Langkah-langkah Model Berbasis Masalah
a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.
b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang
disajikan secara ill-structured. c.
Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk multiple perspective. Solusinya menuntut pembelajar menggunakan dan mendapatkan konsep
dari beberapa bab atau lintasan ilmu dibidang lainnya. d.
Masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.
e. Masalah membuat pembelajar merasa tertantang untuk mendapatkan
pembelajaran diranah pembelajaran yang baru. f.
Sangat mengutamakan pembelajaran mandiri self directed learning. g.
Memanfaatkan sumber yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. Pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci
penting. Pembelajaran kolaboratif, komunikatif dan kooperatif. Pembelajaran
bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan peer teaching, dan melakukan presentasi. Menurut karakter tersebut, pembelajaran berbasis
masalah memiliki tujuan seperti dibawah ini:
14
a. Keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah
Pembelajaran berbasis masalah memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret,
tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. Dengan kata lain pembelajaran berbasis masalah melatih kepada peserta
didik untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. 1
Berpikir adalah sebuah proses yang melibatkan operasi-operasi mental, seperti induksi, deduksi, klarifikasi, dan penalaran.
2 Berpikir adalah sebuah proses reprentasi secara simbolis melalui
bahasa berbagai objek dan kejadian riil dan menggunakan reprentasi simbolis itu untuk menemukan prinsip-prinsip esensial objek dan
kejadian tersebut.
14
Ibid, h. 43 -45.
3 Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan
mencapai kesimpulan berdasarkan inferesi atau judgement yang baik. b.
Belajar peranan orang dewasa yang autentik. Menurut Resnick, bahwa model pembelajaran berbasis masalah amat
penting dalam membantu siswa untuk performance diberbagai situasi orang dewasa yang penting.
c. Menjadi pembalajaran yang mandiri.
Pembelajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajaran yang independen dan self-regulated. Dibimbing oleh guru yang
senantiasa memberikan semangat dan reward ketika mereka mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri solusi untuk berbagai masalah riil, kelak siswa
belajar untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri. Pembelajaran berbasis masalah mampu mendorong siswa untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, menyelidiki dan memberi solusi pada masalah tertentu. Di bawah ini merupakan sebagian besar alasan
pembelajaran berbasis masalah dianggap penting:
15
a. Tingginya tingkatan proses pembelajaran dalam memahami informasi,
sebagaimana sama dengan problem solving: berpikir kritis, adanya strategi inquiri, adanya refleksi dan terbentuknya pemahaman yang lebih dalam
serta kemampuan berkomunikasi. b.
Proses pembelajaran untuk memahami ilmu pengetahuan yang komplek dengan menggunakan model berbasis masalah, maka siswa mampu
menganalisis masalah dan mendeskripsikan hasilnya. c.
Siswa akan lebih tertantang dan termotivasi dengan pemahaman yang lebih tinggi dan mengkomunikasikannya kepada yang lain.
15
John Barell, Problem Based Learning an inqury approach, A Sage Publications Company, London. 2007, h. 1-2.