METODOLOGI PENELITIAN Pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi

Y Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensi atau kepastian yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik Merupakan kemampuan kognitif yang diperoleh dengan memberikan tes uraian subjektif. Dari tabel 3.2 menunjukan definisi konsep dan oprasional dari kedua variabel. Variabel bebas yaitu model Problem Based Learning PBL dan varaibel terikatnya yaitu hasil belajar. Model Problem Based Learning PBL adalah salah satu model yang beradasrkan konstruktivisme, siswa dituntut dapat menyelesaikan masalah, berpikir kritis dan menemukan solusi dengan mengevaluasi masalah yang diberikan. Adapun langkah-langkah model Problem Based Learning PBL biasanya dilakuakn secara berkelompok dengan menggunakan lima tahapan menurut Arends. Pertama, siswa dapat dikondisikan dengan mengorentasikan masalah yang akan dipecahkan secara bersama. Kedua, mengorganisir siswa baik secara kelompok maupun individu dan guru membantu mendefinisikan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa. Ke-tiga, guru membimbing penyelidikan siswa terhadap masalah, disini guru sebagai fasilitator dan moderator. Ke-empat, mengembangkan atau mengeksplor hasil karya siswa berupa ide atau prodak yang sudah didapat baik dengan cara berdiskusi atau mempraktikumkan dan hasil tersebut dipaparkan kepada kelompok atau siswa yang lain. Ke-lima, menganalisis dan mengevaluasi proses, hasil tersebut dipaparkan dengan teman atau kelompok lain hingga adanya sanggahan atau tambahan dari temuan siswa tersebut dan siswapun dapat menyimpulkan hasil diskusinya, sedangkan guru menambahkan kesimpulan yang sudah diberikan oleh anak. Hasil belajar secara konseptual merupakan hasil dari proses belajar mengajar dan berupa Achivment atau penilaian. Pada umumnya hasil belajar dapat dilihat tidak hanya pada nilai pelajaran yang diujikan, tetapi dapat berupa nilai apektif atau aplikasi dari teori dan kognitif. E. Teknik Pengumpulan Data Pada pelaksanaan pengumpulan data, peneliti terlibat langsung, baik dalam mengolah maupun menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Pengumpulan data diambil dengan Test. Test yang digunakan adalah pretest-posttest anak pada proses pembelajaran. Sebelum treatment anak diberikan pretest pada kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui kemampuan awal dari kedu kelas tersebut, sehingga kelas eksperimen dan kontrol pantas atau tidak untuk dijadikan sampel penelitian. Setelah itu diadakannya treatment bagi kelompok eksperimen sedangkan kelompok kontrol dengan konvensional barulah diberi posttest pada kedua kelas tersebut, posttest untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model Problem Based Learning PBL dengan pembelajaran secara konvensional. Data dalam penelitian yang digunakan untuk mengukur adalah keberhasilan belajar siswa secara kognitif. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh penerapan model Problem Based Learning PBL dalam hasil belajar adalah pretest-posttest pada materi yang diberikan. Instrumen berupa soal subjektif yang terdiri dari pemahaman, penerapan, dan analisis. Penilaian terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan content objectives berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara baik, bukan hanya dalam bentuk hafalan. 6 Adapun kisi – kisi instrumen dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen No Indikator Taksonomi Bloom 1 Menjelaskan pengertian laju reaksi C1 C2 C3 C4 C5 C6 2 , 3 1 2 Menghitung laju reaksi dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. 4, 5 6 3 Menjelaskan hubungan antara laju reaksi dengan ordenya 7 8 9 4 Mampu menjelaskan teori tumbukan untuk menjelaskan faktor penentu laju reaksi. 10 11 12 5 Mampu menghitung persamaan laju reaksi dan orde reaksi 13, 14 , 15 6 Menyebutkan manfaat laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari. 18 16, 17 Keterangan :  Dipakai sebagai alat test pretest-posttest Pada tabel 3.3 menunjukan bahwa instrumen yang divalidasi sebanyak 18 soal subjektif, dengan 6 indikator. Setelah diujikan di kelas XII IPA 1 SMAN 1 Sukatani dan dihitung melalui program ANATES maka instrumen tersebut mendapatkan 8 instrumen valid dan invalid 10 instrumen dengan reabilitas 0,54 serta instrumen yang diambil sebagai alat test pretest – posttest pada penelitian sebanyak 6 instrumen. G. Validasi Instrumen Sebelum menentukan valid dan reliabel tidaknya suatu butir soal, terlebih dahulu dilakukan pengukuran tingkat kesukaran, daya beda, vaiditas dan reabilitas instrumen yang diujikan. 6 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, UIN Jakarta Press: Jakarta, 2006, h. 14. 1. Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupkan proposri atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti test. 7 Rumus tingkat kesukaran: P = BN Keterangan: P = Proporsi indeks kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab benar N = Jumlah peserta test 2. Daya beda Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok-kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai. 8 Rumus daya beda: D = Ba-Bb 0,5 N Keterangan : Ba = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas Bb = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah N = Jumlah peserta tes 3. Validitas dan reabilitas instrumen a Validitas dan reabilitas butir untuk skor kontinum soal uraian Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. 9 r it = 2 2 xt xi xixt    7 Ibid, h. 103. 8 Ibid, h. 104. 9 Ibid, h. 105-108. Keterangan : r it = koofisien korelasi antara skor butir dengan skor total ax i 2 = jumlah kuadrat devisi skor dari x i 2 ax t 2 = jumlah kuadrat deviasi skor dari x t 2 ax i x t = jumlah deviasi skor dari x i x t Reabilitas rely + ability = reability bermakna: keterpercayaan, keajegan, kestabilan atau konsisten. Sejauh ini dapat diartikan hasil suatu pengukuran yang dapat dipercaya. Rumus reabilitas : r ii =          2 2 1 1 St Si k k Keterangan : r ii = koefisien reabilitas tes k = jumlah butir S i 2 = varians skor butir S t 2 = varians skor total b Validasi dan reabilitas butir skor dikotomi soal objektif Rumus validasi 10 : r bis i = qi pi St t X i X  Keterangan : r bis i = koefisien biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total X i = rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i S t = standar deviasi skor total semu responden p i = proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i q i = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i Rumus reabilitas : r ii =        2 1 1 St piqi k k 10 Ibid, h. 109-113. Keterangan : r ii = koefisien reliabilitas tes k = jumlah butir p i q i = varians skor butir p i = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i q i = proporsi jawaban salah untuk butir i S t 2 = varaians skor total H. Teknik Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji normalitas data Uji normalitas secara parametrik dengan menggunakan penaksiran rata- rata dan simpangan baku. Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lielifors dengan taraf signifikan α = 0.05 Pengujian normalitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 11 1 Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar Tentukan nilai dengan: Z i = skor baku X = nilai rata-rata X i = skor rata-rata S = simpangan baku 2 Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z i berdasarkan tabel Z i dan sebut dengan FZ i dengan aturan: Jika Z i 0, maka FZ i = 0.05 + nilai tabel Jika Z i 0, maka FZ i = 1- 0.5 + nilai tabel 11 Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2005, cet. Ke-6. h. 466. S X X i i Z   3 Hitung proporsi Z 1, Z 2,….., Z n yang lebih kecil atau sama dengan Z i , maka proporsi ini dinyatakan oleh SZ i , maka: SZ i =banyaknya Z 1 , Z 2 , ….Z n yang ≤ Z i dibagi n 4 Hitung selisih FZ i – SZ i , kemudian tentukan harga mutlaknya. 5 Ambil nilai terbesar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini dinamakan L o . 6 Memberikan interpretasi, L o dengan membandingkan dengan L t . L t adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji lielifors. 7 Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L o dan L t , yang telah didapat. Apabila L o L t , maka sampel berasal dari distribusi normal. b. Uji homogenitas Untuk menentukan rumus t-test, maka harus menemukan kehomogenan sampel tersebut dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Fischer, yaitu dengan menguji varians dari kedua sampel homogen atau tidak, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 12 1 Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok. 2 Tentukan F hitung dengan F hitung = terkecil terbesar Varians Varians 3 Tentukan taraf nyata yang digunakan. 4 Tentukan db pembilang varians terbesar dan db penyebut varians terkecil. 5 Tentukan kriteria pengujian Jika F hitung ≤ F tabel , maka H o diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen. Jika F hitung F tabel , maka H o ditolak, yang berarti varains kedua populasi tidak homogen. 12 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009, cet. Ke-4. h. 140.     2 1 1 2 1 2 2 1 1      n n v n v n 2 1 1 1 2 1 n n dsg X X t    2. Pengujian hipotesis Bila jumlah anggota sampel n 1 = n 2 dan varians homogen, maka dapat digunakan rumus t-test Polled Varians. Jika yang digunakan derajat kebebasannya dk yang digunakan sebesar n 1 + n 2 – 2 pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan rumus sebagai berikut: 13 dengan dsg = Keterangan:  1 X rata-rata data kelompok eksperimen  2 X rata-rata data kelompok kontrol dsg = nilai deviasi standar gabungan n 1 = banyaknya data kelompok eksperimen n 2 = banyaknya data kelompok kontrol v 1 = varians data kelompok eksperimen v 2 = varians data kelompok kontrol. I. Hipotesis Statistik Pengujian penelitian ini, merupakan pengujian hipotesis komparatif. Uji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Hal ini juga dapat menguji kemampuan generalisasi signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel atau lebih. Bila H o atau H 1 dalam pengujian diterima, berarti nilai perbandingan dua sampel atau lebih tersebut dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi, dimana sampel-sampel yang diambil berada pada taraf kesalahan tertentu. Rumusan hipotesis komparasi satu pihak dapat dilihat, di bawah ini: 14 13 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009, cet. Ke-4. h. 138. 14 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009, cet. Ke-4. h.117 – 121 . H o : µ 1 µ 2 H 1 : µ 1 µ 2 H o : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model Problem Based Learning PBL terhadap hasil belajar kimia pada konsep Laju Reaksi. H 1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model Problem Based Learning PBL terhadap hasil belajar kimia pada konsep Laju Reaksi. Dengan: µ 1 = rata-rata nilai hasil belajar kimia siswa menggunakan model Problem Based Learning PBL dalam pembelajaran. µ 2 = rata-rata nilai hasil belajar kimia siswa tanpa menggunakan model Problem Based Learning PBL dalam pembelajaran. 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini adalah hasil data pretest dan posttest dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum menerapakan pembelajaran model Problem Based Learning PBL, kedua kelas masing-masing diberikan pretest . Pretest ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan awal peserta didik mengenai kosep Laju Reaksi. Setelah masing-masing kelas melakukan proses belajar dengan perlakuan yang berbeda, setelah itu pada masing-masing kelas dilakukan posttest yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar peserta didik.

A. Hasil penelitian

1. Perbandingan hasil pretest siswa kelas eksperimen dan kontrol

Sebelum melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen XI IPA 4 dan kelas kontrol XI IPA 5 dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Perbandingan hasil pretest kelas eksperimen dan kontrol Data Kelas eksperimen Kelas kontrol Nilai maksimum 38 50 Nilai minimum 12 3 Mean 22,25 18,5 Median 21 17,7 Modus 17,9 19,1 Rentang kelas R 26 47 Interval I 4 8 Standar Deviasi SD 6,6 11 Berdasarkan tabel 4.1 dari pretest diketahui nilai rata-rata 22,25 untuk kelas eksperimen XI IPA 4 dan nilai rata-rata 18,5 untuk kelas kontrol XI IPA 5, masing-masing memiliki standar deviasi 6,6 untuk kelas eksperimen dan 11 untuk kelas kontrol, median 21 untuk kelas eksperimen dan 17,7 untuk kelas kontrol, sedangkan modus 17,9 untuk kelas eksperimen dan 19,1 untuk kelas kontrol. Distribusi frekuensi biasanya dipakai sebagai data persiapan untuk uji selanjutnya. Adapun data distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Nilai pretest siswa kelas eksperimen dan kontrol No Interval kelas eksperimen Frekuensi Interval kelas kontrol Frekuensi Absolute Relative Absolute Relative 1 12 – 15 5 15,625 3 – 10 9 28,125 2 16 – 19 8 25 11 – 18 8 25 3 20 – 23 6 18,75 19 – 26 10 31,25 4 24 – 27 7 21,875 27 – 34 2 6,25 5 28 – 31 2 6,25 35 – 42 1 3,125 6 32 – 35 3 9,375 43 – 50 2 6,25 7 36 – 39 1 3,125 - - - Jumlah 32 100 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen interval kelas yang banyak diperoleh siswa yaitu pada skor 16 – 19 dan kelas kontrol pada skor 19 – 26, sedangkan interval pada skor 36 – 39 adalah frekuensi terendah pada kelas eksperimen, dan kelas kontrol pada interval 3 – 10. Dapat dilihat pada lampiran 8.

2. Perbandingan hasil posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol

Setelah melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen XI IPA 4 dan kelas kontrol XI IPA 5 dilakukan posttest untuk mengetahui kemampuan setelah dilakukannya perlakuan dari kedua kelas. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Perbandingan hasil posttest kelas eksperimen dan kontrol Data Kelas eksperimen Kelas kontrol Nilai maksimum 97 60 Nilai minimum 22 20 Mean 61,25 36,125 Median 63,7 33,5 Modus 64,7 30 Rentang kelas R 75 40 Interval I 12 7 Standar Deviasi SD 14,4 10 Berdasarkan tabel 4.3 dari posttest diketahui nilai rata-rata 61,25 untuk kelas eksperimen XI IPA 4 dan nilai rata-rata 36,125 untuk kelas kontrol XI IPA 5, masing-masing memiliki standar deviasi 14,4 untuk kelas eksperimen dan 10 untuk kelas kontrol, median 63,7 untuk kelas eksperimen dan 33,5 untuk kelas kontrol, sedangkan modus 64,7 untuk kelas eksperimen dan 30 untuk kelas kontrol. Distribusi frekuensi biasanya dipakai sebagai data persiapan untuk uji selanjutnya. Adapun data distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol No Interval kelas eksperimen Frekuensi Interval kelas kontrol Frekuensi Absolute Relative Absolute Relative 1 22 – 33 1 3,125 20 – 26 5 15,625 2 34 – 45 3 9,375 27 – 33 11 34,375 3 46 – 57 7 21,875 34 – 40 5 15,625 4 58 – 69 14 43,75 41 – 47 7 21,875 5 70 – 81 5 15,625 48 – 54 2 6,25 6 82 – 93 1 3,125 55 – 61 2 6,25 7 94 – 100 1 3,125 - - - Jumlah 32 100 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen interval kelas yang banyak diperoleh siswa yaitu pada skor 58 – 69 dan kelas kontrol pada skor 27 – 33, sedangkan interval pada skor 22 – 3 adalah frekuensi terendah pada kelas eksperimen, dan kelas kontrol pada interval 20 – 26. Dapat dilihat pada lampiran 14.

B. Pengujian Prasyarat Pengambilan Sampel

Berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya, pada pengujian prasyarat sampel ini membutuhkan data pretest dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 22,25 dan kelas kontrol 18,5. Pretest diujiakan pada kelas eksperimen dan kontrol sebelum dilakukan perlakuan. Untuk melakukan uji prasyarat sampel maka, data tersebut harus dihitung, normalitas dan homogenitas, setelah keduanya dihitung dapat dilanjutkan pada uji parametrik atau nonparametrik.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal bila memenuhi L hit L tab dengan derajat kebebasan masing-masing kelas eksperimen dan kontrol sebesar 32 pada taraf signifikan 95. a Uji normalitas pretest kelas eksperimen Hasil uji normalitas pretset kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Data Uji Normalitas Pretest pada kelas eksperimen Keterangan Test N L hit L tab Kesimpulan data Kelompok eksperimen Pretest 32 0,1449 0,1560 Berdistribusi normal Dari tabel 4.5 diketahui L hit = 0,1449 sedangkan L tab = 0,1560 pada taraf signifikan 95 dengan derajat kebebasan 32, dengan ketentuan L hit L tab atau 0,1449 0,1560 maka dapat disimpulkan bahwa kelas tersebut berdistribusi normal. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10. b Uji normalitas pretest kelas kontrol Hasil uji normalitas pretest kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: