Pengujian hipotesis sampel Pengujian Prasyarat Pengambilan Sampel

3. Uji hipotesis

Setelah dilakukan prasyarat analisis data, diketahui bahwa hasil posttest berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian data hasil belajar kedua kelas dialnjutkan pada analisis berikutnya, yaitu uji hipotesis. Untuk hasil posttest menggunakan uji-t dengan kriteria: H o : µ 1 µ 2 H o : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model Problem Based Learning PBL terhadap hasil belajar kimia pada konsep laju reaksi. H 1 : µ 1 µ 2 H 1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model Problem Based Learning PBL terhadap hasil belajar kimia pada konsep laju reaksi. Dengan: µ 1 µ 2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol µ 1 µ 2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol Hasil uji hipotesis penelitian kedua sampel dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.12 Uji hipotesis penelitian kelas Eksperimen dan Kontrol Data Posttest Kelas eksperimen Kelas kontrol N 32 32 SD 14,4 10 t hit 5,80 t tab 1,38 Keterangan H 1 diterima, Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Dalam Penggunaan Model Problem Based Learning PBL Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi Pada tabel 4.10 uji hipotesis penelitian kelas eksperimen dan kontrol bahwa hasil uji-t berada pada daerah penerimaan H 1 dan menolak H o pada taraf signfikan 95 dan derjat signifikan 62 dari n 1 +n 2 – 2 dengan n 1 dan n 2 masing- masing 32. Dengan kriteria t hit t tab untuk penerimaan H 1 , Nilai t hit = 5,8 dan t tab = 1,38 maka 5,8 1,38 sehingga dari penelitian ini adanya pengaruh hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning PBL, yang dilihat dari terdapatnya perbedaan rata-rata hasil belajar kimia siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 19.

D. Pembahasan

Pada dasarnya belajar merupakan aktifitas positif yang mendorong siswa lebih kreatif dan berpikir kritis, hingga tidak hanya pemahaman melainkan adanya perubahan sikap. Pada penelitian inipun model Problem Based Learning menuntut siswa belajar mandiri student centered dengan memberikan masalah –masalah yang tidak jauh pada kehidupan sehari–hari, dan siswa mampu memberikan solusi dari masalah tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kelas eksperimen dan kontrol sebelum dilakukan perlakuan pada kelas tersebut, maka peneliti harus mengambil data pretest untuk mengetahui kecocokan kelas tersebut untuk dijadikan sampel penelitian. Data yang sudah didapat dihitung normalitasnya dan homogenitasnya, barulah diujikan pada uji hipotesis pengambilan sampel. Data tersebut berdistribusi normal, terbukti pada hasil uji prasyarat menyatakan bahwa L hit L tab pada taraf signifikan 95. Selain itu bersifat homogen karena F hit F tab , terbukti berdasarkan hasil uji pretest bahwa pada F 1 hit = 1, 66 sedangkan F tab = 1, 77 atau 1,66 1,77 pada taraf signifikan 95. Maka dilanjutkan kepada uji hipotesis pengambilan sampel dengan menggunakan uji-t, pada taraf signifikan 95. Dari hasil perhitungan pretest yang dilakukan, diperoleh nilai t hit = 1,18 dan t tab = 1,38. Menunjukan t hit t tab atau 1,18 1,38. Dengan demikian bahwa H 1 ditolak dan menerima H o, dapat disimpulkan kedua kelas tersebut tidak berbeda nyata. Dari kedua sampel yang sudah dihitung baik normalitas, homogenitas dan uji hipotesisi atau uji-t, bahwa sampel tersebut dapat digunakan sebagai sampel penelitian dan dapat diberi perlakuan, karena kedua sampel memiliki kemampuan yang sama dan mewakili populasi sampel.