Uji Homogenitas Pengujian Prasyarat Analisis

Setelah dilakukan perlakuan sampel diujikan dengan posttest, data posttest yang sudah ada dihitung normalitasnya dan homogenitasnya, barulah pada uji hipotesis. Data yang didapat bahwa kedua kelas baik kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, karena memenuhi L hit L tab pada taraf signifikan 95. Selain itu bersifat homogen didapat nilai F hit = 1,44 dan F tab = 1,77, karena memenuhi syarat homogenitas yaitu F hit F tab atau 1,44 1,77 pada taraf signifikan 95, setelah data tersebut bersifat normalitas dan homogenitas, maka data tersebut dapat dilanjutkan pada uji hipotesis dengan uji-t. Data yang diperoleh pada kedua kelas tersebut yaitu t hit = 5,8 dan t tab = 1,38 menunjukan bahwa t hit t tab atau 5,8 1,38. Dengan demikian H o ditolah dan menerima H 1 , bahwa adanya pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen dibanding kelas kontrol dengan menggunakan model Problem Based Learning pada hasil belajar kimia siswa. Peneliti menggunakan model Problem Based Learning pada proses pembelajaran dengan langkah awal, guru dapat mengkondisikan siswa terlebih dahulu, baik memberikan apersepsi pada pembelajaran, motivasi atau membagi kelompok terdiri dari 5 siswa. Setelah itu memberikan masalah pada siswa dengan membagikan Lembar Kerja Siswa pada tiap kelompok, agar dapat didiskusikan dengan yang lain, barulah masalah yang ada pada LKS tersebut dapat dikemukakan jawabannya baik secara lisan, tulisan maupun praktikum sehingga timbulah pertanyaan, saran dan solusi dari kelompok lainya. Dalam proses pembelajaran ini guru hanya sebagai fasilitator dan mediator, hal ini tentunya akan mendorong siswa dalam pembelajaran yang mandiri. Pembelajaran Problem Based Learning ini tidak dirancang untuk membatu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran Problem Based Learning dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan pembelajaran yang otonom dan mandiri. 1 Pembelajaran Problem Based Learning menjadikan siswa terampil dalam memecahkan masalah, siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplor apa yang mereka ketahui dengan informasi-informasi yang sudah mereka cari dan membuktikan melalui praktikum. Hal baru yang didapat siswa secara langsung tentunya akan memberikan kesan dan memebentuk sebuah kesimpulan dari masalah yang diberikan oleh siswa. Tentunya siswa akan lebih tertantang pada pembelajaran seperti ini, karena pembelajaran Problem Based Learning sangatlah erat dengan hal yang relevan pada dunia nyata. Model Problem Based Learning membuat pelajaran lebih bermakna ketika diterapkan ke dunia nyata. Dengan memilih masalah yang melibatkan peserta didik. Biasanya masalah diajukan dan dikembangkan dalam kelas, jika diperlukan siswa dapat membedakan dengan masalah lain sebagai pembanding. Siswa dapat meminta saran dan masukan tentang proses dan prosedur yang akan mereka gunakan untuk memecahkan masalah atau pertanyaan penting. peserta didik menjadi detektif proaktif, peneliti, ilmuwan, atau penemu ketika mereka memainkan peran dalam proses pengambilan keputusan. 2 Dengan menerapkan pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning telah menciptakan pembelajaran yang komunikatif, dimana dalam proses pembelajran siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruk pengetahuannya. Artinya siswa dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar serta berkontribusi dalam membangun pengetahuannya, serta bertanggung jawab terhadap apa yang ia konstruksikan. Guru harus menciptakan suasana yang memberikan kesempatan –kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama menyelesaikan masalah. Dalam kelas siswa dapat bertukar pikiran secara bebas tanpa rasa malu pada teman sekelasnya, dan terbuka bagi siswa untuk 1 Trianto, Model-model pembelajaran Inovatif dan berorientasi Konstruktifistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007, h. 70 2 Carolyn Chapman, Differentiated Assessment Strategies, California: Corwin Press, 2005, h. 142