharapkan anak akan menyukai perpustakaan untuk selanjutnya. Sedangkan diadakannya kegiatan storytelling pada peringatan bulan bahasa yang jatuh di bulan Oktober adalah untuk mengisi kegiatan yang berkaitan dengan bahasa. Dalam menyambut bulan bahasa, Perpustakaan Al- Izhar mengadakan banyak kegiatan yang salah satunya adalah storytelling. Karena storytelling adalah kegiatan yang dapat memberikan manfaat dalam menambah perbendaharaan siswa akan bahasa dan kata-kata, membangun kemampuan berbicara dan dapat meningkatkan potensi kecerdasannya. Storytelling pada bulan bahasa ini diberikan tidak hanya oleh guru atau pustakawan kepada para siswa, tetapi juga para siswa kepada teman-teman, adik kelas dan kakak kelasnya. Karena pada kegiatan bulan bahasa ini diadakan lomba storytelling yang ditujukan kepada para siswa mulai dari tingkat TK sampai SD kelas 6 lihat lampiran 7. Tujuannya seperti yang telah disebutkan di awal adalah untuk memupuk rasa percaya diri siswa berbicara di depan umum. Karena umumnya mereka akan merasa senang ketika bisa didengar oleh khalayak ramai. Kegiatan storytelling di lingkungan sekolah Al- Izhar selalu dikoordinir oleh pihak perpustakaan yang bekerjasama dengan guru-guru. Tetapi sayangnya kegiatan ini tidak dijadwal secara pasti, sehingga tidak didapatkan data jadwal storytelling yang pernah dilakukan selama ini di perpustakaan tersebut.

c. Tempat Dilaksanakan Storytelling

Tempat diadakannya storytelling untuk hari-hari belajar tidak selalu di perpustakaan, tapi juga di kelas dan aula disesuaikan dengan tema dan kegiatan yang akan diadakan setelah storytelling. Misalnya ketika akan bercerita mengenai cerita nabi, maka lebih tepat diadakan di ruang praktek agama sehingga anak lebih bisa berimajinasi dengan didukung oleh ruangan. Untuk tema cerita, disesuaikan dengan kenyataan yang sedang terjadi sekarang ini, contohnya mengenai global warming, dan lain-lain. Kemudian cerita-cerita bertemakan budi pekerti contohnya Bawang Merah Bawang Putih, dan lain-lain dan living values, cerita nabi-nabi, dan kebanyakan cerita yang mengajarkan sifat-sifat kebaikan untuk mengajarkan sikap dan