Karakteristik dan Tujuan Model Berbasis Masalah

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Kelebihan pembelajaran berbasis masalah, adalah 16 : 1 Realistis dengan kehidupan siswa 2 Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa 3 Memupuk sifat inquiri siswa 4 Retensi konsep jadi kuat 5 Memupuk kemampuan problem solving Sebagai suatu pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa kelebihan, seperti 17 : 1 Merupakan tenik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran. 2 Dapat menantang kemampua siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. 3 Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. 4 Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 5 Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 6 Dapat memperilhatkan kepada siswa setiap mata pelajaran matematika, IPA, Sejarah, dan lainya, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. 7 Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. 8 Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan pengetahuan baru. 9 Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. 16 Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Prenada Media Group, 2010, cet. Ke-2. h. 96-97 17 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Pernada Media. 2009, cet. Ke-6 h. 218-219. 10 Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang dibutuhkan dalam pengajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati kelompok kecil dalam pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan sistem manajemen dalam pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan peranan siswa yang aktif Meskipun guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat. Lingkungan belajar menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang ditekankan. b. Kekurangan Disamping kelebihan pembelajaran berbasis masalah memiliki kekurangan, diantaranya 18 : 1 Persiapan pembelajaran yang kompleks 2 Sulitnya mencari problem yang relevan 3 Sering terjadi miss-konsepsi 4 Membutuhkan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan. Kekurangan pembelajaran berbasis masalah lainya, adalah 19 : 1 Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. 2 Membutuhkan cukup waktu untuk mempersiapkan. 3 Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka pelajari. 18 Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Prenada Media Group, 2010, cet. Ke-2. h. 96-97 19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Pernada Media. 2009, cet. Ke-6 h. 218-219.

5. Hakikat Pembelajaran dan Hasil Belajar

a. Pengertian Pembelajaran Kata pembelajaran merupakan terjemah dari kata instruction, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media, seperti bahan – bahan media cetak, program televisi, gambar, audio dan lain sebagainya, sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Hal ini seperti yang diungkapkan Gagne, yang menyatakan bahwa “instruction is a set of event that effect learners in such a way that earning is facilitated”. Oleh karena itu menurut Gagne, mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran, dimana guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. 20 Istilah pembelajaran yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil – hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang peranan yang utama, sehingga dalam setting proses belajar mengajar siswa dituntut beraktivitas secara penuh, bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian, istilah ―mengajar atau pengajaran‖ atau teaching menempatkan guru sebagai pemeran utama dalam memberikan informasi, maka dalam pembelajaran guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, mengatur berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa. 21 Pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dan peserta didik. Kualitas hubungan antara guru dan peserta didik dalam proses 20 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Pernada Media, 2008, cet. Ke-5 h.102 21 Ibid 103 pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh peserta didik dalam mengajar teaching dan peserta didik belajar learning. Hubungan tersebut mempengaruhi kesediaan murid untuk melibatkan diri dalam kegiatan ini. Jadi, bila terjadi hubungan yang positif antara guru dan peserta didik, peserta didik akan berusaha sungguh-sungguh masuk kedalam kegiatan ini. Hal ini terjadi karena selain murid memiliki insting peniruan, juga karena murid memiliki rasa senang yang diperolehnya dari hubungan positif dengan gurunya. Semakin besar keterlibatan murid pada kegiatan ini tentu semakin besar pula kemungkinan murid memahami dan menguasai bahan pelajaran yang disajikan, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain kualitas hubungan antara guru dan peserta didik menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang efektif. 22 Menurut Gagne belajar merupkan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar siswa memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya capability tersebut dari simulasi dengan lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. 23 Kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didisain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. 24 Belajar dan mengajar merupakan dua aktivitas yang berlangsung secara bersamaan, simultan dan memiliki fokus yang difahami bersama. Sebagai suatu aktivitas yang terencana, belajar memilik tujuan yang bersifat 22 Udin Syaefudin dkk, Pembelajaran Terpadu, Bandung: UPI Press 2006, h. 3. 23 Ibid 24 Pupuh Fatuhrrahman, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Refika Aditama, 2007, h. 8.