Hakikat Pembelajaran dan Hasil Belajar

2 Terdapat mekanisme, prosedur, langkah – langkah, metode dan teknik yang direncanakan dan didisain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3 Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik. 4 Adanya aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. 5 Aktor guru yang cermat dan tepat. 6 Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi masing – masing. 7 Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran. 8 Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk. Dari beberapa teori diatas pembelajaran dapat disimpulkan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruahan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. b. Hasil Belajar Hasil belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar selang waktu tertentu. Hasil belajar termasuk dalam kelompok atribut kognitif yang respon hasil pengukurannya tergolong pendapat atau judgment , yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah. Hasil belajar merupakan hadiah dari pembelajaran agar melihat seberapa besarkah siswa mampu menguasai pengetahuan, hal inipun menunjukan refleksi dari berpikir kritis. Penilaian hasil belajar merupakan penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan content objectives berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk hafalan. Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mentalotak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkat rendah sampai tinggi, yakni: pengetahuan knowledge, pemahaman comperhension, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthensis, dan evaluasi evaluation. 28 Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu peruabahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung pada macam-macam faktor, adapun faktor-faktor tersebut adalah: 29 Faktor-faktor yang mempengaruhi dibagi menjadi tiga, yaitu faktor dari internal, eksternal dan instrumen: 30 1. Faktor internal a Faktor fisiologis Secara umum faktor fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar siswa. b Faktor psikologis Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologi yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan ini akan mempengaruhi pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis diantaranya: 1 Intelegensi menurut C. P Chaplin, merupakan kemampuan mengahadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. 28 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, UIN Jakarta Press: Jakarta, 2006, h.14 29 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,Jakarta: Prenada Media, 2005, cet. Ke-2. h. 224 30 Sumadi Suryabarata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grfindo Persada, 2008 cet. V. h. 233-237. 2 Perhatian, adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata- mata tertuju kepada suatu obyek ataupun sekumpulan obyek. 3 Minat dan bakat menurut Hilgard, sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. 4 Motif dan motivasi, adalah sebagai uapaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 5 Kognitif dan daya nalar. Kognitif merupakan berfikir dan penalaran merupakan dasar yang paling menentukan dari kemampuan berpikir analitis dan sintesis. 2. Faktor eksternal a Lingkungan Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu , kelembaban, kepengapan udara dan sebagainya. Lingkungan sosial misalnya lalu lintas, gemuruhnya pasar dan lain-lain. 3. Faktor instrumental Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan penggunanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. Hal ini dapat disimpulkan melalui bagan 2.1, dibawah ini: 31 31 Yudi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada, 2008, h. 24-35

B. Ilmu Kimia

Ilmu yang mempelajarai alam semesta disebut dengan Ilmu Pengetahuan Alam IPA dan kimia merupakan salah satu ilmu-ilmu IPA. Ilmu kimia ialah salah satu cabang sains yang mengkaji komposisi dan perubahan yang berlaku dalam semua benda di dunia ini, termasuk benda hidup dan bukan benda hidup. Ringkasnya, pengkajian kimia merupakan pengkajian tentang tenaga. Ilmu kimia sebagai ilmu yang berlandaskan praktik dan eksperimen. Siswa tidak cukup dengan ―merasa‖ mengerti tetapi sungguh-sungguh harus dapat mempraktikannya dalam menyelesaikan soal, memecahkan masalah, atau melakukan suatu keterampilan ilmiah. Perkembangan ilmu kimia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. 32 32 Micheal Purba, Buku Kimia Siswa untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2006, h. v. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Internal Eksternal Fisiologis Psikologis Kondisi fisiologis umum Kondisi panca indera Intelegensi Perhatian Motif dan motivasi Minat dan bakat Kognitif dan daya nalar Lingkungan Instrumental Alam Sosial Kurikulum Sarana dan fasilitas Guru Bagan 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Pengkajian dan praktek kimia memainkan peranan penting dalam membentuk peradaban kita. Konsep-konsep falsafah kita mengenai sifat dasar kehidupan, produksi makanan, obat dan senjata, pengaruh pada lingkungan yang memberi makan dan mendukung kita. Semuanya ini dan praktis telah dipengaruhi oleh perkembangan kimia. Dipihak lain, ahli-ahli kimia membantu menciptakan dan memproduksikan kebanyakan bahan yang dinikmati oleh masyarakat modern. 33 Ilmu kimia merupakan ilmu rekayasa materi, yaitu mengubah suatu materi menjadi materi yang lain. Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut diperlukan pengetahuan mengenai susunan, struktur, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Kimia sering disebut sebagai central science karena menghubungkan berbagi ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbgai disiplin ilmu. Dari pendapat-pendapat diatas dapat dikatakan bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan dan energi. Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dalam proses pembelajraan kimia, keterampilan dasar seperti mengobservasi, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, dan lain sebagianya harus ditumbuhakan dalam diri siswa.

C. Laju Reaksi

Bahan-bahan kimia yang mengandung kalium klorat, besi, kalsium, stronsium, litium, tembaga, barium, dan kalium dicampurkan dalam tabung yang terbuat dari kertas. Ketika api dinyalakan, campuran itu terbakar menyembur kan pijar – pijar api. Langit gelap dimalam hari seketika menjadi terang benderang dihiasi warna – warni kembang api. Itulah proses terjadinya reaksi kembang api. Kembang api merupakan salah satu contoh reaksi kimia. 34 33 Kenan dkk, Kimia Untuk Universitas Jilid 2, Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 1992, cet. Ke-2. h. x. 34 Nana Sutresna, Cerdas Belajar Kimia untuk kelas XI, Bandung: Garfindo Media Utama, 2007, h. 93 Setiap rekasi kimia memiliki kecepatan yang berbeda – beda. Ada reaksi kimia yang berlangsung cepat, adapula yang bereaksi lambat. Reaksi pembakaran bensin dalam mesin berlangsung sangat cepat, sedangkan reaksi pengkaratan besi dan pembentukan beton dari semen, air dan pasir berlangsung lambat. Apa yang dimaksud dengan laju reaksi? 35 Dalam fisika, istilah “laju” digunakan untuk menyatakan besar perpindahan suatu benda tiap satuan waktu. Akan tetapi, dalam kimia, laju reaksi didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan berkurangnya jumlah zat-zat pereaksi tiap satuan waktu atau bertambahnya zat-zat hasil reaksi tiap satuan waktu. Karena jumlah zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia biasanya dinyatakan dalam konsentrasinya, maka laju reaksi juga didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi atau zat-zat hasil reaksi tiap satuan waktu. Jika suatu reaksi kimia dinyatakan dengan: 36 A  B Keterangan: A = zat-zat pereaksi B = zat-zat hasil reaksi. Maka laju reaksinya dapat dinyatkan dengan persamaan sebagai berikut. v = -   t A   atau v = +   t A   keterangan: v = laju reaksi ∆ [A] = perubahan konsentrasi ∆ [B] = perubahan konsentrasi zat-zat hasil reaksi Nilai positif laju reaksi dinyatakan dalam konsentrasi zat-zat hasil reaksi menunjukkan bahwa konsentrasi zat tersebut bertambah. Sementara itu, 35 Ibid 36 Sunardi, Kimia Bilingual Untuk SMAMA Kelas XI Semester 1 dan 2, Bandung: Yrama Widya. 2008, h. 153 nilai negatif laju reaksi yang dinyatakan dengan konsentrasi zat-zat pereaksi menunjukkan bahwa konsentrasi zat tersebut berkurang. 37 Kadang-kadang, suatu reaksi kimia melibatkan beberapa zat yang perbadingan jumlah molnya dinyatakan dengan koefisien reaksi, sehingga persamaan kimianya dapat dituliskan sebgai berikut. 38 pA + qB  rC + sD Keterangan: A, B = zat-zat pereaksi C,D = zat-zat hasil reaksi p, q, r, s = koefisien reaksi Laju reaksi untuk reaksi yang dinyatakan dengan menggunakan persamaan kimia di atas dapat ditentukan sebagai berikut. v = -   t A p   1 =-   t B q   1 =+   t C r   1 =+   t D s   1 Pada dasarnya, terdapat beberapa cara sederhana dalam mengukur laju reaksi. Salah stunya seperti yang telah anda pelajari dalam pembahasan sebelumnya. Akan tetapi, cara tersebut hanya dapat mengukur laju reaksi rata- rata. Untuk penggunaan yang lebih normal, laju reaksi diukur pada waktu tertentu, sehingga dinamakan laju reaksi sesaat. Dalam hal ini, konsep laju reaksi sesaat diperlukan karena perhitungan laju reaksi rata-rata seringkali mengalihkan nilai yang tidak akurat. Jadi, persamaan laju reaksi digunakan untuk menyatakan laju reaksi sesaat dari suatu rekasi kimia. Persamaan laju reaksi hanya dapat dinyatakan dalam percobaan. Berdasarkan data tersebut, kita dapat menemukan orde reaksi dan konstanta laju rekasi. Persamaan laju reaksi ditentukan berdasarkan konsentrasi awal setiap zat, dipagkatkan orde reaksinya. Orde reaksi bukanlah koefisien reaksi walaupun keduanya mungkin memiliki nilai yang sama. Orde reaksi hanya dapat dilihat dari percobaan. 37 Ibid, h. 154 38 Ibid