Jaringan dan Kerjasama Perpustakaan Peraturan dan Tata Tertib

f. Penyelenggaraan pameran-pameran seperti pameran prangko filateli, pameran dan lomba menggambar corak batik, dan lain-lain.

G. Jaringan dan Kerjasama Perpustakaan

Perpustakaan Al-Izhar melakukan hubungan kerjasama yang baik dengan masyarakat sekolah maupun dengan masyarakat dari luar sekolah. Kerjasama dengan masyarakat dalam sekolah adalah kerjasama dengan pengurus yayasan dalam hal penyusunan program kerja, kerjasama dengan guru dalam hal pemilihan bahan pustaka dan pelaksanaan kegiatan atau pelayanan perpustakaan, kerjasama dengan orang tuawali siswa salah satu contohnya dalam hal penerbitan karya siswa. Adapun kerjasama dengan pihak dari luar sekolah adalah dengan beberapa lembaga diantaranya; Perpustakaan Nasional, Klub Perpustakaan Indonesia, Perpustakaan Jakarta International School, Pusat Pembinaan Perpustakaan Sekolah Departemen Pendidikan Nasional dan baru-baru ini mengadakan kerjasama dengan PT. Pos Indonesia divisi filateli dan Perkumpulan Filateli Indonesia.

H. Peraturan dan Tata Tertib

Tata tertib di Perpustakaan Al-Izhar diberlakukan kepada seluruh pengguna dan pengelola perpustakaan dan sekolah. Dengan peraturan sebagai berikut : 1. Pengguna perpustakaan adalah seluruh siswa, guru dan karyawan Al- Izhar yang telah terdaftar mulai dari tingkat TK sampai SMA mempunyai hak untuk menggunakan perpustakaan dengan mematuhi aturan yang berlaku. 2. Jam operasional perpustakaan yaitu setiap hari aktif belajar, sejak hari Senin sampai Jum’at mulai buka pukul 07.15 sampai dengan 15.30 WIB. Hari Sabtu dan Minggu, dan libur sekolah tutup. 3. Pengguna diwajibkan menjaga empat hal selama berada di perpustakaan, yaitu : menjaga ketenangan, menjaga ketertiban, menjaga keindahan, dan menjaga kebersihan. 4. Untuk siswa TKSD hanya boleh meminjam buku maksimal 2 eksemplar sedangkan siswa SMPSMA hanya boleh meminjam maksimal 4 eksemplar selama satu minggu. 5. Sanksi untuk keterlambatan pengembalian buku adalah Rp 200,- per hari untuk setiap eksemplar buku. Ini untuk melatih dan mengajarkan tanggung jawab kepada para siswa agar mengembalikan buku tepat waktu, karena mungkin saja ada siswa lain yang ingin meminjam buku tersebut. 6. Peminjam bertanggung jawab atas kerusakan buku dan mengganti buku yang rusak oleh kesalahan mereka. 7. Bahan pustaka AV, referensi, majalah dan surat kabar hanya boleh diputar dan dibaca di ruang perpustakaan.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Setelah mengadakan penelitian dengan menggunakan teknik wawancara yang ditujukan kepada pustakawan dan para siswa, penulis akhirnya mendapatkan hasil penelitian berupa penjelasan kegiatan storytelling sebagai sarana promosi perpustakaan yang akan dipaparkan pada bab ini. Pada bab ini penulis juga akan menjelaskan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan berupa : pendapat dan sikap siswa tentang perpustakaan dan kegiatan storytelling yang diikuti oleh mereka. Dan bagaimana storytelling telah digunakan oleh pihak pustakawan dan guru untuk mengajak dan mengajarkan para siswa menyukai perpustakaan sebagai penunjang kegiatan belajar mereka di sekolah. Adapun jumlah siswa sebagai obyek wawancara keseluruhannya berjumlah 15, mulai dari tingkat TK sampai SD kelas 5. Sedangkan pustakawan yang dijadikan sumber dalam wawancara diwakili oleh dua orang, yaitu Kepala Bagian Perpustakaan Ibu Sri Dharma Lokandari dan salah seorang staf perpustakaan dari bagian perpustakaan TKSD yaitu Bapak Yayat. Penulis hanya mewawancarai dua 2 orang pustakawan dikarenakan penulis berfokus pada perpustakaan bagian TKSD, dan Pak Yayat adalah pustakawan yang bertanggung jawab di perpustakaan bagian TKSD sedangkan Ibu Sri Dharma Lokandari adalah kepala bagian perpustakaan yang mengkoordinasi pelaksanaan storytelling di perpustakaan dan beliau juga sering memberikan storytelling.

A. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Storytelling

1. Pelaksanaan Kegiatan Storytelling Di Perpustakaan TKSD Al-Izhar

Sudah sejak lama sejak perpustakaan sekolah didirikan para pustakawan dan guru-guru di lingkungan sekolah Islam Al-Izhar menyadari bahwa keberadaan perpustakaan sangat penting dalam sebuah sekolah. Karena itu, mereka berusaha untuk selalu menyediakan sarana, prasarana dan koleksi juga kegiatan-kegiatan untuk mengajak anak menyadari fungsi perpustakaan di sekolah tersebut. Pustakawan selalu berinovasi dan berkreasi bagaimana supaya siswa sejak usia dini mungkin menyukai dan menemukan banyak pengetahuan di perpustakaan, dengan berbagai program promosi yang salah satunya adalah dengan mengadakan kegiatan storytelling. Storytelling telah dianggap sebagai sarana yang tepat dalam mempromosikan dan mengenalkan perpustakaan dan koleksinya kepada para siswa, begitu menurut tanggapan pustakawan di perpustakaan sekolah tersebut. “Storytelling itu adalah ilmu yang berhubungan dengan psikologi. Sebab, dengan storytelling kita bisa mengetahui dan membaca tingkah laku siswaanak-anak melalui sikap mereka ketika kegiatan storytelling sedang berlangsung,” demikian menurut pendapat Ibu Sri Dharma Lokandari, S.S selaku Kepala Bagian Perpustakaan Al-Izhar saat wawancara penulis dengan beliau.

a. Frekuensi dan Pelaksanaan Kegiatan Storytelling

Pelaksanaan storytelling di Perpustakaan TKSD Al-Izhar dalam satu semester bisa lebih dari 10 kali, apalagi ketika masuk bulan bahasa. 48 Karena 48 Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Sri Dharma Lokandari, S.S. Jakarta, 22 Mei 2008.