Model Pembelajaran Berbasis Masalah

kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan. 10 Pada dasarnya model berbasis masalah siswa harus terlebih dahulu dikondisikan baik melalui kelompok, atau cara penyampaian masalah pada siswa. Pembelajaran berbasiskan masalah ini sangatlah dekat dengan kontekstual, hal-hal yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan inilah yang menjadi topik bahasan bagi model tersebut. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah biasanya terdiri dan lima tahapan utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan sesuatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Tahapan pengajaran berbasis masalah adalah: Tabel 2.1. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah 11 Tahapan Guru Tahap 1: Orientasi siswa terhadap masalah Tahap 2: Mengorganisir siswa untuk belajar Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual dan kelompok Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan kepada masalah logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru membantu mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubung dengan masalah tersebut. Guru mendorong untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan kelompok penjelasan dan pemecahan masalahnya. 10 Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Prenada Media Group, 2010, cet. Ke-2. h.92 11 Richard I Arends, Learning To Teaching, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, cet Ke-1. hal 57 Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya karya. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses. Guru menbantu siswa merencanakan dan menyiapkan yang sesuai seperti laporan. video, dan model, serta membantu siswa berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyidikan mereka dan proses-proses yang pemecahan masalah digunakan Model pembelajaran berbasis masalah sengaja dibuat untuk mengarahakan siswa dengan menjadi pembelajar yang mandiri dan terlibat langsung secara aktif, mengembangkan berpikir siswa dalam pemecahan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi untuk suatu masalah dengan rasional dan autentik, pada model pembelajaran ini siswa dapat berinteraksi dengan individu-individu lain dalam kelompok kecil. Dalam model pembelajaran inipun mengacu pada pembelajaran yang bersifat konstruktivis, dimana anak benar-benar membangun pemahamanya sendiri, dan guru hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran tersebut.

3. Karakteristik dan Tujuan Model Berbasis Masalah

Pada umumnya guru menerapkan model ini lebih menjurus pada pemecahan suatu masalah kehidupan nyata yang dihadapi siswa sehari-hari dengan menggunakan keterampilan problem solving. Model pembelajaran berbasis masalah pada umunya berbentuk suatu proyek untuk diselesaikan oleh sekelompok siswa dengan bekerjasama. 12 Karakteristik yang dikemukakan oleh Tan, bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah: 13 12 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, cet. Ke-1. h.288 13 Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, cet. Ke-1. h. 22 a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran. b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara ill-structured. c. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk multiple perspective. Solusinya menuntut pembelajar menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa bab atau lintasan ilmu dibidang lainnya. d. Masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru. e. Masalah membuat pembelajar merasa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran yang baru. f. Sangat mengutamakan pembelajaran mandiri self directed learning. g. Memanfaatkan sumber yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. Pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting. Pembelajaran kolaboratif, komunikatif dan kooperatif. Pembelajaran bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan peer teaching, dan melakukan presentasi. Menurut karakter tersebut, pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan seperti dibawah ini: 14 a. Keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah Pembelajaran berbasis masalah memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret, tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. Dengan kata lain pembelajaran berbasis masalah melatih kepada peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. 1 Berpikir adalah sebuah proses yang melibatkan operasi-operasi mental, seperti induksi, deduksi, klarifikasi, dan penalaran. 2 Berpikir adalah sebuah proses reprentasi secara simbolis melalui bahasa berbagai objek dan kejadian riil dan menggunakan reprentasi simbolis itu untuk menemukan prinsip-prinsip esensial objek dan kejadian tersebut. 14 Ibid, h. 43 -45.